TS - Part 10

1.3K 375 147
                                    

"Tidak ada yang tertukar,
Setiap kebaikan akan kembali
ke pembuat kebaikan,

Begitu pula sebaliknya,
Setiap keburukan akan kembali,
ke pelaku keburukan."

-----

City Light Restaurant.

Parking area. 2 p.m

Fariz keluar dari resto dan memutuskan tidak pergi lebih dulu. Ia menunggu Rania keluar dari tempat parkir, memastikan wanita itu masih bisa menjaga kestabilan emosinya.

Kalau Fariz tidak ada, mungkin saja Rania akan berteriak memaki seorang Darmawan Bratajaya. Bukan tidak mungkin dua bodyguard pria tua itu akan melakukan hal yang tidak menyenangkan. Seperti memukul mungkin, wanita kesayangannya.

Bekerja di RS yang sama, kebiasaan Fariz tak banyak berubah. Tumbuh bersama sejak kecil, ia terbiasa memastikan Rania hidup nyaman, aman dan bahagia.

Sebenarnya, ada satu rahasia Fariz yang Rania tidak tahu. Bahkan orangtua mereka juga tidak tahu.

Jauh hari sebelum Rania mengalami menstruasi pertama dan akil baligh, Fariz tidak sengaja melihat akte kelahiran adiknya di lemari kaca.

Ia sedang mencari akte kelahirannya dan kartu keluarga untuk difotokopi. Sebagai salah satu persyaratan mendaftar SMP. Sejak hari itu perasaannya ke Rania, mulai berubah. Bukan lagi perasaan seorang kakak terhadap adiknya.

Ia mulai takut Rania akan pergi meninggalkan keluarga mereka, setelah tahu kenyataan sebenarnya. Farizlah yang selama ini mengajarkan Rania menjadi wanita kuat dan tidak mudah termakan bujuk rayu laki-laki.

Ia juga mengajarkan Rania cara membela diri dan memberikan tips agar tidak ada laki-laki yang bersikap kurang ajar kepada adiknya. Mungkin itulah yang kini ia tuai, Rania cenderung bersikap skeptis terhadap rayuan laki-laki.

Pada akhirnya, kekhawatiran Fariz terbukti. Saat hendak masuk SMA, Rania memutuskan untuk berhijab dan pergi dari rumah. Adiknya jelas-jelas menghindari dirinya dan ingin melupakan kenangan mereka saat masih bersama.

Sampai saat ini pun, ia sengaja bekerja di RS yang sama dengan Rania. Ia juga meminta ke dr Yahya -koordinator dokter jaga- untuk mengatur jadwal jaga Rania. Agar Rania bisa masuk setiap pagi saat weekdays dan libur saat weeekend.

Fariz berharap Rania masih rutin mengunjungi Mama dan Papa di hari libur. Meskipun ia tahu, Rania selalu datang ke rumah saat dirinya tidak ada.

Fariz menoleh ke arah samping, tempat mobilnya terparkir di samping Yaris merah bata. Mobil yang dicicil Rania sejak lulus dokter umum, dengan uang tabungan sendiri.

Padahal kalau saja Rania mau menurunkan gengsi, Fariz tidak akan keberatan membayarkan DP mobil atau bahkan melunasinya.

-----

Rania duduk di belakang kemudi dan mulai menstarter mesin. Tapi tidak terdengar suara apa pun.

Wajahnya berubah panik.

"Tante, kenapa mobilnya?"

Kiara yang duduk di samping Rania, bertanya dengan wajah polos.

"Nggak tahu kenapa nih, Ki. Mogok kayaknya."

Rania masih mencoba memutar kunci kontak beberapa kali, namun hasilnya nihil.

"Apa minta tolong sama Om Fariz aja, Tante? Mumpung masih ada di sebelah." Kiara menunjuk ke mobil milik Fariz yang terparkir persis di samping mobilnya.

Pandangan Rania beralih. Di saat dia memutuskan menurunkan kaca jendela, Fariz juga ternyata melakukan hal serupa.

"Ran, ada masalah sama mesin mobil kamu? Coba kamu nyalain lampu utama dan bunyiin klakson sekarang."

THE SECRETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang