Chapter 24: Go to Pieces

2.5K 216 5
                                    

Bella mengenakan earphone putihnya. Telinganya dengan seksama mendengarkan sebuah kajian sementara tangannya sibuk menyetrika rok putih dan kemeja flanel coklat dengan motif kotak-kotak. Sementara hijabnya tergolek di atas kasur dalam keadaan rapi.

Ia teringat ucapan sang ibu beberapa bulan lalu.

"Nak, sepertinya Bian suka sama kamu. Dia juga kelihatannya tulus sayang sama Kei. Apa Bella ada perasaan sama Bian?"

"Bella nggak tau, Ma."

"Jujur, nak. Mama seneng kalau Bella mau membuka hati lagi setelah mendapatkan trauma masa lalu. Tapi ingat, kalian berdua bukan mahram. Belum tentu jodoh juga. Bella harus jaga diri, jaga hati. Jangan berharap pada orang lain dan jangan memberikan harapan pada orang lain."

"Iya, Ma."

Bella menyadarkan lamunannya. Bersama Aysha, ia pergi ke kampus Leeds.

🌻🌻🌻

Bella menghentikan pekerjaannya dan menutup laptop. Diseruputnya coffee latte pemberian Azura, yang tengah membaca buku di depannya.

"Ternyata benar kata orang-orang, kalau cari buku ya di Laidlaw. Aku bahkan menemukan buku yang sulit ku cari di luar," kata Azura memecah keheningan.

Ia dan Azura saat ini tengah berada di perpustakaan Laidlaw, yang terletak di dalam kampus Leeds. Mereka berdua sepakat mengerjakan tesis di sana, sambil menunggu pertemuan dengan supervisor mereka.

 Mereka berdua sepakat mengerjakan tesis di sana, sambil menunggu pertemuan dengan supervisor mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Sumber foto: Instagram Leeds University)

Ponsel Bella bergetar. Segera ia merogoh ponselnya. Dilihatnya, telepon dari Erlangga.

Ia mendesah, mengapa di saat sepenting ini Elang menelepon. Ia pamit kepada Azura, berdalih ingin ke kamar mandi.

"Assalamualaikum. Ada apa telepon? Langsung to the point aja," tegasnya.

Alis Elang mengernyit. Bella tak pernah sekaku ini, lebih tepatnya saat mereka masih bersama dulu.

"Bey, boleh ketemu? Tolong, sekali ini aja. Ada yang mau gue kasih," ujar Elang.

"Maaf gue sibuk. Kalo mau ngasih sesuatu titipin aja ke restoran Tante Aileen. Udah pernah ke sana kan?" Sahut Bella tegas.

"Please, Bey. Lima belas menit aja, karena siang ini gue pulang ke Indonesia," pinta Elang.

Bella merasa sedikit lega, karena melalui kepulangan Erlangga, setidaknya ia tidak akan diganggu oleh Tiffany lagi. Akhirnya dengan terpaksa, ia menyanggupi permintaan Erlangga.

Bella meminta izin pada Azura untuk keluar sebentar. Azura mengijinkan, namun ia juga mengingatkan kalau dua puluh menit lagi mereka harus menemui supervisor mereka untuk bimbingan tesis.

I'm Not A Perfect Mother [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang