TS - Part 18

1.2K 387 166
                                    

Adakah yang masih menanti cerita ini?

Tekan Votes ⭐⭐⭐ dulu ya, sebelum membaca.

Terima kasih. 😊

-----

"Tidak ada kata nanti atau tapi,
Untuk memulai sesuatu yang baik,

Karena yang baik adalah
mengikuti petunjuk Allah,
bukan menuruti selera manusia."

----

Taman Raudhoh

Angin berhembus kencang, menerpa kerudung milik Rania yang tersembunyi di balik jaket. Jaket yang dipinjamkan Bang Fariz dan sudah sempat dia cuci. Tapi belum sempat dia kembalikan.

Rania duduk tidak jauh dari Kiara. Mereka berdua sedang berada di taman Raudhoh, salah satu tempat istimewa di halaman belakang RS Husada Medika. Dekat gedung Rehabilitasi Medik.

Lebih dari satu pekan Kiara dirawat di RS. Karena merasa bosan berada di kamar terus, sore ini Kia minta jalan-jalan ke taman. Fariz sebagai dokter yang bertanggung jawab merawat, akhirnya memperbolehkan.

Taman Raudhah, demikian dr Amru pemilik RS memberi nama tempat ini. Beliau sengaja meminta petugas kebersihan taman ikut mengurus dan menanam rumput golf jenis bent grass.

Taman ini rutin digunakan acara pengajian bulanan untuk karyawan. Puluhan tikar digelar untuk duduk dan mendengarkan tausiah dari Ustadz.

Berkumpulnya banyak orang-orang shalih dalam sebuah majlis ilmu, bagaikan sedang bertemu di taman surga.

Kata Raudhah juga mengingatkan pada Raudhatul jannah atau taman surga, tempat yang berada di antara rumah Rasulullah dan mimbar di masjid Nabawi.

Dahulu, Rasulullah sering duduk membacakan wahyu dan mengajarkannya kepada para sahabat.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

"Antara rumahku dan mimbarku adalah raudhah (taman) dari taman-taman surga dan mimbarku berada pada telagaku (telaga kautsar)."

Suasana taman di sore hari, menjadi pemandangan yang menyejukkan mata Rania. Di tempat ini, dia dan Fariz bertemu dalam satu majlis ilmu.

Hanya saat momen pengajian saja, karena selebihnya Rania lebih suka menghindar agar tidak sering bertatap muka.

Tapi tetap saja bekerja di satu atap yang sama, tidak mungkin kalau tidak berjumpa. Keduanya seperti tidak lelah bermain petak umpet.

Sampai akhirnya selama satu pekan ini, mengubah segalanya. Sejak Kiara dirawat, mau tidak mau Rania jadi bertemu Fariz setiap hari. Karena Fariz menjadi dokter utama yang merawat Kiara.

Mereka banyak berdiskusi mengenai perkembangan kondisi dan juga terapi yang diberikan untuk Kia. Selama Kia sakit, Rania khusus mengambil cuti agar bisa menemani di RS.

Kiara, gadis yang sedari tadi diperhatikan Rania, sedang duduk bersandar di kursi yang terbuat dari semen. Hangat sinar matahari siang tadi, masih terasa di bangku yang mereka duduki.

Kiara tampak bahagia dengan dunianya. Rania baru tahu kalau menulis jadi bagian self healing untuk Kia. Sejak Kia usia kelas 6 SD, gadis itu biasa menulis curahan hatinya di buku harian.

"Hai. Assalaamu'alaikum."

Suara bariton yang akrab di telinga Rania, mengganggu fokusnya terhadap Kia.

"Wa'alaikumsalam." Rania menjawab lirih.

"Kamu tahu apa yang sedang Kia tulis, Ran?" Fariz bertanya.

THE SECRETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang