Di halaman belakang rumah Bella. Bella membawa nampan yang berisi teh rosemary dan kukis cokelat buatan tangannya pada Sally. Ia kemudian kembali membawa Kei yang baru saja bangun tidur, lalu kembali lagi membawa high chair milik putrinya tersebut.
"Pantesan lo kerasan di sini ya Bey, suasana di sini nyaman banget. Selain itu bagus untuk Keiko juga. Oh iya kita selfie yuk. Mau gue post di insta nih," ujar Sally.
"Iya, selain itu tetangga di sini juga baik. Tetangga yang rumahnya di sebelah kanan ini maksudnya, mereka keluarga Karlsen, penduduk Norway asli. Mereka sangat baik, mereka membantuku banyak hal. Teh rosemary ini saja pemberian mereka. Kamar putra mereka bahkan berhadapan dengan kamar Kei," ucap Bella sembari menyendok blueberry oatmeal dan menyuapkannya ke mulut Kei.
Bella menceritakan kebaikan keluarga Karlsen pada Sally, mereka sering mengundang Bella ke rumah mereka dan mengadakan jamuan. Mereka juga sering mengantarkan Bella ke toko-toko atau pasar yang menjual bahan-bahan pokok. Keluarga Karlsen bahkan sering menjaga Kei ketika Bella sibuk dengan aktivitasnya.
"Nanti ikut gue yuk, gue mau mengantar kukis cokelat buatan gue untuk mereka. Si kecil Mars Karlsen mesti suka kukis buatanku," selorohnya.
"Wah, mau dong. Nggak sabar bertemu mereka," jawab Sally.
"Allah maha baik ya, Sal. Di tengah beban berat yang gue terima gue masih dikelilingi orang-orang baik," ujar Bella berkaca-kaca. Sally lantas memeluknya dan menepuk pundaknya.
Sembilan hari setelah kepulangan Sally ke Jakarta, Bella nampak sibuk di dapur. Ditemani Kei yang nampak asyik melahap buah stroberi dengan jari-jari mungilnya.
Ia meletakkan piring makan Kei yang berisi potongan buah peach dan spinach banana muffin.
"Tadaa!" Ucapnya.
"Spinach banana muffin untuk Kei anak mama yang hari ini genap berumur satu tahun. Makan yang lahap ya nak. Mama harap kelak Kei tumbuh menjadi anak yang shalihah, dan memiliki pribadi yang mulia."
Bella kemudian menitikkan air mata. Ia mengingat pertemuan pertama kali dengan Kei, suka duka yang mereka rasakan bersama, dan rasa sakit hati yang disebabkan penolakan kedua orang tua Erlangga yang berujung putusnya hubungan ia dengan Elang karena Elang lebih memilih menuruti kehendak orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Perfect Mother [SELESAI]
ChickLitBella Aghnia Zanna adalah mahasiswi jurusan Psikologi di sebuah universitas ternama di Jakarta. Kehidupannya berubah drastis setelah ia menemukan seorang bayi yang dibuang di depan masjid kompleks rumahnya. Pernikahannya dengan sang kekasih, Erlang...