"Akhlak itu buah dari keimanan,
Apabila baik keimanannya,
Maka baik akhlaknya.
Begitu pula sebaliknya."----
Wistara Tower
Napas Reygan yang memburu perlahan berangsur melambat, ketika Tono sekuriti kantor memberinya kabar baik.
Tono dan Wardiman berhasil membujuk Arsya untuk turun rooftop. Gedung 50 lantai dengan tinggi 275 meter itu menjadi saksi bisu pergulatan jiwa putri tiri Reygan.
Arsya memang tidak ada pertalian darah dengan Reygan. Tapi ada rasa bersalah yang tiba-tiba menyergap dada Reygan, apalagi setelah mendengar pengakuan putrinya.
Terlambat haid. Hamil. Raga milik Reygan seperti tidak bersatu dengan jiwanya.
Reygan memacu sendirian Lexus ES300h abu metalik menuju kantor miliknya. Semenjak ayahnya terkena serangan jantung, Reygan sudah resmi memegang tampuk kepemimpinan di Wistara Group.
Reygan meminta akses keamanan untuk ruang kerjanya dibuka. Ia meminta dua orang sekuritinya menjaga Arsya sampai ia datang.
Sampai di lobi kantor, adzan Maghrib berkumandang. Gamang hatinya untuk menunaikan kewajiban shalat atau bertemu putrinya lebih dulu.
Akhirnya Reygan memilih mampir ke lantai 10, mushala kantor. Ia harus bersyukur pada Yang Maha Kuasa karena Arsya masih diselamatkan dari tindakan bodoh.
Terlambat beberapa menit saja sekuriti datang ke rooftop, mungkin nasib putrinya bisa berbeda.
Masih banyak karyawan yang lembur di kantor dan sebagian tampak terkejut melihat Reygan ikut bergabung dalam jama'ah shalat. Beberapa di antaranya mempersilahkan sang Bos besar menjadi imam, tapi Reygan menolak.
Tidak pantas rasanya ia menjadi imam, mengingat betapa hancur moralnya di masa lalu. Ia tidak bisa melupakan perbuatan kelamnya hanya karena sekarang sudah tidak melakukannya lagi.
Ibarat bayangan yang terus mengejar, sampai lubang semut pun bayangan itu masih terus mengikuti dirinya.
Usai shalat berjama'ah, Reygan masuk ke lift dan melihat pantulan wajah di kaca. Mengapa di saat ini, ia justru melihat sosok Kiara di sampingnya.
Seandainya Kiara bisa menjadi teman baik Arsya, mungkin putri tirinya tidak akan menempuh jalan yang salah. Ia pun memiliki andil karena mengizinkan Arsya menjalin hubungan dengan Aldo.
Padahal Reygan sudah tahu siapa Aldo. Ia berharap hubungan Aldo dan Arsya bisa memperbaiki hubungannya dengan Darmawan Bratajaya. Sehingga ia bisa bertemu lagi dengan Kamila, sebelum akhirnya ia tahu mengenai kecelakaan naas itu.
Pintu lift terbuka. Reygan melangkah menuju ruang kerja miliknya. Netranya menangkap titik-titik darah merah di lantai menuju pintu. Ia berjalan tergesa dan membuka pintu.
"Selamat malam Pak, izin lapor. Baru saja Non Arsya mengalami pendarahan Pak. Mohon arahan."
Pikiran Reygan berkabut ketika melihat Arsya sudah berbaring lemas di sofa. Rok abu-abu yang gadis itu kenakan, sudah berubah warna merah gelap.
"Bantu saya membawa anak saya ke mobil."
Reygan mengambil jaket yang tergantung di balik pintu, untuk menutupi tubuh Arsya. Degup jantungnya kembali bertalu.
Apa jangan-jangan Arsya sudah mengkonsumsi sesuatu yang berpengaruh ke kandungannya?
----
Instalasi Gawat Darurat
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRETS
RomanceThe Secrets Cerita ini berkisah mengenai cinta di antara BANYAK TOKOH di dalamnya. Satu dan yang lain saling meniadakan, saling membenci dan salah satu menjadi penggemar rahasia. Sadar atau pun tidak disadari. Layaknya drama kolosal, untuk pembaca...