Chapter 25: Bitter As Chocolate

2.6K 202 4
                                    

"Good girl! Bella, your daughter is very smart!" Pekik Tante Aileen.

"Iya, dia sangat pintar dan punya banyak teman di masjid. Saat sholat Jum'at, di mana teman seusianya berlarian kesana kemari di kids corner, ia duduk diam sambil membuka Al Qur'an for kids." Om Adam sangat bersemangat menceritakan hal-hal lucu di masjid tadi.

Bella mendekap putri kecilnya yang sedang tidur di pangkuan. Terselip rasa haru setiap kali ia memandang wajahnya. Seperti pelipur lara, yang menghangatkan hatinya yang sedang kacau ini.

Siang tadi ia berjumpa dengan Doni dan Marco. Doni lalu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dibalik postingan Renatta.

🌾🌾🌾

"Hai, Bellstifull. Lagi sibuk nggak?" Tanya Marco hati-hati.

"Ada yang mau kita omongin, tapi kalo elo sibuk nggak usah deh. Oh iya elo bisa ajak Aysha dan Agatha juga. Nggak etis soalnya, kalo kita jadi ngobrol bertiga dan lo cewek sendiri." Kata Doni mengajukan tawaran.

Sebenarnya Bella tahu kemana arah pembicaraan ini. Tapi ia memberikan kesempatan pada dua orang ini untuk menjelaskan cerita mereka.

"Oke, gue cuma punya waktu dua puluh lima menit." Bella kemudian mengajak Aysha dan Agatha ikut.

Doni mulai bercerita...

Hari Rabu pukul 11.40 waktu Leeds di mansion keluarga Avalee.

"Hai, Ren! Thanks ya udah ngundang kita, The Jombloes di acara keluarga lo!" Cerocos Marco seenaknya.

"Ih, kan yang jomblo kalian para cowok. Gue mah taken," pamer Iva sambil mengibas rambut.

"Iya deh, yang pacarnya orang Korea. Siapa namanya Bi?" Tanya Marco.

"Kim Jong Un," kata Bian yang disambut gelak tawa teman-temannya.

Iva memasang wajah cemberut yang menjadikan dirinya semakin di-bully sahabat-sahabatnya.

"Iya, makasih ya Ren. Tau aja kita-kita belum makan. Tuh si Marco sama Iva udah nyomot macaron aja," ujar Doni.

"Santai lah, Don. Kalian kan bestie gue dari zaman SMA."

"Eh, Ren. Ini acara apaan ya kalo boleh tau?" Giliran Bian angkat bicara.

"Oh, acara perpisahan nyokap dan adek gue. Mereka harus pulang ke Indo. Tunangannya adek gue juga ikut pulang karena kerjaan di sini udah kelar. Kalo bokap gue masih ada urusan kerjaan di sini," jawabnya.

Bian dan lainnya manggut-manggut.

Di tengah-tengah acara, Tiffany menunjukkan tangan ke arah Bian sambil mengatakan sesuatu pada ibunya.

"Mi, itu lho crush-nya Kakak. Ganteng kan?"

"Eh, iya nak. Kakakmu pinter banget milih cowok," balas ibunya.

"Tapi sayangnya dia nggak naksir kakak, Mi. Mereka kejebak friendzone gitu. Dan mami tau, nggak? Kata kakak dia naksir mantannya kak Elang masa? Ih, tuh cewek kalo nggak ngerebut cowok orang badannya gatel kali ya?"

Ayunisari menarik tangan putrinya. Dia memiliki sebuah ide. Dari sinilah awal mula kesalahpahaman bermulai.

"Mami punya ide. Kita komporin aja cewek itu biar dia jauhin crush kakakmu. Kita jebak dia biar mau foto berduaan sama Razta," tukas Ayunisari.

"Hah? Mami mau ngapain kek gitu? Childish tau nggak?" Tegur Tiffany.

"Emang kamu punya ide yang lebih bagus?" Ucapnya tersinggung. Tiffany menggeleng.

I'm Not A Perfect Mother [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang