.
"Tapi, Tae... Tae? Tae. Kamu udah tutup teleponnya? Aaarggh." Aeri begitu kesal saat itu.Namun Aeri tidak bisa berbuat apapun saat itu. Ia hanya bisa pasrah saat Taehyung tak ingin pulang tanpa membawa Y/n.
•••*•••
Chanwoo juga terus mencari Y/n, namun Y/n juga sudah pandai menyembunyikan wajahnya saat ada di luar penginapan hingga tidak ada satupun yang bisa menemukannya. Terutama Chanwoo dan Taehyung.
Hingga Natal pun tiba. Semuanya bergembira, kecuali Taehyung. Y/n saja bisa tersenyum bahagia saat Natal tahun ini karena teman baru dan Felix juga.
Saat itu, Taehyung hanya berdiri di jendela kamar Hotelnya sambil menatap salju yang turun dengan cukup derasnya.
"Y/n~ah, kamu dimana sekarang? Aku merindukanmu. Maafkan aku." ucap Taehyung dengan matanya yang berlinang itu.
Perlahan Taehyung menggigit bibirnya dan ia pun kembali berkata,
"Aku emang bodoh. Seharusnya aku menuruti kemauanmu untuk pergi periksa ke dokter. Bagaimana jika dia benar-benar hamil waktu itu?"
Air mata Taehyung pun menetes dan bibirnya pun bergetar.
"Maafkan aku...."
Taehyung pun menangis saat itu. Baru kali ini raja penjahat di New York menangis hanya karena seorang wanita. Rasa rindu yang Taehyung rasakan saat ini jauh lebih menyakitkan dari pada tertembak ratusan peluru.
Chanwoo juga sedang duduk di ujung ranjangnya serta sedang termenung sedari tadi hingga ia pun berkata dengan pelan,
"Y/n, kamu dimana? Maafkan aku. Harusnya aku tidak pernah menjualmu pada Taehyung. Aku janji. Aku akan membuatmu bahagia jika nanti aku sudah mendapatkanmu."
Sementara Y/n,
"Ini kado dariku untukmu." ucap Felix sambil memberikan sebuah kado berukuran kecil pada Y/n dan setelah menerima kado dari Felix, Y/n pun juga memberikan kado darinya pada Felix.
"Terima kasih. Ini kado dariku." ucap Y/n dan Felix pun menerimannya.
Kado dari Felix berukuran kecil, sementara kado dari Y/n terbilang lebih besar di bandingkan dengan kado dari Felix.
"Ayo buka barengan." ajak Felix dengan wajahnya yang gembira dan mereka berdua pun membuka kadonya secara bersamaan.
Felix membulatkan matanya karena terkejut dengan hadiah dari Y/n itu dan Y/n malah keheranan dengan hadiah dari Felix. Felix pun mengeluarkan isi kadonya dan itu adalah sebuah sweater.
"Waaah. Makasih ya." ucap Felix dengan begitu bahagianya dan Felix pun langsung membuka baju yang ia pakai saat itu.
Y/n pun menatap Felix yang sedang memakai sweater yang ia berikan itu dan Felix pun tersenyum bahagia karenanya.
"Wah bagus. Hangat juga. Makasih banget ya." ucap Felix sambil sesekali melihat Y/n dan sweater yang ia pakai.
"Kamu pakai juga dong." pinta Felix dan Y/n pun bertanya pelan pada Felix dengan senyumannya yang perlahan memudar itu,
"Kenapa kamu ngasih kalung berlian?"
Felix pun tersenyum sambil menjawab,
"Aku emang sengaja ngasih itu ke kamu dan kamu lihat kan? Liontinnya berbentuk matahari. Itu adalah sebuah pesan dariku."
Y/n yang masih menatap Felix itupun kembali bertanya,
"Apa isi pesan itu?"
Felix pun tersenyum sambil perlahan mengelus pipi mulus Y/n sejenak, lalu menjawab dengan pelan,
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Me Be A Pshyco
CasualeApa yang membuat Y/n berubah hingga memiliki dua kepribadian serta menjadi seorang Psycho? "Apakah aku terlahir ke dunia ini hanya untuk menderita?" "Lelaki sepertimu tidak pantas untuk hidup di dunia ini." Perubahan sikap serta perasaan Y/n ini mem...