TS - Part 21

1.2K 395 129
                                    

"Terkadang kita perlu diberi,
Ujian yang bertubi-tubi,
Agar selalu ingat untuk kembali,
kepada Sang Ilahi Rabbi."

----


RS Husada Medika

Operasi cito di Instalasi Bedah Sentral dan hilir mudik ke bank darah untuk mencari donor untuk Arsya. Malam ini adalah malam yang sibuk untuk Reygan.

Ia baru saja mengantar Papi pulang dari perawatan dan kini ia harus mengurus putri sambungnya, Arsya. Beberapa teman Reygan datang beberapa jam kemudian, ke RS.

Bahkan ada beberapa yang tidak akrab dengan Reygan, tapi ikut mengajukan diri sebagai donor karena mendapat broadcast. Selesai semua urusan, ia kembali menunggu di depan kamar operasi.

Tasya sudah tampak lebih tenang dan duduk di samping kedua orangtuanya. Tempat duduk Reygan berjauhan karena Tasya tidak mau lagi berbicara. Setelah keluar ucapan tidak pantas seperti menuduh Reygan berniat membunuh Arsya.

Ayah Tasya berdiri dan menghampiri Reygan. Beliau kemudian duduk dan menepuk pundak Reygan, mengucapkan terima kasih sekaligus permintaan maaf.

"Rey, maaf mungkin Papa berbicara di saat yang tidak tepat. Setelah kondisi Arsya membaik, kita akan bicarakan masalahmu dengan Tasya."

Reygan sudah tahu apa yang dimaksud ayah mertuanya. Tasya sempat menyinggung masalah gugatan cerai di saat Reygan menandatangani persetujuan operasi.

Baginya nyawa Arsya lebih penting dibandingkan nasib pernikahannya dengan Tasya. Sejak awal ia telah memulai pernikahan dengan niat yang salah. Meskipun ia tahu perpisahan adalah hal yang dibenci Sang Pencipta.

Kini ia hanya menunggu dan berdo'a kepada Yang Maha Kuasa. Sungguh ia merasa tidak berdaya, seolah saat ini Tuhan sedang menghukum dirinya berkali-kali.

----

RS Royal Family

Room Imperial 710

Adrian mengantar Opa Darmawan ke rumah, sebelum berangkat ke RS. Tadinya Opa bersikeras ingin ikut menjenguk Aldo, tapi Adrian melarang.

Ia membaca pesan dari Reygan dan geram setelah tahu kenyataannya. Reygan kemudian menelepon dan memberitahu kalau Arsya mengandung anak Aldo.

Di lobi Rumah Sakit Adrian bertemu Alisa.

"Mengapa baru sampai jam segini? Aku bahkan sudah pulang mengantar Papa. Bukannya aku sudah minta kamu duluan datang ke RS?"

Alisa, istri Adrian mendengus kesal.

"Untuk apa kamu peduli sama Aldo? Selama 15 tahun kita menunggu sampai hadir Aldo, kerjaan kamu hanya selingkuh kanan kiri."

Adrian balas menggeram.

"Jangan keterlaluan kamu bicara! Setelah Aldo lahir, aku sudah tidak pernah melakukannya lagi."

"Sekali tukang selingkuh, selamanya selingkuh. Tasya barusan telepon aku. Katanya Arsya perdarahan karena mengandung usia muda. Kamu tahu Arsya hamil sama siapa?"

Rupanya kedua orangtua Arsya sama-sama menghubungi Adrian dan Alisa.

"Anak kamu itu. Persis nurunin kelakuan papanya!"

"Jaga omongan kamu. Kamu itu Mamanya Aldo apa bukan? Kelakuan dia seperti itu, karena ulahmu juga. Kamu nggak pernah di rumah dan sibuk dengan bisnis kamu sendiri."

Adrian mencekal pergelangan tangan Alisa dan istrinya menghempaskan. Beberapa orang sekuriti datang untuk melerai pertikaian di antara keduanya.

"Om. Tante."

THE SECRETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang