Eksistensimu itu bersifat fana.
Tak kekal.
Ily merebahkan dirinya di atas kasur dalam satu tarikan nafas panjang. Perlahan sudut bibirnya tertarik ke atas mengingat kejadian di taman belakang rumah Saga tadi.
Flashback on.
"Mau jadi temen gue?"
Ily terperangah tak percaya setelah Saga mengatakannya. Ditatapnya mata setajam silet itu setelah mengumpulkan keberanian yang hanya sebongkah kerikil.
Perlahan, senyum Ily terulas seiring dengan alisnya yang mengernyit heran. "Kamu ngomong apa? Kita kan udah temenan," tanggap Ily, agak canggung sebenarnya.
Saga membalas senyum Ily. Sumpah demi apa pun, ini adalah senyum perdana Saga yang Ily saksikan. Ah, tak bisa Ily pungkiri bahwa Saga benar-benar tampan saat tersenyum.
"Hadap belakang." Suara berat Saga kembali terdengar. Ily mengangguk menuruti lalu ia duduk membelakangi Saga.
Saga tersenyum tipis. "Udah lama gue gak kepang rambut orang," ujar Saga, Ily masih diam tak bergeming.
Saga memposisikan wajahnya di sebelah wajah Ily yang nampak kaku terlihat. "Gue boleh kepang rambut lo?" Saga meminta izin, sedangkan Ily langsung membalasnya dengan sebuah anggukan kaku.
Saga menarik kembali wajahnya dari sebelah wajah Ily. Perlahan jari-jarinya menyisir rambut halus Ily yang tergerai indah hingga sepinggang. Tangan Saga mulai mengepang rambut Ily dengan rapi. Sementara itu, Ily masih diam di tempatnya.
"Om Rei nyuruh gue buat barengan terus sama lo," ucap Saga pelan.
Sambil meringis, Ily mengeluarkan tawa canggungnya. "Jangan dengerin kata Papa, Saga. Papa hanya bercanda," balas Ily.
"Gue gak masalah," ujar Saga. Ily dibuat terdiam setelah mendengarnya.
"Kapan Papa bilang kayak gitu ke kamu?" Ily bertanya setelah sekian lama terdiam.
"Udah lama, bahkan sebelum lo pindah," jawab Saga seadanya.
"Jangan Saga, aku pasti ngerepotin kamu kalo kamu harus berangkat-pulang terus sama aku," ucap Ily tak enak hati.
Saga menggeleng tanpa sepengetahuan Ily. "Gue seneng kalo sama lo." Pengakuan dari Saga itu membuat Ily terkejut luar biasa.
"Lo bikin gue merasa hidup," lanjut Saga membuat senyum Ily mengerutkan kening samar.
Setelah Saga selesai mengepang rambut Ily, Ily kembali memosisikan duduknya menghadap depan seperti sedia kala.
"Saga," panggil Ily.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY
Teen FictionIly adalah gadis cantik berwatak lembut yang tiba-tiba saja mendapatkan titah dari sang ayah untuk pindah rumah dan sekolah. Diawali perjumpaannya dengan teman-teman kelas yang absurd, membuat Ily akhirnya sadar jika hidup tidak selalu monoton. Aw...