Chapter 7: Berakhir

6.1K 427 7
                                    

Sebelumnya...

((Percakapan telepon antara Bella dan Erlangga))

"Halo, ada apa Kak? Udah sampai rumah?"

"Belum. Ini masih di perjalanan. Barusan Mama telepon aku, kayaknya ada hal penting. Kebetulan malam ini juga aku mau cerita soal Kei ke Mama. Semoga aja Mama mau nerima."

"Aamiin. Oh iya Kak, tiga hari lagi aku sidang proposal. Doain aku, ya."

"Iya. Eh tapi kamu hebat juga ya, udah tau mau sidang proposal malah masih sering keluar sama aku. Kamu juga unggul di antara temen-temen kamu yang masih ngerjain bab satu-dua."

"Hehe, makasih Kak."

"Bey, aku dah sampai rumah nih. Nanti aku telepon lagi, ya. Bey? Halo?"

Karena Erlangga tidak mendengar sahutan di seberang, ia langsung memasukkan ponsel ke saku celananya. Tanpa sadar kalau Bella tidak mematikan sambungan telepon mereka.

"Duh lupa kalo teleponan sama Kak Elang, gara-gara ganti popok Kei. Lho, kok nggak ada sahutan? Biar aja deh mungkin Kak Elang fokus nyetir."

Karena tidak ingin membangunkan Kei, Bella memasang earphone supaya percakapan mereka tidak menggangu tidur Kei. Saat Bella baru saja memasang earphone, terdengar seseorang mengucapkan kalimat mengoyak hatinya.

"Elang, batalkan pernikahanmu dengan Bella!" Perintah suara dari seberang telepon.

Jeder! Bagaikan petir di siang bolong. Hati Bella mencelos.

"Semenjak perempuan itu kembali aku sudah menduga akan begini. Tiffany nggak akan membiarkan aku menikah dengan Kak Elang," gumam Bella.

Sementara itu di kediaman Alexander.

"Mama sudah dengar semuanya! Bella mengadopsi bayi yang di buang oleh ibu kandungnya. Ngapain sih dia melakukan hal bodoh seperti itu. Nanti kalo kalian menikah, anak angkat itu malah akan mencemarkan nama baik keluarga kita. Dikiranya itu anak hasil hubungan gelap kalian."

"Stop, Ma! Mama nggak punya hati kah? Bayi itu nggak bersalah, dan kita bisa kan ngejelasin ke teman-teman atau relasi Mama Papa kalau bayi itu anak angkat kami?" Sergah Erlangga.

"Kamu keterlaluan Elang..."

"Udah, Ma. Elang, yang Mama kamu bilang itu benar. Papa nggak mau kalau image keluarga dan perusahaan Papa tercemar dengan adanya anak angkat itu." Rudy Alexander yang selama ini memihak Erlangga, angkat suara.

"Mama punya solusi. Kasih tau Bella, kalau dia memang cinta sama kamu dan tetap ingin melangsungkan pernikahan kalian yang tinggal tiga bulan lagi, suruh dia tinggalkan anak angkatnya," seru Claire.

"Papa setuju. Kalau memang Bella cinta sama kamu, apapun akan dia lakukan, kan? Termasuk meninggalkan bayi itu," kata Rudy.

Erlangga kecewa. Ia terpaku setelah mendengar kalimat papanya. Namun keheningan itu buyar setelah ia mendengar ucapan dari balik telepon.

"Kak Elang, aku mau bicara."

Betapa terkejutnya Erlangga mendengar suara Bella. Ia segera mengambil ponsel dari saku celananya. Dan benar, ia lupa mematikan sambungan telepon mereka.

"Bey, aku bisa jelasin..."

"Kak, tolong loudspeaker telepon ini. Aku akan menjawab pertanyaan Mama dan Papanya kakak," ujar Bella menahan tangis.

Di belakang Bella, Mama Lana menguatkan hati putrinya.

"Bella yakin sama jawaban Bella?" Tanya beliau.

"Sangat yakin, Ma. Bismillah," jawabnya.

Sementara itu di kediaman Alexander, Erlangga menuruti Bella untuk me-loudspeaker teleponnya.

"Selamat malam, Om Rudy dan Tante Claire. Kalian lah yang telah memaksa saya untuk memilih..."

Claire memotong ucapan Bella. "Tuh kan, Elang. Bella pasti akan milih kamu, dia kan cinta banget sama kamu. Masalah clear, kan? Bella lebih memilih Erlangga Alexander ketimbang bayi itu," ucapnya bangga.

"Anda salah Tante," kata Bella.

Raut wajah Claire seketika berubah masam.

"Saya pilih putri saya, Keiko Raisa Vienna. Maaf Tante. Saya nggak mungkin tega membuang amanah besar ini. Kalau memang Om dan Tante tulus menerima saya, seharusnya kalian tidak mengucapkan kalimat seperti itu."

"Dasar perempuan nggak tau diuntung! Seharusnya kamu bersyukur sudah saya restui dan setelah menikah kamu bisa bergabung dengan keluarga Alexander dan hidup bergelimang harta!" Emosi Claire memuncak.

"Tunggu, Bey. Kamu jangan asal mutusin dong. Besok kita ketemu ya," sergah Erlangga.

"Elang! Ngapain kamu bela-belain perempuan yang lebih memilih anak angkatnya ketimbang kamu! Mulai detik ini Mama larang kamu berhubungan lagi sama Bella!" Bentak Claire.

Bersambung~

________________________

Author's Note: Hai~ Semoga kalian suka ceritanya ya. Maaf kalo aku lamaa bgt update nya. Oiya, aku pengen nanya nih. Kalo kalian di posisi Bey, siapa yg akan kalian pilih?

Buat yang penasaran siapa sih cast nya Kei? Ini dia~ Cute nya maa syaa Allah...

Btw kalo bayinya seimut Kei, mana ada yang tega ninggalin dia. Hihihi~

 Hihihi~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm Not A Perfect Mother [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang