Epilog

5.6K 250 7
                                    

Suara anak-anak yang berkeliling kompleks sambil membunyikan alat-alat dapur terdengar hingga ke dalam rumah-rumah warga.

"Sahur... Sahur!" Teriak mereka.

Bau masakan semerbak wangi mengusik hidung Bian, dan membuatnya terbangun.

"Masak apa, Yang?"

"Masak menu favoritmu. Ikan gurame, sambal bawang, sama tumis kangkung. Semuanya udah ready di meja makan. Yuk sahur," ajak Bella.

"Makasih istriku yang sholehah. Kalau capek bilang, ya. Kita bisa pesan makan sahur di luar. Ingat kata mama dan mama mertua, kamu nggak boleh kecapekan," ujar Bian mengingatkan petuah orang tua mereka yang baru kemarin pergi untuk menunaikan ibadah umroh.

"Aku nggak capek kok, Yang. Lagian cuma masak segini. Adik bayi juga bisa diajak kerja sama. Aku nggak mual sama sekali nyium bau masakan. Nggak kayak waktu trimester pertama," ucap Bella. Ia mengusap perutnya yang mulai terlihat bump-nya. Bulan ini, kehamilan Bella berada di usia 19 minggu.

"Ya udah. Habis sahur kamu istirahat dulu. Piring-piring kotor biar aku yang cuci."

Bella menganggukkan kepala. Mereka beranjak ke meja makan untuk makan sahur bersama.

💐💐💐

"Yang, Kei aku ajak ngantor ya. Jadi kamu bisa istirahat," kata Bian.

"Nanti kamu kerepotan gimana?" Tanya Bella.

"Nggak. Kei pinter kok, Yang. Lagipula dengan aku ajak ke sekolah dia bisa bergaul dengan anak-anak luar biasa dan nantinya bisa menumbuhkan sifat empati terhadap sesama. Lagipula hari ini hari terakhir sekolah. Aku ingin menjelang 10 hari terakhir Ramadhan semua orang bisa memaksimalkan ibadah."

"Ya udah. Eh, ponsel kamu bunyi."

Bian mengambil ponselnya dan membaca pesan yang tertera.

"Yang, temen-temen kuliah kita mau bukber di sini. Gimana? Kalo kamu keberatan biar bukbernya di resto aja," ujar Bian.

"Di sini nggak apa-apa kok, Yang. Emang berapa sih yang mau ikut?" Tanya Bella sambil menyuap ikan goreng ke mulutnya.

"Marco sama Doni. Tapi feeling-ku Rena bakal ikut deh, ngajak gengnya. Gimana nih? Kalo kamu ngebolehin nanti lauknya kita beli aja, kamu nggak usah masak. Nanti kecapekan."

"Aku sih oke aja, Yang. Tapi aku boleh kan, bikin dessert?"

"Selagi nggak merepotkan kamu, it's okey."

💐💐💐

Pukul 16.30 WIB dan semua hidangan telah tersaji lengkap di meja, kecuali dessert buatan Bella, yang masih berada di kulkas.

Bella dan Bian kompak mengenakan pakaian berwarna dusty pink. Freya dan Rayden, suaminya baru saja datang untuk menjemput Kei.

Bella dan Bian telah sepakat untuk menitipkan Kei pada mereka untuk jaga-jaga kalau Renatta berbuat onar di acara nanti.

Satu jam berlalu, kediaman mereka mulai ramai dengan datangnya The Jombloes.

"Wow, setelah nikah lo jadi pinky boy gini ya, bro!" Canda Marco.

"Biasa, kembaran sama istri gue."

"Gimana kandungan Bella?" Tanya Doni.

"Alhamdulillah sehat. Thanks ya kalian selalu care sama keluarga gue, rajin banget kirimin madu sama makanan."

"Karena lo dan Bellstifull adalah sahabat kami yang berharga. Gue seneng liat kalian bahagia," tukas Marco.

"Makasih guys, mau nangis nih gue. Eh berhubung udah mau buka, gue ke belakang dulu, ya."

I'm Not A Perfect Mother [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang