20. The Assumption

4K 695 107
                                    

"Mas, Mas! Minta wine, dong! Temen saya keselek nih!" seru Yogi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas, Mas! Minta wine, dong! Temen saya keselek nih!" seru Yogi.

"Gimana?" Mas Waiter tersenyum sopan, memastikan pesanannya tidak hoax.

Alvin menggoyang-goyangkan tangan. "Nggak, nggak! Aqua aja, Mas! Makasih!" Sang pramusaji pun beranjak untuk mengambilkan pesanan Alvin.

Di antara kerusuhan itu, Marsha berhenti mengunyah, dan menelan dagingnya dengan anggun. Tersenyum kecil, "Ya temen saya nggak cuman Mario sih, Mas? Maksudnya sama temen-temen kampus, atau di kantor lama, gitu ...."

"Gue! Gue gitu sih, sama temen-temen kuliah gue dulu, jaman kere!" sahut Yogi, sok nimbrung.

"Emang sekarang udah kaya, Nyet?" tanya Alvin. Yogi pun menggetok kepala Alvin dengan garpu.

Joseph tersenyum sambil mengangguk-angguk. "Oh, I see ... eh ngomong-ngomong, Mario jadi ke sini nggak? Mumpung baru mulai kita," ucapnya mengalihkan obrolan.

Marsha mengecek ponselnya lagi, dan menggeleng. "Katanya udah makan sama anak-anak IT, jadi nggak ikutan, Mas, salam aja katanya."

Mereka pun mengiris daging masing-masing tanpa banyak tingkah. Terutama Yogi dan Alvin yang entah kenapa makan seperti orang kalap. Marsha baru selesai mengunyah setengah isi piring, mereka berdua sudah tandas sampai kacang polong terakhir. Alvin berkali-kali melirik jam tangannya. Dan Yogi sudah sibuk dengan ponselnya.

"Sha, makannya buruan, udah malem!" bisik Alvin.

Marsha memiringkan kepalanya, baru teringat kalau Yogi dan Alvin rumahnya masih jauh dari sini. Sedangkan dia penduduk sekitar, dan tidak perlu buru-buru. "Yaudah deh, gue udahan aja," Marsha meletakkan garpunya dengan tampang sedih.

"Jangan gitu, nangis nanti dagingnya nggak dihabisin! Udah santai aja! Kita cabut duluan aja, gimana, Pin!" imbuh Yogi.

Alvin melirik-lirik Joseph yang juga masih sisa beberapa potong daging di piring. "Eh, umm, Mas Jos, sorry nih, bukan maksud nggak sopan, tapi kayaknya kita mesti pamit duluan deh."

Joseph mengusap bibirnya dengan tisu, dan mengangguk. "Iya nggak papa, santai aja! Anyway makasih banyak bantuannya hari ini, ya!"

Alvin dan Yogi nyengir kambing, entah omongan Joseph sindiran apa bukan. Yang jelas mereka tetap tegar pendirian untuk pulang duluan dan berterima kasih atas kedermawanan Joseph sebelum angkat pantat dari Holycow. Meninggalkan Marsha yang sejak tadi mendelik-mendelik kasih kode tapi tidak digubris.

Alvin dan Yogi dadah cantik ke arah Marsha yang tampangnya kecut.

Teronggok kecanggungan di antara dua orang tersisa. Kecepatan tangan Marsha mengiris dagingnya semakin cepat, begitu pula makanan yang masuk ke mulut. Joseph yang sudah menyelesaikan bagiannya, meletakkan garpu dan pisau di tengah-tengah piring. Lalu memejamkan mata sejenak untuk mengucap doa, sebelum bersandar ke kursi.

Ideal CutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang