S2: 12 (END)

776 29 8
                                    

Selama 16 tahun Riel hidup, Riel baru tahu kalau Aku yang Tersakiti itu judul lagu bukannya judul film :)

"Baiklah, sudah waktunya selesai bermain."

Seorang pria dengan tampang menawan menyeringai lebar menghadap layar komputernya. Dengan cekatan ia mengetik lincah di atas keyboard.

"Game ini akan segera memiliki ujung."

*****

Sudah tujuh tahun berlalu tetapi, perang tak kunjung berakhir. Bahkan kini perang seolah tak memiliki ujung. Tak pernah berakhir. Dan akan selalu membawa kematian.

"Bagaimana ini? Gempa dan Ice meninggal. Halilintar dan Blaze sekarat. Dan Taufan serta Solar ditahan."

Thorn yang biasanya bertingkah lugu berteriak kesal. Kini hanya ia dan Dark yang tersisa. Boboiboy dan Reverse terbukti sebagai penghianat dan Fang dibawa Kaizo kembali ke planet Gugobugi.

Yaya dan Ying terlalu sibuk merawat yang terluka sedangkan Gopal hampir kehabisan tenaga karena harus terus membuat pasokan makanan.

Mahkluk kegelapan telah mengambil alih dengan kekuatan Boboiboy dan Reverse. Dan kini segalanya terasa seperti neraka.

"Thorn, aku akan menghancurkan mereka."

Dark mengambil benda yang ditinggalkan oleh Solar. Dia tahu bagaimana cara menggunakannya. Sebuah senyum kecil terukir di wajahnya.

"Kau ingin bunuh diri?"

Thorn tahu apa yang akan dilakukan Dark. Benda yang ditinggalkan oleh Solar adalah sebuah prototype power sphere. Jika salah satu tombol ditekan, maka power sphere itu akan membuat ledakan besar yang mampu menghancurkan Bumi.

"Dunia ini sudah lama hancur. Jadi, tidak ada yang perlu dipertahankan di dunia ini."

Dark dengan santainya menekan tombol yang membuat ledakan. Menghancurkan Bumi hanya dengan satu ledakan. Tak menyisakan satu orang pun.

"Aku mencintai kalian."

****

Fang melihat semuanya. Dia melihat bagaimana orang yang sudah ia anggap keluarga berubah menjadi debu. Tak tersisa satupun.

Fang terus menangis. Hanya dia yang ingat tentang Bumi dan semua kenangan manis itu.

"Kau harus bangkit."

Fang melihat dengan mata terbelalak. Di sana, Boboiboy dan Reverse berdiri dengan tubuh transparan. Boboiboy berjalan dan memeluk tubuh yang ia rindukan.

"Maaf, kami meninggalkanmu. Tapi, ini harus dilakukan. Atau kita tidak akan pernah terlepas dari kutukan ini."

Reverse berjalan pelan. Merengkuh dengan lembut dua orang yang paling disayanginya. Mengelus rambut halus mereka yang selalu ia rindukan.

Fang menangis. Semakin keras. Tapi, bukan air mata kesedihan. Melainkan sebuah air mata kebahagiaan. Dia bahagia bahwa dia bisa kembali bertemu dengan kedua belahan jiwanya.

Bahkan ikut dengan mereka berdua.

*****

Yuriel duduk termenung di tepi jembatan. Kakinya diayunkan dengan pelan. Matanya menatap aliran sungai deras di bawahnya.

Kembali teringat dengan semua kenangan yang ia lalui bersama dengan murid-muridnya. Sebuah kenangan berharga yang selalu terlukis indah di sebuah tempat di hatinya.

"Padahal hanya sebuah novel. Tapi, kenapa tak bisa kulupakan ya?"

"Bu guru, sebentar lagi kelas dimulai loh."

Seorang pemuda tampan yang menjabat sebagai kekasih hatinya bergurau dengan senyum cerah yang indah. Dan tentu saja dibalas dengan senyum yang tak kalah cerah oleh Yuriel.

"Kalau begitu antar aku ke kelas, Kepala Sekolah."

"Mungkin karena kisah cinta kami berdua berawal dari sana."

*****

"Yah, game over lagi."

Rei yang tengah sibuk dengan gamenya mempoutkan bibirnya kesal. Pasalnya dari tadi dia kalah terus. Sedangkan kedua matenya tidak mau membantu.

"Argh! Kenapa sih, Kak Lucas kalau bikin game pasti susahnya kelewatan. Padahal kan, aku mau coklat gratis."

Gerutuan Rei hanya dianggap angin lalu oleh kedua suaminya, Delano dan Dillion. Mereka ngambek karena game itu mereka gak dapet jatah.

"Huwaaa, Dilli, Del, bantuin Rei dong."

Rei menangis sesegukan membuat Delano yang sudah kepalang sebal akhirnya dengan tidak rela membantu game Rei. Dillion juga dengan ogah-ogahan membuat coklat hangat untuk Rei.

Usai game yang sudah dimenangkan oleh Delano dan meminum coklat hangat buatan Dillion. Rei dengan binalnya menggoda kedua suaminya.

Dan kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya.

*****

"Jadi, cara untuk menghapus kutukan itu adalah dengan meninggal sebanyak tiga kali meninggalkan orang yang kita sayangi."

"Iya, dan Boboiboy sudah melakukannya. Ia dan Fang yang mati untuk Reverse. Reverse dan Fang yang mati untuk Boboiboy. Dan Boboiboy beserta Reverse yang pergi untuk Fang. Jadi, kutukannya sudah hilang."

Gabriel menjawab seraya mengecup gemas pipi gembul Azarael. Mereka berdua kini tengah bersantai di ruang singgasana Gabriel.

"Aku mencintaimu."

"Aku juga."

*****

Sementara itu, di sebuah dorm milik salah satu girlgrup terkenal. Tengah terjadi perang dunia keempat. Semuanya kacau balau. Bahkan Rachel tidak bisa berkata-kata.

Rachel dan Elsa selonjoran. Sedangkan Angel dan Liliana rebahan. Mereka baru saja dimarahin manajer mereka Alexa. Adik kembar Azarael. Dan mereka udah puas di ceramahi.

"Rasanya seperti semuanya hanya mimpi."

Angel berujar seraya mengingat-ingat apa yang terjadi selama beberapa tahun terakhir. Mereka memang selamat karena mereka sudah terlalu lama tidak comeback. Jadi, mereka tidak terkena ledakan.

"Um, seperti mimpi."

Liliana mengigau karena dia sudah tertidur dengan wajah manisnya. Dan Angel yang bucin tentu terpesona dengan Liliana.

"Tapi, aku jadi ingat saat kau melompat dengan santai dari lantai atas karena terlalu senang diberi black card oleh Kak Gabriel."

"Dan kau yang langsung kabur saat melihat Kak Rael marah karena sekretaris Kak Gabriel itu cewek."

Rachel dan Elsa saling ejek dengan hati yang sudah agak tenang.

*****

"Luke, jangan makan bunga itu. Kau akan-"

Terlambat, tentu saja. Putra kesayangan Michael sudah berubah warna menjadi pelangi. Dan Lucas hanya bisa menghela nafas pasrah.

Di antara 9 penyihir agung hanya pasangan ini yang sudah punya anak. Tapi, nakalnya kelewatan seperti Michael.

"Ah, Michelle. Jangan cuekin Daddy dong."

Di sana, Michael sedang sibuk membujuk anak perempuannya yang kelewat dingin kayak istri atau suaminya.

"Keluarga ini benar-benar kacau."

*****

Gempa melihat ketujuh saudaranya. Dia tersenyum lebar menatap mereka semua. Dengan langkah tegap ia berjalan ke arah semua saudaranya.

"Aku pulang."

END

Maaf, Riel tiba-tiba ngilang. Eh, waktu datang lagi tahu-tahu bawa chapter terakhir. Tapi, ya gitu. Riel udah kehabisan ide. Emang banyak yang belum kejawab. Jadi, sebagai permintaan maaf. Kalian bisa nanya ke Riel dan Riel pasti bakal jawab.

Tanya aja gak usah takut. Riel gak makan orang. Riel makan nasi.

The Never Ending ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang