TS - Part 2

1.6K 432 93
                                    

Tujuh bulan lalu.

Antara hidup dan mati.

Di ruang Instalasi Gawat Darurat, itulah setidaknya ingatan yang dimiliki oleh Kiara.

Sebelum dia dan ibu ditabrak mobil. Semua berlangsung begitu cepat dan dia tidak tahu lagi kejadiannya.

Yang Kiara ingat, dia membonceng motor ibu, menemani mengantar pesanan frozen food ke beberapa tempat.

Langit gelap, jalanan yang dilalui licin karena gerimis dan penerangan jalan kurang.

Berjualan makanan beku adalah pekerjaan yang sudah bertahun-tahun ditekuni ibu. Dari mulai menjadi penjual tangan ketiga, sampai menjadi reseller tangan pertama.

Rumah petak yang mereka tinggali berdua, sedikit demi sedikit mulai dipugar. Semua karena ibu pintar berhemat dan menabung.

Setidaknya rumah mereka tidak bocor dan lebih kokoh dari sebelumnya. Itu juga salah satu usaha ibu mengurangi cibiran tetangga, karena status ibu.

Kiara sudah kenyang dengan cemoohan anak-anak tetangga seusianya. Sejak berseragam putih merah, hingga seragam putih abu sampai sekarang.

Kadang dia heran, bagaimana cara orangtua teman-temannya mendidik. Ketika sebutan "anak haram" masih terlontar kepada dirinya. Juga sebutan wanita panggilan dan sebutan tidak senonoh lain yang melekat pada ibunya.

Ibu mungkin pernah memiliki kesalahan di masa lalu. Karena itu, ibu tidak ingin Kiara mengulangi kesalahan yang sama.

Kiara sekolah SD di pagi hari dan ikut pengajian sore hari di masjid dekat rumah. Dia sudah lancar membaca Al-Qur'an sejak kelas tiga SD dan saat itu ibu membelikan hadiah mukena baru untuknya.

Ibu tidak pernah bercerita siapa ayah kandung Kiara dan dia pun tidak ingin bertanya. Apapun itu yang membuat ibunya bersedih, dia tidak mau melibatkan diri lebih jauh.

Hanya ada selembar foto yang sudah memudar, itu pun tidak sengaja Kiara temukan saat membersihkan meja rias Ibu.

Foto seperti acara kelulusan SMA. Ibu menandai seorang laki-laki dengan gambar love. Juga menandai foto ibu dan foto seorang perempuan lain yang berkerudung.

Kiara tidak berani menduga-duga. Dia ingin ibu kelak bercerita sendiri kepadanya.

Suara hiruk pikuk pasien di IGD, kembali menyadarkan Kiara dimana kini dia berada.

"Korban tabrak lari, Dok. Ibu dan anak. Polisi yang tadi mengantar kesini."

Suara-suara terdengar dari wajah asing berseragam biru. Pasti mereka dokter atau perawat yang sedang bertugas.

Air mata Kiara tumpah saat menoleh ke arah tempat tidur di sebelahnya. Tirai terbuka separuh, menampakkan wajah ibu.

Beberapa perawat tengah membersihkan darah di wajah ibu. Sepertinya dia dan ibu mengalami kecelakaan yang cukup parah.

"Dok, pasien berhenti napas, tidak ada nadi. RJP."

Kiara pernah mendengar istilah RJP.
Itu adalah Resusitasi Jantung Paru. Tindakan yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang.

Semua perhatian teralih kepada seseorang.

Seseorang itu adalah...

Ibu.

Semua seperti berputar tidak pada tempatnya, di pikiran Kiara. Air matanya tidak bisa berhenti berlinang.

Dia menyaksikan detik-detik tim medis di RS berusaha menyelamatkan nyawa ibu.

THE SECRETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang