32 : Foto

160 28 4
                                    

Jangan menilai sesuatu sebelah mata. Kamu akan menyesal.

"Saga, boleh geser buku lo sedikit? Gue belum dapet soalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saga, boleh geser buku lo sedikit? Gue belum dapet soalnya."

Meski Saga tidak membalas, tapi pemuda itu langsung menggeserkan bukunya ke meja samping. Karena masih kesusahan membaca, alhasil gadis itu menarik kursinya agak merapat pada Saga. Membuat bahu mereka sedikit bersentuhan.

"Thanks, Saga," ujarnya sambil tersenyum manis.

Jinny Mel Agatha. Anak baru pindahan dari Arwana. Gadis itu kini satu bangku dengan Saga. Ceritanya cukup panjang. Secara ringkas, Jinny meminta duduk di sebelah Saga dengan alasan karena ia sudah mengenal Saga sejak lama. Gena selaku teman sebangku Saga awalnya tidak setuju, namun ia tak bisa berkilah sebab Kanjeng sudah menurunkan titahnya.

"Saga, nanti temenin gue keliling sekolah, ya," pinta Jinny dengan suara pelan. Matanya melirik Saga sesekali mengamati penjelasan Kanjeng di depan sana.

"Gak," jawab Saga singkat.

"Gue gak butuh persetujuan lo tuh."

"Lo bukan siapa-siapa di sini." Saga berkata dengan tenang. Ia bahkan tak repot-repot memelankan suaranya hingga Kanjeng di depan sana bisa mendengar jelas.

"Saga, ada yang ingin ditanyakan?" Kanjeng menjeda penjelasannya sejenak.

Saga mengangguk ringan. "Saya mau pindah tempat duduk."

"Itu bukan pertanyaan, Saga."

"Apa saya boleh pindah tempat duduk?"

Kanjeng mengulas senyum tipis. "Jawaban saya adalah tidak. Oke semuanya, kembali perhatikan penjelasan saya!"

Saga memasang raut dingin. Ia tak berbicara lagi dan hanya menatap lekat punggung ringkih Ily.

"Saga, pulang nanti gue boleh bareng lo?"

Pemuda itu mengetatkan rahang mendengar pertanyaan dari oknum di sebelahnya. Dirinya terlalu malas berbicara, alhasil ia hanya diam tidak memberi jawaban.

"Gue anggap diam lo sebagai iya."

Saga menoleh dengan ekspresi yang masih belum berubah--dingin. "Gue sama Ily," balasnya gamblang.

Jinny mengulas senyuman tipis. "Jadi namanya Ily, ya?"

Saga tidak mau repot-repot berbicara lagi. Ia hanya memerhatikan Jeno yang dengan sengaja meletakkan tangannya di kepala kursi Ily. Karena kebetulan Ily juga sedang bersandar, otomatis Jeno seperti sedang merangkul Ily dari belakang.

"Habis ini mau makan apa?" tanya Jeno pada Ily. Karena duduk tepat di belakang bangku mereka, Saga tentu bisa mencuri dengar dengan mudah.

"Mau sup pangsit. Btw, aku denger katanya stand Bu Dewi sama stand Pak Mansur bakal collab, ya?" Ily merapat sedikit, agar bisikannya sampai di indra pendengaran Jeno.

ILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang