13. The Smile

4.4K 738 119
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Joseph memandangi timnya yang tengah serius meeting dengan Ziggy. Sementara Alvin, Ray, dan Yogi berkali-kali mengumpat karena salah klik menu, Marsha justru menggebu-gebu bicara pada Ziggy sejak tadi. Optimus memang masih tahap bobrok, tapi sepertinya inisiatif Joseph untuk membantu tim IT mengetes justru berbuah manis. Marsha semakin akrab dengan cowok-cowok di tim. Tidak lagi terlihat risih seperti di tengah di sarang penyamun. Alvin, Ray, dan Yogi pun semakin bisa jaga manner dan tidak seheboh awal-awal Marsha masuk ke tim. Maklum kemarin-kemarin macam hyena lihat rusa kesasar. Padahal ya biasa saja kan, lihat cewek menarik kan banyak di kantor ini.

Sambil mencatat beberapa progres yang dihasilkan Ziggy selama beberapa hari terakhir menerima masukan dari timnya, Joseph meneliti lagi ekspresi-ekspresi anak buahnya. Alvin yang paling gaptek memang kelihatan paling stres di antara yang lain. Ray yang paling tenang, dengan tampang lempengnya membantu rekan-rekan di kiri kanannya. Yogi banyak memberi masukan berharga, tapi Marsha yang paling di luar dugaan. Gadis itu seolah tahu apa bedanya UI dengan UX, bahkan dengan lancar membahas interface yang menurutnya ideal dipakai. Ziggy kelihatan senang sekali mendapatkan masukan-masukan yang lebih practical, karena sebagai pencipta, terkadang kurang paham akan kebutuhan pengguna. Uji coba memang saat paling tepat untuk sekalian upgrade sedikit-sedikit. Tanpa sadar Joseph menarik sudut bibirnya, karena pemandangan timnya yang kelihatan bersemangat hari ini.

"Kak Marsha kok kayaknya ngerti banget, sih? Emang dulu anak IT?" tanya Ziggy di sela diskusi mereka.

"Ih apaan sih, Marsha aja sih, nggak usah Kak segala! Hehe."

"Oh yaudah, Marsha!" balas Ziggy canggung.

Marsha pun tertawa, dan menjawab ringan, "Mantan saya dulu anak informatika sih, jadi tahu sedikit doang, nggak paham-paham banget sih!"

"Acieeee, mantan! Kode tuh, Zig, lagi jombloo ngenes doi!" ejek Yogi sambil ngakak.

Anehnya, muka Ziggy yang sebening nasi hangat itu memerah.

"Hoo gitu," balas Ziggy sambil nyengir. Ia membenahi lagi kacamatanya. Si Alvin dan Ray malah bisik-bisik tetangga sambil sikut-sikutan.

Joseph berdeham keras, sambil menggetukkan bolpoinnya ke meja. "Fokus yuk, guys! Bentar lagi jam makan siang nih, biar cepet beres." Wajahnya beralih pada Ziggy, "Oh iya, Zig, nanti hasil observasi gue email ya, kayaknya masih banyak yang kurang efektif deh fiturnya."

Ziggy menegakkan tubuhnya dan mengangguk-angguk. "Siap, Mas! Makasih banyak! Nanti buat evaluasi tim kita juga nih, biar bisa luncurin dummy 2.0 secepatnya."

Joseph pun mengangkat jempolnya untuk Ziggy. Ia baru akan kembali fokus pada laptopnya, ketika netranya menangkap pandangan Marsha padanya. Joseph bersitatap dengannya, karena mengira gadis itu ingin menyampaikan sesuatu, tapi ternyata Marsha hanya tersenyum manis padanya.

Ideal CutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang