Bella dan Tante Anisa menelusuri mall yang terletak di bilangan Jakarta Selatan. Dengan penuh kasih sayang Tante Anisa mendekap Kei yang baru saja tidur dalam gendongannya.
Setelah minggu lalu Bella dan putranya melangsungkan acara khitbah di kediaman Bella, kini keduanya tengah mencari kain batik dan kain kebaya yang akan digunakan pada hari akad nikah dan resepsi pernikahan Bella dan Bian.
"Ma, kalau capek Kei kasih ke Bella ya. Kasian Mama Anisa gendong Kei dari dua jam yang lalu."
"Nggak apa-apa, Nak. Kasihan cucu Mama capek nemenin kita belanja dari tadi," seloroh Tante Anisa.
Bella bersyukur dalam hati. Banyak sekali nikmat yang Allah berikan kepadanya. Calon suami dan calon mertua yang menerima ia apa adanya, bahkan sangat menyayangi Kei.
"Habis makan siang kita ke desainer langganan Mama ya. Bella kira-kira mau model seperti apa?" Tanya Tante Anisa antusias.
"Bella maunya yang sederhana aja, Ma. Yang penting nggak ketat dan hijabnya nutupin dada, bukan hijab model lilit."
"Bella yakin mau desain sederhana? Ini kan untuk hari spesial Bella."
"Iya nggak apa-apa, Ma. Bella kurang suka model glamor. Tapi kalau Mama ada rancangan yang Mama suka Bella ikut aja."
"Justru Mama akan membebaskan Bella untuk memilih yang Bella mau. Oh iya, setelah sholat kita ke resto Jepang yang itu, yuk. Sudah bersertifikat halal, lho. Jadi aman dari yang namanya mirin," ucap Tante Anisa sambil menunjuk sebuah restoran Jepang.
Setelah sholat, keduanya makan siang di restoran Jepang. Tak sengaja mereka bertemu dengan Tiffany dan Erlangga yang juga tengah menikmati makan siang.
"Hai Tante, apa kabar? Kok bisa kebetulan kita ketemu di sini?" Sapa Tiffany.
"Alhamdulillah baik. Iya, soalnya Tante sama Bella lagi belanja kain untuk keperluan akad dan resepsi. Oh iya, kalian minggu depan menikah ya? Selamat ya, semoga dilancarkan segala urusan sampai hari H."
Keduanya pun mengamini. "Makasih ya, Tan. Semoga pernikahan Bella dan Bian juga diberikan kelancaran," ucap Erlangga tulus.
🌷🌷🌷
Keesokan harinya, Bella dan Bian pergi ke sebuah toko perhiasan. Kali ini tidak ditemani Kei karena anak itu sedang tumbuh gigi, akibatnya tubuhnya sedikit demam. Tapi mereka tidak pergi berdua, melainkan dengan saudara sepupu Bella, Zenita.
Zenita merekomendasikan sebuah toko perhiasan yang menjadi langganan ibu mertuanya, juga tempatnya membeli cincin nikah.
Mereka memasuki toko tersebut yang terletak di sebuah mall besar. Setelah mengelilingi toko, keduanya sepakat memilih sepasang cincin untuk pernikahan mereka.
Cincin untuk Bian bahannya dari perak dan model yang simple dengan berlian kecil di tengahnya. Bian memilih cincin berbahan perak karena dalam Islam laki-laki tidak diperbolehkan mengenakan cincin emas.
Sementara cincin pernikahan Bella, berbahan dari emas putih. Desainnya sangat cantik, jenis cincin yang menjadi pilihan Bella dan Bian adalah cincin jenis princess solitaire ring with wedding band.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Perfect Mother [SELESAI]
Literatura FemininaBella Aghnia Zanna adalah mahasiswi jurusan Psikologi di sebuah universitas ternama di Jakarta. Kehidupannya berubah drastis setelah ia menemukan seorang bayi yang dibuang di depan masjid kompleks rumahnya. Pernikahannya dengan sang kekasih, Erlang...