S2: 4

214 25 1
                                    

Hueee, besok kimia dan aku gak paham satupun materinya.
(´;д;')

"Jadi, bagaimana kalau kita melakukan voting pemilihan pengurus kelas?" Rei dengan tampang imutnya bertanya kepada penghuni kelas yang terdiam.

Nini yang pertama merespon mengangguk setuju kemudian mengambil kapur dan menulis di papan tulis yang sedari tadi berisi penjelasan dari perkenalan mereka.

"Siapa yang mau mencalonkan sebagai ketua kelas?" tanya Lyra seraya memakan keripik kentangnya yang tadi dicolong dari kantin Mang Asep.

Pertanyaan Lyra dibalas dengan acungan tangan dari Nini, Yaya, dan Fyo yang iseng aja. Dan Nini segera dengan sigap menulis nama kandidat di papan tulis. Sedangkan Galuh sudah menyiapkan kertas vote yang diambil dari kertas Yuriel yang nganggur. Murid laknat emang.

"Pegang, kertas merah untuk ketua kelas, kertas hijau untuk sekretaris, dan kertas kuning untuk bendahara."

"Tapi, sekarang kan lagi pemilihan ketua kelas," Fyo yang bertanya segera kepalanya digetok Galuh yang geram.

"Kan aku bilang pegang aja. Biar waktu vote selanjutnya gak repot."

"Oh, aja." Dan mulai saat itu Galuh sudah bernafsu untuk selalu menggetok kepala Fyo.

Vote berjalan dengan lancar. Hasil suara untuk pemilihan ketua kelas adalah sebagai berikut:

Nini: 9 suara
Yaya: 4 suara
Fyo: 6 suara

Mengingat bahwa Lunar sedang berada di ruang kesehatan maka mulai saat ini Nini akan menjabat sebagai ketua kelas sampai masa yang ditentukan. Sekian terima gaji.

Pidato singkat dari Lyra yang tiba-tiba aja udah di depan kelas sambil bawa teks pidato mengundang tepuk tangan dari Thorn dan Taufan. Bunga-bunga dari kekuatan Thorn dilempar dari atas meja oleh Blaze yang terlalu bersemangat.

"Karena yang mendapat suara terbanyak kedua adalah Fyo maka dia akan menjadi wakil ketua kelas," Vanda yang juga ikut-ikutan memberi selamat pada Fyo yang ngebug dulu.

Lagi-lagi kelopak bunga dilempar oleh Blaze untuk dipungut lagi. Untuk stok katanya. Solar dengan pedenya ngajak foto.

"Say cekodok chesse!"

Cekrek! Dan Solar sibuk mengagumi hasil fotonya.

"Baiklah, bagaimana kalau kita lanjut. Siapa yang mau jadi sekretaris?" tanya Nini dan dibalas acungan tangan Galuh, Vanda, dan Gempa.

"Sekali lagi vote dijalankan dan hasilnya adalah!

Galuh: 7 suara
Vanda: 6 suara
Gempa: 6 suara

Karena Galuh merupakan pemilik suara terbanyak maka Galuh akan menjadi sekretaris. Masalahnya adalah siapa yang akan menjadi wakilnya?" pertanyaan Solar yang mengambil alih mic dari tangan Lyra tak ditanggapi serius oleh seisi kelas.

"Kalian main hom pim pah aja!" usul Vall dengan wajah polosnya.

"Yuk!"

Dan permainan itu dimenangkan oleh Vanda karena mengeluarkan kertas sementara Gempa mengeluarkan batu.

"Nah, karena Vanda yang memenangkan pertandingan ini maka yang menjabat sebagai wakil sekretaris adalah Vanda, selamat!"

Kali ini Fang yang menjadi MC setelah rebutan mic dengan Solar. Bunga-bunga kembali bertebaran. Kali ini bukan hanya Blaze yang menebar bunga, tapi Boboiboy juga ikut. Dan dimata Reverse serta Fang, hal itu begitu imut.

"Jadi, yang terakhir bagaimana kalau kita memilih bendahara?" tanya Nini dan tangan Lyra beserta Vall langsung mengacung tinggi. Bahkan mereka sampai rebutan kursi.

"Kalian main suit aja. Ribet kalau make vote."

Dan segera saja satu kelas mengangguk setuju. Mereka juga bosan pake cara vote. Setelahnya Lyra dan Vall langsung berhadapan di depan kelas.

"Baiklah, suit paling ganas untuk menentukan bendahara kelas akan dimulai! Kira-kira siapa yang akan memenangkan jabatan ini?" ocehan Galuh yang berhasil merebut mic dari Fang tidak dihiraukan.

"Kawi bawi boo!"

Dan, yah Lyra yang menang. Suara tepuk tangan menggema dan mereka terdiam saat melihat kepala sekolah yang tengah duduk di atas meja seraya tersenyum hangat.

"Eh, kenapa tidak dilanjutkan? Aku akan menggantikan Profesor Silluen selama dia mengurus salah satu muridnya."

Dan entah sejak kapan, murid kelas 1A sudah duduk rapi dan damai. Di papan tulis sudah tertulis nama-nama pengurus kelas.

"Lain kali jangan terlalu ribut saat profesor kalian tidak ada. Paham?" kepala sekolah mengayunkan tongkat yang ia pakai untuk mengatur murid kelas 1A. Sekalipun dia neutralizer, tapi dia juga bisa menggunakan mantra.

"Siap, paham!"

Dengan polosnya Blaze mengacaukan suasana kelas yang damai tetapi mencekam. Dalam hati satu kelas menghela nafas lega akan kepolosan Blaze.

"Baiklah, silakan duduk tenang dan belajar mandiri selama Profesor Silluen belum datang."

Usai kepala sekolah keluar dari kelas satu kelas menghela nafas lega. Serius berhadapan dengan kepala sekolah berasa berhadapan dengan ujian matematika. Menyeramkan.

"Aku benci kepala sekolah."

Anggukan diberikan pada pernyataan itu. Dan mereka langsung sadar bahwa wali kelas mereka sudah berada di atas lemari sambil menekuk wajahnya. Bertemu kepala sekolah selalu membuat moodnya hancur.

Yuriel turun dari atas lemari dan berjalan ke depan kelas. Dia menggunakan tongkatnya dan tabel pengurus kelas melayang sebelum kemudian tertempel di dinding kelas yang putih polos.

"Aku baru sadar kalau kelas ini benar-benar kosong. Baiklah, kertasnya kembalikan padaku."

Kertas vote yang dipakai tadi kembali ke genggaman Yuriel sebelum kembali utuh menjadi kertas karton A1. Wanita itu mengubahnya menjadi bunga-bunga kecil dan ditempelkan di dinding kelas.

Bunga yang tadi disebar di lantai diawetkan dan membuatnya menjadi seperti bunga buatan dengan versi lebih real. Kemudian kembali ditempel di dinding kelas secara acak.

Entah darimana, pita warna-warni muncul dan bertempelan di langit-langit kelas. Kelas yang semula monoton berubah menjadi meriah hanya dengan ayunan tongkat Yuriel.

"Begini kan lebih baik."

Hanya dalam lima menit kelas dipenuhi dengan warna yang meriah. Bahkan lukisan pohon Yggdrasil sudah terlukis di dinding belakang kelas.

"Sekarang tugas kalian adalah mencari nama kelas kita. Oke?"

Dan kelas berakhir bersamaan dengan berakhirnya jam sekolah disertai senyum manis Yuriel.

*****

Hiks, maafkan Riel yang updatenya kelewat lama. Paketku habis dan aku gak dibolehin beli paket karena lagi masa ujian. Biar aku fokus sama ujian. Ini aja bisa update karena nyuri hotspot. Bentar lagi, sebagai ganti telat update aku update satu chapter lagi ya.

Adieu~

The Never Ending ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang