09 : Ulah Gena

2.2K 171 84
                                    

Karena hidup itu bukan tentang seandainya, melainkan semestinya.

|I L Y|

"ILY!"

Merasa namanya dipanggil, Ily langsung menoleh pada Gena yang sedang berlari kecil menghampirinya. Yap, cowok itu yang baru saja meneriaki namanya dengan lantang dari depan kelas sana.

"Apa, Ge?"

Diusaknya rambut Ily dengan gemas, sudut bibir Gena perlahan tertarik dengan sendirinya.

"Main kuy! Lo kan udah janji sama gue," seru Gena dan dibalas anggukan pasrah oleh Ily.

"Yaudah ay-"

"Makan." Suara bariton terdengar membuat atensi Ily dan Gena langsung terpusat padanya, Kisaga Aldibara. Ya, cowok itu baru saja balik dari kantin.

Diam-diam Ily menghembuskan nafas lega lalu ia kembali menoleh ke arah Gena. "Aku makan dulu ya, nanti maag aku kambuh." Ily menunjukkan sedikit senyumnya, berharap Gena mengerti.

"Lo punya riwayat maag?" Gena bertanya dengan gesture yang dilebih-lebihkan.

"Iya, Ge." Ily membalas seadanya.

Tak mau berdiri lebih lama lagi, Saga langsung menarik lengan Ily untuk duduk di sebelah bangkunya. Saga membiarkan Ily memakan nasi goreng ayam dan es teh manis yang baru saja ia belikan tadi.

"Saga mau?" tawar Ily. Ia mengambil sesendok nasi lalu menyodorkannya pada Saga. Dan entah mengapa, cowok itu tidak menolak, ia langsung menyantap suapan yang disodorkan Ily tanpa banyak bicara. Alhasil, bukan hanya Ily yang makan, tapi Saga juga.

"Kalian pacaran ya?" Itu suara Amy. Tatapannya menelisik seolah meminta penjelasan.

Ily tersenyum canggung lalu ia meminum es tehnya. Sedangkan Saga hanya diam dan mengambil alih sendok dari tangan Ily.

"Enggak, iya kan, Saga?" Ily menoleh pada Saga yang masih diam.

"Hm." Saga berdeham pelan mengiyakan.

Amy manggut-manggut mengerti. "Lo berdua kayak orang pacaran. Suap-suapan gitu," ujar Amy lalu ia berlalu begitu saja dan menghilang dari netra Ily.

Sembari geleng-geleng, Ily kembali membagikan pandangannya pada Saga yang masih bungkam.

"Amy ngaco banget ya, Saga." Ily terkekeh, ia menyangga dagunya dengan tangan. Sedangkan matanya masih terfokus pada Saga yang tampak sibuk menghabiskan makanan.

Pergerakan Saga terhenti, cowok itu meletakkan sendok di atas piring lalu ia memalingkan pandangannya ke arah jendela. Entah salah atau tidak, Ily bisa melihat perubahan pada wajah Saga. Tapi Ily menganggapnya sebagai sebuah kebetulan belaka yang tak perlu dirisaukan.

Tak lama kemudian, Saga menoleh kemudian ia mengangguk kecil. Ily tersenyum hangat lalu ia bersandar di bahu Saga sambil memainkan ponselnya. Sedangkan Saga hanya diam seolah-olah tak mau membuat Ily terganggu akibat pergerakannya.

"Saga, kamu punya instagram?" Ily bertanya namun matanya masih fokus pada monitor ponselnya yang menampilkan fitur pencarian.

"Punya," singkat Saga.

"Namanya apa?" 

"Kisaga_aldbr." Saga mengeja username instagramnya. Setelah ketemu, Ily langsung mengikuti akun Saga.

"Nanti follback ya, Saga," ucap Ily dan dibalas anggukan oleh Saga.

Ily masih berada di akun Saga. Ia tampak melihat-lihat postingan yang Saga bagikan. Tidak ada foto Saga, hanya ada dua foto pemandangan yang Ily yakini diambil oleh Saga sendiri. Dan anehnya lagi, foto itu mendapatkan banyak like dan komentar.

ILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang