𝐒𝐨𝐬𝐨𝐤𝐦𝐮 𝐤𝐮𝐩𝐚𝐧𝐝𝐚𝐧𝐠𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐨𝐫𝐨𝐭 𝐭𝐞𝐝𝐮𝐡, 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐜𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐢𝐫𝐮𝐤 𝐩𝐢𝐤𝐮𝐤 𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐩𝐞𝐥𝐮𝐡.
𝐋𝐚𝐦𝐛𝐚𝐢𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐢, 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐰𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐡.
𝐒𝐞𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐦𝐮𝐥𝐮𝐭𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐝𝐮𝐡, 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐫𝐮 𝐧𝐚𝐦𝐚𝐦𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐥𝐞𝐩𝐚𝐬 𝐫𝐢𝐧𝐝𝐮.
𝐏𝐚𝐝𝐚 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐮𝐭𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐛𝐮𝐧𝐭𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐞𝐛𝐚𝐤-𝐤𝐮 𝐡𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐦𝐚𝐭𝐢 𝐦𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡.
| 𝕀 𝕃 𝕐 |
Hening.
Bisu mengambil alih kuasa. Ketiga insan itu tak ada niat untuk memulai bicara. Menciptakan suasana canggung yang turut menghiasi atmosfer sekitarnya.
Tatapan tajam Saga berikan, pada lelaki bertubuh tegap yang baru saja datang.
Nathan.
Cowok itu memandang keduanya dengan raut tenang. Tak sedikitpun gemetar walaupun aura intimidasi kerap menguar.
"Kenapa?" Jeno angkat suara, membuat Nathan menaruh seluruh atensi padanya.
"Mana Ily?" Mata Nathan berpendar, mencoba mencari sosok gadis bertubuh mungil itu dengan sorot tajamnya.
Saga mendecak, lantas Nathan melirik dengan tidak minat. "Kenapa?" Saga mengulangi pertanyaan Jeno. Nadanya menuntut Nathan untuk segera menjawab.
"Bukan urusan kalian," tanggap Nathan. Senyumnya terukir mengingat percakapan dua lelaki ini.
"Siapa yang berbeda?" tanya Nathan santai.
Kini giliran Jeno yang berdecak. "Bukan urusan lo," sungutnya.
Nathan mengangguk saja, merasa tak curiga. Biar bagaimanapun ini privasi keduanya, ia tak boleh ikut campur.
Ceklek!
"Loh? Nathan?" Raut kaget tak bisa Ily sembunyikan, melihat kehadiran Nathan yang tak pernah ia duga sebelumnya.
Kuasanya meletakkan bubur di atas nakas, lalu mendudukkan diri di brankar sebelah Jeno yang masih kosong.
Nathan belum menjawab, membiarkan Ily tenang terlebih dahulu sebelum kembali dibuat kaget sekaget-kagetnya.
"Hm, kenapa?" Ily mengulangi pertanyaannya. Membuat Nathan mengangguk pelan dan langsung menjawab.
"Lo disuruh Bu Siska jadi mayoret."
Shock.
Itu yang Ily rasakan. Bahkan Saga dan Jeno juga sama kagetnya. Keberadaan Nathan yang tidak jelas tadi seakan memperjelas tujuannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY
Teen FictionIly adalah gadis cantik berwatak lembut yang tiba-tiba saja mendapatkan titah dari sang ayah untuk pindah rumah dan sekolah. Diawali perjumpaannya dengan teman-teman kelas yang absurd, membuat Ily akhirnya sadar jika hidup tidak selalu monoton. Aw...