Ganti telat update...
(≡^∇^≡)"Apa Nona ketua kelas sudah menentukan nama kelas kita?" tanya Yaya saat ia berpapasan dengan Nini. Sedangkan Nini hanya tersenyum kikuk. Ia memang sudah memiliki beberapa pilihan, tapi dia ingin mendiskusikan dengan teman sekelas dulu.
"Kau harus melakukan yang terbaik ya, Nona ketua kelas."
Ying muncul dengan senyum remehnya. Dia menepuk pundak Nini yang kebetulan lebih pendek darinya. Dan dua gadis itu berlalu meninggalkan Nini yang termangu di tempatnya.
"Hei, tidak perlu terlalu memikirkan mereka. Biasa, iri dengki."
Galuh muncul dan langsung merangkul pundak Nini. Gadis tinggi itu tersenyum menenangkan Nini. Dan saat berbalik dia menatap datar dia gadis di belakang sana.
"Kak Galuh benar, orang iri ya bisanya cuma begitu."
Vall sebagai yang paling muda dari mereka menimpali. Enam orang itu sudah berkumpul bersama. Mereka berenam sudah berteman sejak sebelum masuk ke Academy Miracle Sky. Dan secara kebetulan keenamnya menjadi pengurus kelas.
Enam remaja itu berjalan pulang dengan diselingi canda tawa. Indahnya persahabatan.
Yuriel memandangi enam muridnya seraya mengusap ujung matanya yang sedikit basah. Dia jadi ingat dengan empat sahabatnya saat masih di jaman sekolah.
"Kapan-kapan aku harus mengunjungi mereka. Aku penasaran dengan hubungan mereka. Apalagi Nel yang gebetannya malah suka samaku. Syukur dulu aku gak peka."
Profesor dengan jubah hitam yang dihiasi logo akademi itu menghilang saat ditiup angin. Angin yang berhembus menjadi saksi perjalanan antar dimensi sosok itu.
*****
"Rael, kau baik-baik saja?" pertanyaan Elsa yang khawatir melihat wajah gelap Rael tak dihiraukan.
"Aku butuh samsak tinju sekarang. Dan sepertinya wanita itu bisa jadi samsak yang bagus."
Seringai lebar yang tampak seperti iblis membuat Elsa mundur mencari aman. Tahu begini mending dia kabur saja waktu disuruh mengantar Rael ke kantornya Gabriel. Dan lihat, dia merasa akan mati jika berdekatan dengan Rael.
Apa yang menjadi penyebab Rael beraura gelap seperti itu? Jawabannya mudah, ada beberapa wanita berpakaian kekurangan bahan. Dan sekretaris baru suaminya baru saja keluar dari ruangan Gabriel dengan wajah yang membuat mood Rael memburuk.
Elsa tak bisa mendeskripsikan sekretaris baru kakak pertamanya selain dengan kata 'jalang'. Bibir dengan lipstik merah tebal, rok pendek dengan belahan lebar di samping paha, baju dengan kerah rendah sampai belahan dadanya terlihat, belum lagi sepatu hak tinggi, dan rambut blonde yang digerai berantakan.
Elsa ingin muntah saja melihatnya. Bagaimana cara kakak pertamanya itu tahan berhadapan dengan wanita di saat dia benar-benar tidak suka wanita. Adiknya kan pemuda dan gadis. Gak ada wanita dan pria.
"Ah, Rael kau sudah datang? Ayo masuk, sayang. Elsa kau boleh pulang. Bilang pada Rachel gak usah masak makan malam untuk kami berdua. Kami mau candle dinner."
Usai mengatakannya Gabriel membawa masuk suaminya ke dalam ruangannya. Meninggalkan Elsa yang melongo dengan rap kakaknya.
"Kaka laknat! Setidaknya berikan aku bayaran karena sudah mengantar suamimu dengan sehat tanpa kekurangan apapun!"
Sebuah black card dilempar ke wajah Elsa. Dan Elsa langsung mencium black card itu.
"Aw, makasih kakakku tercinta. Black cardnya bakal ku pergunakan 'sebaik-baiknya'. Fufufufu~"
Dengan tawa khasnya, Elsa berjalan dengan riang menuju jendela untuk melompat keluar. Malas dia naik turun tangga. Dia trauma make lift soalnya.
Meninggalkan sekretaris Gabriel yang melongo melihat tingkah ajaib Elsa. Memangnya gak aneh apa lompat dari lantai sembilan hanya dengan kimono dua belas lapis putih.
Lagipula sejak kapan sembilan penyihir agung bertingkah normal. Itu tanda kiamat soalnya.
*****
Fang berjalan sendiri menuju rumah kumuh yang tak terawat. Ia sudah biasa tinggal sendiri semenjak memilih tinggal di Bumi tujuh tahun lalu.
Ia menjalankan misi untuk merebut kekuatan para pengguna kekuatan yang didapat dari power sphera seperti Ochobot. Namun, dia kalah cepat karena Boboiboy sudah kembali ke kota saat ia sampai dan lima pengguna lain tak terlacak keberadaannya.
Ia tak bisa mengambil kekuatan dari para elemental karena hal itu akan menyebabkan mereka menghilang. Seperti saat ia mencobanya pada Gempa enam tahun yang lalu. Dan ia masih trauma saat tubuh Gempa berubah menjadi butiran cahaya kecil saat ia melepas jam tangannya.
Fang membuka gerbang berkarat itu dan masuk ke rumahnya yang tak pernah ia bersihkan. Guna mengurangi kecurigaan.
Namun, saat ia masuk, ia dikejutkan akan keberadaan Reverse yang duduk anteng di sofa rusak di ruang tengah. Reverse menengok ke arah Fang saat mendengar sedikit keributan. Kemudian sosok Reverse menyeringai menampakkan taring tajamnya.
"Bisa kita bicara, Fang?"
Reverse berjalan dengan langkah tegap yang tenang. Menarik Fang yang sedari tadi termangu di depan pintu. Dan membawanya ke kamar pemuda itu.
Fang terkejut tentu saja. Kamar yang biasanya berdebu kini sudah begitu rapi dan nyaman. Aroma pinus yang menenangkan tercium. Aroma yang sama dengan Reverse.
Bicara soal Reverse, pemuda yang jarang berekspresi itu kini duduk di kasurnya yang telah dilapisi sprei biru langit dengan motif awan.
"Um, kau ingin membicarakan tentang apa?"
"Pertama, terimakasih karena sudah pernah melindungi Boboiboy. Kedua aku tidak ingin repot bersaing denganmu untuk mendapatkan Boboiboy. Ketiga ayo pacaran."
"Hah?" Fang melongo mendengar suara Reverse yang berat. Ia merasa dihipnotis dengan suara sexy itu.
"Bibirmu akan dimasuki lalat jika terus membuka seperti itu."
Sontak Fang menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dan Reverse tersenyum kecil melihatnya.
Bohong jika dia bilang tidak lagi mencintai sosok Fang. Bagaimanapun, Fang adalah sosok pertama yang mengisi hatinya. Di kehidupan sebelumnya. Saat mereka bertiga bereinkarnasi bersama dengan rancangan pemuda gila itu.
"A-apa maksudmu dengan pacaran?"
"Ayo pacaran bersama Boboiboy. Setelahnya menikah. Lalu punya anak."
"Caramu menembak benar-benar jauh dari kata romantis tahu!!!"
Boboiboy yang muncul dari lemari meneriaki Reverse yang hanya memasang wajah datar. Reverse tahu kok kalau dia gak romantis. Sekarang dia saja sudah merutuki tingkahnya yang gak bisa romantis sedikitpun.
Lain lagi dengan Fang yang terdiam dengan wajah merah padam. Otaknya masih ngeblank karena ucapan Reverse. Pacaran, nikah, anak, hanya kata-kata itu yang sedari tadi menggema di telinga Fang.
"Ya! Kau apakan Fang hah? Kau ingin membuatnya malu sejadi-jadinya?"
Boboiboy mengguncang tubuh Fang seraya memaki Reverse yang sedari tadi tidak membantu. Arwah Fang sepertinya akan lepas jika tidak ada Reverse yang memeluk kedua pemuda yang dia cintai hanya dengan satu pelukan.
"Setelah ini ayo kawin."
BLETAK!
"DASAR OTAK SELANGKANGAN!"
"Sejak kapan Boboiboy jadi barbar sih?"
TBC
Udah ya, jangan ngambek karena aku lama update. Aku masih ujian soalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Never Ending Reincarnation
FanfictionUDAH END BUKAN BERARTI KAGAK MINTA VOTE!!!! "Aku memberimu berkat hidup abadi. Bukan umur panjang dimana kau akan ditinggalkan oleh orang-orang yang kau kasihi. Melainkan reinkarnasi tanpa ujung bersama sosok yang kau cintai." Boboiboy meninggal ak...