Bella mulai bercerita pada sahabatnya.
"Gue sama Alma mulai deket dari semester dua, dia sering traktir gue, belanjain gue, dan gue merasa dia anak yang baik. Sampai akhirnya gue mencium gelagat kalo dia baik karena manfaatin gue."
Bella menghela nafas sejenak. "Lo ingat kan Sal, waktu semester tiga dosen kita sering ngasih tugas kelompok yang anggotanya 2-3 orang dan gue selalu sekelompok sama dia. Dari situ gue mulai merasa dia manfaatin gue."
"Al, sore ini gue ke rumah lo ya, kita sama-sama ngerjakan tugasnya Pak Umar."
"Maaf Bey, gue nggak bisa. Gue harus nemenin nyokap arisan di rumah. Lagian gue nggak mudeng sama tugasnya. Lo kan pinter, please kali ini lo yang ngerjain ya? Lain kali gue bakal bantuin lo, kok," kata Alma.
"Pada saat itu gue masih kasih toleransi, berharap lain kali dia bakal ikut andil dalam ngerjakan tugas. Ternyata gue salah, Sal. Dia malah terus-terusan kek gitu."
Sally melongo. "Terus Bey?"
"Gue tetep diam dan ngerjakan semua tugas kelompok seorang diri, sampai akhirnya gue sakit beberapa minggu. Gue minta gantian ke Alma untuk kerjakan tugas kelompok. Dia terima sih, tapi terlihat banget kalau dia nggak ikhlas. Lo tau nggak, dia kerjakan tugas kelompok kami asal-asalan dan gue kecewa."
"Astaghfirullah Bey, lo sabar banget sih!" Sally mengelus dada.
"Dan kekesalan gue memuncak ketika bulan lalu dia dengan seenaknya minta file skripsi gue."
"Bey, lo udah nyampe bab berapa?" Tanya Alma.
"Masih bab 3, Al. Ini aja hampir setengahnya revisi. Gue capek banget."
"Wow, gue aja masih cari-cari judul. Stress gue, judul-judul gue sebelumnya ditolak dospem. Lo sih enak, pinter. Hmm, Bey. Gue boleh nggak minta file skripsi elo?" Tanya Alma tanpa rasa bersalah.
"Hah? Buat ngapain?"
"Tenang aja, gue nggak bakal nyontek kok! Maksud gue, nanti kalo judul gue ada yang di-ACC gue tinggal make kerangka skripsi elo. Jadi gue nggak perlu pusing ngetik dari awal," ujarnya.
"Dari situ aku mulai berani menolak keinginan dia. Dan apa yang terjadi? Alma marah besar. Dia maki-maki gue dan gue akhirnya mengeluarkan emosi yang gue pendam bertahun-tahun. Itulah awal mula Alma benci banget sama gue." Kata Bella mengakhiri cerita.
"Astaghfirullah, gue cuma bisa istighfar Bey. Tapi alhamdulilah, Allah menyelamatkan lo dari temen toxic kek gitu," balas Sally.
Siang sepulang kuliah, Bella mengajak Sally pergi ke toko perlengkapan bayi. Ia membeli banyak pakaian dan aksesoris untuk putri angkatnya. Setelah puas berbelanja, ia berpamitan dengan Sally dan langsung pulang ke rumah.
"Assalamu'alaikum, sayangnya Mama Bey. Mama beliin baju banyak nih," ujar Bella sambil menaruh barang belanjaan di lantai kamarnya.
"Mmm, cuma baby aja yang di sapa. Mamanya nggak nih," canda Mama Lana.
"Hehe, maaf Mama. Oh iya, Bella juga beliin Mama baju lho. Tadi mampir ke mall sama Sally," kata Bella sambil memeluk mamanya.
"Ya udah Bella mandi dulu ya, Ma," lanjutnya.
"Iya, Nak. Nanti kamu jaga baby ya, sore ini Mama mau buka toko roti," kata Mama Lana. Bella melaju ke kamar mandi dan mengacungkan jari jempolnya ke atas.
🍁🍁🍁
Setelah sholat ashar, Mama Lana bersiap pergi ke toko. Ia pun memanggil Bella. "Bell, Mama ke toko roti dulu ya."
"Iya, Ma." Bella keluar dari kamarnya sambil menggendong bayinya. Ia mengenakan pocket straight dress mocca tanpa lengan dan celana jeans putih, rambut panjangnya ia gelung ke bawah seperti konde.
"Hmm, kamu belum punya nama ya? Tunggu ya, Mama nyari nama yang bagus di search engine."
Sembari menggendong, Bella mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu di mesin pencarian. Matanya menatap lekat pada sebuah layar di ponsel.
"Mama udah nemu nama yang bagus. Keiko. Ya, nama kamu Keiko Raisa Vienna. Kamu tau nggak arti nama kamu? Keiko artinya anak yang menyenangkan, kalo Raisa nama penyanyi yang cantik itu lho. Vienna itu ibukota Austria."
Bella terus berbicara tanpa henti hingga ia tak menyadari Erlangga berdiri tak jauh darinya.
"Ehem. Bey, bisa bicara sebentar?" Ucap Erlangga. Matanya dengan tajam menatap bayi perempuan yang ada di gendongan Bella.
Bersambung~
___________________
Assalamu'alaikum gais. Maap lama update nya hehe. Semoga suka sama ceritanya, maap kalo gaje.
Btw, adakah diantara kalian yang pernah punya temen macam Alma? Gimana kalian menyikapinya? 🙂
Oya di chapter kali ini aku mau menampilkan "wajah" dari baby Keiko dan Erlangga 😊
Ini dia, cast Keiko Raisa Vienna 👏🏻
Kalo ini, cast-nya Erlangga Alexander
Bye, see you on next chapter~
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Perfect Mother [SELESAI]
Literatura KobiecaBella Aghnia Zanna adalah mahasiswi jurusan Psikologi di sebuah universitas ternama di Jakarta. Kehidupannya berubah drastis setelah ia menemukan seorang bayi yang dibuang di depan masjid kompleks rumahnya. Pernikahannya dengan sang kekasih, Erlang...