"Oh iya, Bey. Tante Lana udah di kabari soal tawaran kerja dari kampus? Gue sih seneng banget, kerja di bagian Research and Development emang impian gue, tapi Umma gue nolak awalnya." Sally mengawali ceritanya.
"Gue bisa nebak, sih. Umma lo yang seorang psikolog, nguliahin elo sarjana psikologi supaya elo bisa bantu dia di tempat kerjanya, kan?" Terka Bella.
"Yup. Awalnya gue diminta jadi asisten dia, nanti kalo gue udah banyak pengalaman, baru gue dipercayai oleh beliau untuk ikut andil mengurus kliniknya. Ibaratnya dari asisten psikolog, naik jabatan jadi psikolog. Tapi gue tolak karena gue ingin kerja kantoran, Bey," curhatnya.
"Terus gimana final decision-nya?"
"Dengan berat hati Umma ijinkan. Lagian di klinik kan Umma punya asisten. Terus, lo gimana?" Tanya Sally balik.
"Mama selalu setuju sama pilihan gue. Tapi, tawaran kerja dari kampus gue tolak karena..." Bella berbisik di dekat telinga sahabatnya.
"Hah? Yang bener? Gue seneng Bey, lo udah diterima di sana. Mana agak susah kan kalo mau masuk ke sana. Selamat ya, my bestie. Tapi di satu sisi gue sedih, kita bakalan berpisah. Dan Kei gimana?" Tanya Sally.
"Kei gue bawa lah. Gue juga sedih karena bakal jauh dari elo. Tapi kita teleponan terus ya. Udah mau maghrib nih. Mampir ke masjid dulu yuk, sebelum pulang," ajak Bella.
🍁🍁🍁
Hari minggu, pukul 07.30 WIB. Bella sedang asyik bermain dengan Keiko.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Bella bergegas membuka pintu. Tak disangka-sangka, ternyata Freya, sepupunya yang berparas bule datang.
"Hai Frey, apa kabar? Tante Dwi sama Om Adrian sehat? Masuk yuk. Udah makan belum? Mama masak ayam madu lho," ujar Bella menawari sepupunya.
"Ayah dan Mama sehat, kak. Wah, pas banget aku lapar. Tapi nanti aja, aku mau main sama Keiko dulu. Oh iya kak, Tante Lana udah cerita semuanya. Alhamdulillah, kakak dapat beasiswa S2 di Leeds ya? Kakak ambil apa di sana?" Tanya Freya sambil membetulkan kerudungnya.
"Iya, Frey. Alhamdulillah. Kak Bey ambil fakultas Departmen School of Education, jurusannya ambil Childhood Studies. Ya, masih nyambung lah sama kakak yang lulusan sarjana psikologi ini. Cuma kak Bey bingung masih nyari-nyari tempat tinggal di sana, apalagi nanti Kei kakak bawa."
"Tenang aja, kak. Aku ke sini buat bantuin kakak. Kak Bey ingat sahabatku, Reese Aysha Johnson? Dia kan orang Leeds. Aku udah bilang semua sama dia. Dia dan keluarganya dengan senang hati akan membantu kak Bey dan baby Kei selama di Leeds. Bahkan mereka juga akan membantu kakak untuk menyewa rumah selama kuliah di sana," tutur Freya.
"Hah? Yang bener, Frey? Alhamdulillah ya Allah, makasih banyak ya. Titip salam untuk Aysha, ya." Ujar Bella terharu.
"Oh iya, kak Bey wisudanya kapan? Aku boleh nonton juga? Dan tanggal berapa kakak berangkat ke Leeds?" Tanya Freya penasaran.
"Minggu depan aku wisuda, dan dua minggu lagi aku dan Keiko berangkat ke Leeds," jawab Bella.
🍁🍁🍁
Tepat tiga minggu setelah wisuda, Bella berangkat ke Leeds, Inggris dan diantar oleh Mama, Sally sahabatnya, dan Freya sepupunya.
"Semua koper sudah beres, Nak. Kamu jaga diri ya? Mama titip Kei, sehat-sehat kalian. Mama usahain sebulan sekali jenguk kalian," ucap Mama Lana sendu.
"Jangan khawatir, Ma. Bella in syaa Allah bisa jaga diri dan jaga Kei di sana. Mama doain Bella terus ya," ucapnya.
Tak terasa air mata membasahi pipi mereka berdua. Setelah Bella selesai mengobrol dengan mamanya, Sally maju dan memeluk Bella. Tak beda dengan Mama Lana, Sally pun tak kuasa menahan tangis.
"Gue bakal kangen banget sama lo dan Keiko, tiap lo liburan ke sini wajib banget kabarin gue. Oh iya Bey, gue mau kasih kabar. Minggu depan gue udah kerja jadi staf R&D. Di perusahaan Alexander Abadi," Sally menghentikan kata-katanya.
"Iya, gue keterima kerja di perusahaan bapaknya Elang. Lo nggak marah sama gue, kan?" Sambungnya.
Bella tersenyum. "Nggak sama sekali kok, Sal," ujarnya sambil membetulkan kerudungnya. "Rejeki itu Allah yang atur. Gue akan selalu support lo. Baik-baik ya, di sini. Gue titip Mama. Kak Bey juga titip Tante Lana ya, Frey."
"Tenang aja, Sally dan Freya akan Mama telponin terus tiap weekend buat nemenin Mama, hehe," canda Mama Lana.
"Kami berangkat ya," Bella dan Kei, yang berada di gendongannya berjalan semakin jauh. Kepergian mereka disambut oleh isak tangis semuanya.
🍁🍁🍁
Sembari menunggu pesawat yang sebentar lagi akan terbang, Bella meletakkan Kei ke baby bassinet, alias tempat tidur khusus bayi yang disediakan oleh maskapai penerbangan.
Sesaat setelah pesawat berangkat, Bella bersiap untuk tidur. Ia tahu perjalanan menuju Leeds sangat panjang. Saat ia bersiap tidur, seseorang di seberang kursi pesawat memanggilnya.
"Kamu Bella anak Tante Lana kan? Masih ingat aku? Aku Bian," sapanya.
Bersambung~
_____________________
Hai gais, maaf lama bgt updatenya. Semoga kalian suka ceritanya, luv!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Perfect Mother [SELESAI]
Genç Kız EdebiyatıBella Aghnia Zanna adalah mahasiswi jurusan Psikologi di sebuah universitas ternama di Jakarta. Kehidupannya berubah drastis setelah ia menemukan seorang bayi yang dibuang di depan masjid kompleks rumahnya. Pernikahannya dengan sang kekasih, Erlang...