"Belajarlah dari bunga matahari,
Kemana pun dia mekar,
Selalu mengikuti arah cahaya."----
Rumah Kenandra jam 20.00
"Apa yang selama ini Papi minta, sudah aku turuti. Tapi ketika aku ingin melamar kembali Kiara. Papi menolaknya dengan alasan Kiara sakit, lahir dari single mom dan ayah kandung Kia adalah rival bisnis Papi. Keluarga Om Reygan Ravaro Wistara.
Mami tahu kan, kenapa akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari rumah? Aku nggak mau Mami lihat aku dan Papi bertengkar setiap hari. Aku nggak mau sampai keluar kata-kata kasar ke Papi.
Selamat ulang tahun, Mami. Maafkan Revan, tidak bisa datang ke rumah untuk mengucapkan langsung dan memeluk Mami. Semoga Mami selalu diberikan kesehatan dan keberkahan usia. Do'a terbaik Revan untuk Mami."
Kedua manik milik Revina berkaca-kaca, setelah membaca surat dari Revan. Dia mengingat sisa percakapan dengan putranya, tepat 30 menit yang lalu.
Dia baru saja menerima hadiah ulang tahun. Sebuah kotak berisi cake red velvet kesukaannya dan secarik surat dalam amplop berwarna merah muda.
Revina menghapus air mata yang masih membasahi kedua pipinya. Baru saja dia mendengar suara mobil masuk ke gerbang rumah.
Dia tidak ingin Kenandra tahu, tapi sepertinya terlambat. Matanya masih tampak sembab ketika mendengar langkah kaki mendekat. Beberapa detik kemudian, suara pintu kamar terbuka.
"Party without me?"
Kenandra si pria tua memeluk Revina penuh cinta. Ia menjatuhkan dagu di ceruk leher istrinya. Hasratnya mungkin sudah tidak sama seperti dulu sewaktu ia masih muda dan gagah. Tapi ia selalu menunjukkan rasa cinta kepada sang istri.
Usia Kenandra yang terpaut 15 tahun lebih tua dan kondisi kesehatannya yang akhir-akhir ini memburuk. Menjadi penyebab mereka tidak lagi intens menjalani kehidupan intim suami istri dalam dua bulan terakhir.
"Happy birthday, sweetheart."
Kenandra mencium lembut kening Revina yang masih duduk di depan meja rias.
Revina mencoba menahan air mata yang mulai kembali menggenang. Perasaannya campur aduk antara rasa sedih kehilangan Revan dan rasa senang karena sampai hari ini Kenandra masih mencintainya.
"Thank you dear." Revina berujar lirih.
Dia membalikkan badan dan menatap lembut wajah Kenandra dengan keriput yang mulai tampak di sudut kelopak mata suaminya.
Pria ini yang Revina cintai sepenuh hati dan memanjakannya sepanjang usia pernikahan mereka. Tapi Revina juga sangat mencintai Revan, putra mereka. Revina tidak akan sanggup untuk memilih di antara keduanya.
Revina beranjak menuju tempat tidur. Dia kemudian duduk di tepi tempat tidur dan memangku kotak berisi kue. Dia memotong sebagian kue dan memberikan suapan pertama untuk Kenandra, sebelum dia memberikan kejutan lainnya.
"Terima kasih untuk cinta yang telah Papi berikan sejak awal kita menikah, sampai sekarang. Tetaplah sehat karena kita berjanji untuk menua bersama, sampai maut memisahkan."
Kenandra menyambut suapan kue dari istrinya, seraya mengaminkan.
"It tastes sweet, like you."
Kenandra memuji Revina seolah tidak ada pertikaian besar yang sedang terjadi antara dirinya dan Revan.
"Tapi aku bukanlah perempuan yang sempurna untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRETS
RomanceThe Secrets Cerita ini berkisah mengenai cinta di antara BANYAK TOKOH di dalamnya. Satu dan yang lain saling meniadakan, saling membenci dan salah satu menjadi penggemar rahasia. Sadar atau pun tidak disadari. Layaknya drama kolosal, untuk pembaca...