34 : Mencurigakan

257 31 12
                                    

Ada masa di mana kamu akan dihadapkan dua pilihan beda arah.

Yakni menyerah, atau terus melanjutkan langkah.

"Bibir kamu belepotan, Saga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bibir kamu belepotan, Saga." Tanpa sungkan, tangan Ily terangkat mengusap lembut ujung bibir Saga. Cowok itu membeku sejenak, hingga akhirnya memilih memusatkan seluruh atensinya pada wajah cantik Ily.

"Kayak anak SD aja kamu, cemong gini," gumam Ily. Saga memejamkan mata tatkala napas segar Ily menembus masuk ke dalam indra penciumannya.

"Es krimnya seenak itu, ya?" Ily terkekeh pelan lalu membentang sedikit jarak di antara mereka. Gadis itu kembali memakan es krim stroberi miliknya dan melanjutkan kembali menonton kartun Spongebob Squarepants di televisi.

"Hm." Saga berdeham singkat. Mengusap wajahnya pelan. "Tadi pulang sama Jeno?"

"Iya. Kok tau?"

"Dia pap."

Ily tersenyum kecil. "Jeje suka gitu, ya? Nge-pap ke kamu. Kalian ternyata sedekat itu."

Saga mendatarkan rautnya. Tidak membeberkan fakta bahwa Jeno hanya akan mengirim pap jika itu perihal Ily.

"Btw, es krim yang kamu makan itu rekomendasi dari Jeno, loh," celetuk Ily. Sontak pergerakan Saga terhenti, cowok itu menatap es krim di tangannya dengan tajam.

"Dia yang pilihin ini?"

"Iya. Enak 'kan?"

"Biasa aja," jawab Saga cuek.

"Ah, masa?"

Saga menatap Ily datar. "Mau coba?"

"Boleh?"

"Hm."

Ily menggeleng kecil. "Enggak ah. Barusan kamu bilang biasa aja."

"Enggak. Enak."

Gadis itu mengernyit heran. Tak ayal membuka mulut ketika Saga menyodorkan es krim matcha-nya.

Manakala bibir Ily menyentuh es krimnya, jantung Saga berdetak kencang. Tak bisa dipungkiri, ada sebuah desiran aneh di darahnya. Untungnya, Saga berhasil mengendalikan diri dengan tetap memasang wajah datar.

"Iya, enak. Aku kira bakal rasa rumput. Ternyata enggak." Ily terkekeh ringkas. Gadis itu menjilat bibir bawahnya yang sedikit belepotan. Hal itu membuat Saga semakin diam tak berkutik.

"Eh, ada Non Jinny. Masuk aja, ya. Den Saga sama Ily udah di dalam."

Sayup-sayup mereka mendengar suara salah satu ART dari luar. Lalu tak lama kemudian, seorang gadis dengan tinggi semampai masuk sambil membawa beberapa buku pelajaran.

"Saga, ayo kerjain sekarang," ujar Jinny begitu duduk di sofa seberang. Gadis itu melemparkan senyum kecil kepada Ily yang dibalas dengan senyuman serupa.

ILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang