Chapter 8: Hello Goodbye

6.3K 473 14
                                    

Setelah percakapan menguras hati yang terjadi kemarin malam, Bella mengurung diri di kamar beberapa hari. Selama itu juga ia tak makan sesuap nasi. Kei yang menangis pun dia abaikan, sehingga Mama Lana mengambil alih Kei dari sisinya.

Bella hancur. Kandas sudah hubungannya dengan Erlangga Alexander yang mereka jalin selama tujuh tahun.

Bella melirik ke arah Kei. Tak terasa butiran air mata jatuh ke baju Kei.

"Maafkan Mama, yang sudah mengabaikanmu berhari-hari. Maafkan Mama, Kei. Karena sudah menjadi ibu yang tidak baik. Kedepannya, kita hadapi masalah apapun bersama-sama, ya."

🍁🍁🍁

Keesokan harinya, Erlangga pergi menemui Bella ke rumahnya, namun mendapat penolakan dari Mama Lana. Erlangga pantang mundur. Ia datangi Bella di kampus, namun tak berhasil.

Ia tetap mengejar hingga tibalah sidang akhir Bella. Diam-diam ia melihat Bella sedang mempresentasikan skripsinya. Namun ia terkejut, mendapati Bella sekarang telah berhijab.

Diam-diam dia menguping dari ruang sebelah. Betapa senangnya Erlangga saat mendengar Bella lulus dari sidang skripsi.

"Bey, gue kagum banget sama lo. Di saat lo lagi ada masalah besar, tapi lo masih bisa melalui ini semua dengan sangat baik. Diantara kita semua, elo yang revisinya paling dikit. Gue sebagai sahabat super bangga sama lo," puji Sally.

"Duh, thanks banget Sal. Lo juga hebat bisa jawab pertanyaan dosen dalam waktu singkat. Makasih juga karena mau dengerin curhatan gue tiap malem. Itupun sambil bisik-bisik karena gue nggak mau Kei bangun. Hahaha," tawa Bella.

"Bey, bisa bicara sebentar," Erlangga menginterupsi pembicaraan mereka. Dalam hatinya, dia sedih. Senyum di wajah Bella memudar karena kedatangannya.

"Hmm, gue ke toilet dulu..."

"Nggak usah. Lo di sini aja, Sal. Bentar lagi kita kan ke kafe bareng," potong Bella.

"Cepetan Kak. Aku ada perlu," ujar Bella dingin.

"Bey, nggak bisakah kalau kita..."

"Keputusanku sudah bulat, Kak." Potong Bella.

"Apa kamu nggak memikirkan perasaanku? Kita udah tujuh tahun bersama, Bey. Dan bentar lagi kita nikah. Tolong, Bey. Kei bisa di asuh Mama kamu. Nanti satu-dua bulan setelah kita menikah kita bicarakan Kei ke Mama," pinta Erlangga.

"Aku yang harus mengalah lagi untuk kelangsungan hubungan ini? Selama tujuh tahun aku rela mengalah supaya Mama kamu mau menerimaku! Ku turuti semua keinginannya. Setelah semua pengorbananku, aku hanya minta supaya keluarga Kakak bisa menerima Kei tapi apa responnya? Keluarga kak Elang menyuruh aku menelantarkan Kei?"

Erlangga terdiam. Baru pertama kali ia melihat Bella semarah itu. Sally, sahabat Bella bahkan tak henti-henti mengucap istighfar.

"Jadi kamu lebih memilih anak angkatmu dibanding aku?" Aura kekesalan Erlangga memuncak.

"Oh, jelas. Sudah cukup aku berkorban untuk Kakak dan keluarga Kakak," tegas Bella.

"Baik kalau itu keputusanmu. Selamat tinggal." Erlangga pergi meninggalkan Bella dengan perasaan campur aduk. Sally menepuk pundak Bella dan menghiburnya.

"Bener kata Mama. Jangan pernah membuat ikatan cinta sebelum pernikahan. Mama berkali-kali ingetin gue untuk nggak pacaran, menutup aurat, sholat tepat waktu. Ini teguran dari Allah buat gue, yang nggak mau taat pada-Nya," lanjutnya.

"Udah, yang penting kamu sudah sadar kan kalau hubungan yang kalian jalin bertahun-tahun alias pacaran itu sebuah ikatan yang salah dan Allah nggak ridho," kata Sally.

"Iya, Sal. Makasih banyak lo sering negur gue. Oh iya, kita kan mau makan-makan untuk ngerayain berhasilnya sidang akhir kita. Kuy," ajak Bella.

Belum genap tiga langkah mereka keluar dari kampus, Alma sudah berdiri dengan congkaknya.

"Hari ini gue seneng banget. Yaa meskipun skripsi gue dibantai abis-abisan sama dosen gue yang nyebelin. Tapi liat kak Elang putus sama elo, gue jadi happy lagi. Gue ada chance untuk jadian sama dia dan..."

Bella mengabaikan ocehan Alma, sorot matanya menatap ke arah kiri gerbang kampus. Ia melihat Erlangga memeluk Tiffany. Bella pun mengembangkan senyum sinis.

"Apa lo yakin? Noh liat belakang lo. Dia lagi peluk-pelukan sama cewek yang dijodohin orang tuanya. Asal lo tau, tu cewek namanya Tiffany Ruby Avalee, udah cantik, dari keluarga tajir lagi. Dan yang pasti, udah dapet restu dari orangtuanya kak Elang. Masih yakin lo bisa jadian sama kak Elang? Cemungut ea, gue cabut dulu. Bye."

Skakmat. Ucapan Bella membuat Alma diam seribu bahasa.

Bersambung~

I'm Not A Perfect Mother [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang