Part 12 [ Muntah muntah? ]

198 26 5
                                    

Y/n hanya menghela nafas pelan dan setelah mengatakan itu, Aeri pun keluar dari kamar Y/n.

Setiap hari selama seminggu ini, Aeri terus mendorong Y/n untuk pergi dari Mansion milik Taehyung itu. Sementara hati Y/n bukannya berkata tidak, tapi ia takut hingga ia juga tidak tahu harus pergi kemana. Itu sebabnya baru saja ia berencana untuk pergi, namun Taehyung malah menghalanginya.

Taehyung sudah menunggu Y/n di meja makan dan sudah 5 menit yang lalu, Taehyung menunggu Y/n. Namun Y/n tak kunjung datang. Karenanya Taehyung pun memanggil Aeri,

"Aeri."

Aeri pun bergegas menghampiri Taehyung sambil menjawab dengan santunnya,

"Iya. Ada yang bisa ku bantu?"

"Jemput Y/n. Aku mau makan siang bareng dia."

Tentunya Aeri kesal dengan permintaan itu. Namun karena ia tak ingin membuat Taehyung kecewa dengannya, Aeri pun bergegas menjemput Y/n di kamarnya.

"Kamu di panggil tuh. Awas kalau kamu makan banyak." ucap Aeri dengan nada rendahnya dan Y/n pun menunduk tanpa menjawab sambil berjalan menuju meja makan.

Y/n pun duduk di hadapan Taehyung dan Taehyung pun berkata sambil menyajikan makanan untuk Y/n,

"Ayo makan. Makan yang banyak ya."

"Aku tidak lapar." ucap Y/n dengan pelannya dan hal itu membuat Taehyung terkejut. Sementara Aeri tersenyum karena tampaknya Y/n takut padanya.

Taehyung pun beranjak dari duduknya dan ia pun duduk di kursi yang berada di samping Y/n.

"Kamu kenapa jadi gini, hm? Udah seminggu kamu gak makan dan kamu masih bilang kalau kamu gak lapar? Kamu mau mati secara perlahan?" tanya Taehyung sambil mengusap lembut kepala Y/n dan Aeri yang melihat hal itu pun hanya bisa merasa kesal karena ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Y/n hanya diam dan terus menundukkan pandangannya.

"Aku kan udah bilang, takdir yang mempertemukan kita. Jadi terima nasibmu. Jika kamu tetap gak bisa buat nerima nasib kamu, kapan kamu akan bahagia?"

Pertanyaan dari Taehyung itu membuat hati Y/n berkata,

''Ya. Kapan aku akan bahagia jika aku tidak bisa menerima kenyataan? Hidupku mungkin sudah ditakdirkan seperti ini. Hufftt.. Jadi untuk apa aku harus pusing untuk memikirkan semua ini. Ini hidupku, kelam dan gelap.''

"Ya. Ayo makan." ajak Taehyung sambil menyodorkan makanan di piring yang masih berada di atas meja itu.

Tanpa menjawab namun terdengar menghela nafas, Y/n pun mulai makan bersama dengan Taehyung.

____Hari hari berlalu.

Y/n sudah mulai bisa menerima keadaan hidupnya. Kenyataannya saat ini hidup dengan seorang Kim Taehyung sang raja penjahat dari New York berdarah Korea itu.

Sebenarnya Y/n tidak nyaman dengan semua ini. Ia tidak memiliki hubungan sedikit pun dengan Taehyung namun ia harus melayani Taehyung layaknya seperti seorang Istri.

Seakan itu adalah sebuah kewajiban yang tidak boleh ia ingkari, bagai sudah terikat dalam sebuah janji dan saat ini, di hati Y/n terdapat sebuah kebencian yang mendalam pada Chanwoo. Karena dia, Y/n berada di posisi yang tidak mengenakkan baginya seperti sekarang ini.

Begitu pula dengan Aeri, di hati Y/n terdapat sedikit kebencian padanya. Karena setiap Taehyung tidak ada disampingnya, Aeri selalu berbicara kasar dan selalu memakai nada tinggi.

___Suatu hari,

“Braaak!”

Sebuah keranjang berisi penuh baju Taehyung yang kotor itu Aeri jatuhkan ke hadapan Y/n sambil berkata,

Make Me Be A Pshyco Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang