"Karena kamu adalah berlian,
Yang terkuat dan terindah."----
Dua minggu kemudian.
SMA Persada Nusa
Jemari Kiara berhenti di album foto kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa) yang telah lawas. Ternyata foto ibu memang bukan di buku tahunan sekolah, melainkan di kegiatan penerimaan siswa baru.
Sudah berbulan-bulan Kiara mencari album ini di perpustakaan, tapi baru ketemu hari ini. Album foto itu diletakkan dalam lemari kaca yang tinggi. Dia bahkan harus mengambil kursi untuk mengambilnya.
Penjaga perpustakaan merawat apik buku itu, sehingga tidak sampai dimakan rayap. Meskipun lembaran kertas di dalamnya sebagian berubah warna menjadi cokelat, tapi foto-foto di buku itu masih jelas terlihat.
Hati Kiara berdebar ketika akhirnya dia bertemu wajah ibu, meski hanya pada selembar foto. Jarinya menelusuri nama ibu Kamila, bunda Rania dan... Berhenti pada foto pria yang pernah ibu lingkari dengan simbol love.
Kiara selalu menyimpan potongan foto milik ibu. Dia menaruhnya di dalam dompet, di belakang kartu pelajar. Dengan gemetar Kiara mengeluarkan foto dari dompet dan mencari persamaan kedua foto itu.
Wajah pria itu tampak familiar di memori Kiara. Reygan.
Reygan Ravaro Wistara.
Ingatan Kiara berkelabat, seperti lembaran buku yang tengah dibaca mundur dari halaman belakang hingga ke halaman awal.
Pria itu...
Wajahnya mirip dengan pria yang bertemu dengannya di Instalasi Gawat Darurat. Pria yang salah membuka tirai saat Kiara terbalik lemah dan mengatakan sedang mencari putrinya.
Kiara tidak mungkin salah karena wajah di foto begitu jelas dan dia pernah melihat secara nyata. Kiara tidak bisa membendung air mata. Mungkinkah Om Reygan adalah ayahnya?
Entah dia harus tetap membenci pria itu atau tidak. Yang jelas Kiara membenci perbuatan keji pria itu. Perbuatan yang menyebabkan masa depan ibu terenggut dan membesarkan Kiara seorang diri.
Tapi Kiara ingat, tatapan mata pria itu antara bingung, terkejut dan merasa bersalah saat mereka dulu bertemu. Sebelum pindah ke ruang perawatan, seorang Ners memberitahu Kiara. Sudah ada dua orang yang menjadi donor darah.
Salah satunya adalah Kak Revan dan yang seorang lagi Kiara tidak tahu siapa. Mungkinkah pria itu? Om Reygan?
"Kia."
Spontan Kiara menutup buku dan berusaha menghapus air matanya. Dia belum siap menoleh ke belakang. Dia tahu siapa yang baru saja datang menghampiri.
"Iya Kak." Suara Kiara berubah serak.
"Maaf Kakak mengganggu. Hari ini hari terakhir Kakak ke sekolah dan pamit ke guru-guru. Kakak juga ingin pamit sama kamu."
Sungguh Kiara tidak mau terlihat lemah di depan Revan. Tapi sepertinya lelaki itu tahu apa yang terjadi. Selembar foto yang terselip di dalam album foto, tiba-tiba jatuh di atas lantai.
"Kia. Ini ada foto yang jatuh."
Kiara membalikkan badan dan di saat itu Revan menangkap jejak air mata di pipi Kia.
"Kia, kamu menangis?"
"Nggak, Kak. Aku boleh minta fotonya? Itu foto ibu aku sama Tante Rania."
Revan masih memegang foto itu dan menangkap sesuatu yang ada di dalamnya.
"Ini foto Om Reygan. Kamu kenal beliau juga, Ki?"
Bahu Kiara seperti lemas ketika Revan menyebut nama pria yang jelas-jelas telah ditandai spidol di dalam foto. Ternyata Kak Revan mengenal Om Reygan. Susah payah Kiara mengeja nama pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRETS
RomanceThe Secrets Cerita ini berkisah mengenai cinta di antara BANYAK TOKOH di dalamnya. Satu dan yang lain saling meniadakan, saling membenci dan salah satu menjadi penggemar rahasia. Sadar atau pun tidak disadari. Layaknya drama kolosal, untuk pembaca...