Sudah seperti acara tahunan, setiap malam pergantian tahun SMA Sangkasa mengadakan acara di suatu tempat biasanya hotel dan tetap dengan pengawasan guru-guru. Acara ini dilakukan dengan tujuan menjalin koneksi satu sama lain antar siswa dalam satu sekolah.
Acara ini diselenggarakan di hotel agar jika ingin mengikuti acara sampai akhir dan tidak bisa pulang karena terlalu pagi maka bisa menginap di hotel. Namun acara ini tidak wajib kecuali bagi anak kelas 10 karena dianggap sangat butuh mengenal lebih banyak terkait sekolah.
"lama deh Na kebiasaan." omel Melvin pada Runa karena jalannya sangat lelet.
"sabar dong bosss." Runa tidak kalah ngegas.
"awas aja kalo si Rei sampe ga dateng, gue buang tas pink kesayangannya."
"lu PMS hah? sensi amat ngomel-ngomel terus."
"Zra!" Runa teriak memanggil Ezra yang sedang berlalu di depannya.
"kenapa?"
"gue gak baca Rundown dan gamau juga, lu jelasin secara singkat dong bakal ngapain aja dan ini duduk di mana?" Ezra melotot mendengarnya, baru satu semester dengan cewek satu ini, sudah membuat dirinya ingin pindah sekolah.
"duduk sesuai nomer undangan, acaranya banyak seru-seruan."
"gitu doang?"
"katanya secara singkat?"
"hhh.. yuadah makasih Zra." jawab Runa dengan mengibaskan jarinya seakan mengusir cowok itu.
"undangan liat! kita duduk nomer berapa?"
"nih, baguslah ga terlalu depan."
Acara di mulai tepat pukul 19.15 diawali dari sambutan-sambutan dan dilanjut penampilan guest star. Sistem duduk diacak guna para murid bisa berkenalan dengan teman baru. Namun, untungnya Runa, Melvin dan Reiki duduk di meja yang berbeda tapi saling berdekatan. Runa semeja dengan Ezra, guru yang mengatur tahu saja meskipun mereka sekelas tapi tidak saling mengenal selain nama dan posisi di kelas.
"Zra lu ganteng amat," ujar Melvin yang tengah memutar tubuhnya, ia duduk di bangku yang belakang-belakangan dengan Ezra.
Ezra tidak menoleh tapi dia menjawab "makasih,"
"tegang banget Zra dibilang ganteng sama Melvin," goda Rei yang posisinya tidak jauh dari bangku Ezra.
"jangan di dengerin Zra, biasa udah malem berubah haluan mereka."
"Runa sialan, lu nambah gosip aja."
"ya lagian bacot banget godain perjaka orang."
"emang masih perjaka Zra?"
"aw" godaan Melvin dan Rei semakin menjadi. Tubuh Ezra terasa kaku dan Runa menyadari itu.
"cuma bercanda Zra," ujar Runa menepuk bahu Ezra, sengaja biar anak itu tidak lupa bernapas.
"lu jadi anak jangan lempeng-lempeng banget Zra," tawa Melvin dan Rei pecah. Murid lain disekitarnya juga ikut tertawa.
"Zra jangan kapok, itu perkenalan dari kita. masa udah satu semester sekelas ga saling deket, iya gak?" Runa merangkul bahu Ezra so asik. Padahal Runa melakukan hal itu agar Ezra tidak sawan saja setelah acara ini selesai.
Akhirnya Ezra tersenyum dan mengangguk menanggapi ucapan Runa. Setelahnya, Runa lanjut berkenalan dengan teman semejanya yang lain. Begitupun yang dilakukan Melvin dan Rei.
"gue Killa anak IPS 1"
"gue Melvin IPA 3" Perkenalan mereka hanya sebatas itu. Namun, murid lain yang semeja dengan Melvin, terlihat antusias sekali berkenalan dengan Killa.
"lu bener pacarnya Kak Ken?" tanya murid itu dan dijawab dengan anggukan oleh Killa. Dalam hati Melvin terkejut, tapi ekspresi wajahnya sangat santai.
"keren banget sih bisa dapetin Kak Ken," tambah murid itu.
"haha iya yaa." jawab Killa canggung.
Melvin langsung pasang telinga untuk info lebih lanjut. Ini akan seru untuk bahan pergibahan dengan kawannya.
…
Pukul 21.05 Runa sudah mengajak Melvin dan Rei untuk balik. Di sinilah mereka, di lobby hotel dan tengah memesan ojol masing-masing sambil mendengarkan gibahan dari Melvin tentang Killa pacar Kak Ken.
"mantep yaa baru semester satu punya pacar kakak kelas."
"kenapa? lu mau juga?"
"eh! si Runa kita jodohin aja apa sama kakel kaya raya 7 turunan. mayan Na, menunjang kehidupan sehari-hari, minimal sampe lulus lah gitu." jelas Rei langsung mendapat jitakan dari Runa.
"bener juga lu, biar hidup lu indah Na, gue list dulu nanti anak sekolah kita yang paling kaya dari yang kaya."
"stres lu mah berdua."
"emang gak mau bahagia? realistis aja sekarang mah duit yang bikin bahagia."
"mau lah."
"pacarin anak tunggal kaya raya."
"ga segampang itu, dan kalo bahagia kalo makin nelangsa gimana?"
"yaaa tinggalin."
"stres kan lu mah, macem orang gak punya perasaan aja."
"eh gojek gue udah mau sampe, ayo kedepan." mereka beranjak dari sofa lobby dan menuju depan hotel.
Tepat mereka hampir sampai di trotoar depan hotel ada sebuah motor berhenti dan pengendaranya langsung turun dan berlari memeluk seorang cewek yang tengah menangis.
Runa dkk saling tatap, mereka bingung apa yang baru saja terjadi. Kemudian pengendara itu melepaskan pelukannya sehingga Runa dkk terkejut, ternyata dia adalah orang yang baru saja mereka bicarakan—Keenan atau Ken dan Killa sang pacar yang baru saja dipeluk.
Tidak mau terciduk sedang memperhatikan, mereka bertiga sontak langsung sibuk masing-masing. Gojek Runa dan Melvin datang bersamaan. Membuat Rei harus menunggu lebih lama sendirian.
"kita duluan, lu hati-hati. kalo ada om-om nawarin Iphone jangan mau." ujar Runa sambil memakai helm.
"Runa mulut lu bener-bener." sahut Rei kesal.
"byeeeee." teriak Melvin seraya dadah ke Rei yang justru menutupi wajahnya seakan tidak kenal.
Rei yang masih harus menunggu lebih lama tidak sengaja mendengar percakapan sepasang kekasih tersebut. Rei merasa tidak enak karena menguping, tapi tidak bisa juga untuk tidak menguping karena terdengar jelas.
≈≈≈
Rei Runa Melvin
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast | Jay Enhypen
Fanfiction𝙀𝙣𝙝𝙮𝙥𝙚𝙣 & 𝙒𝙚𝙚𝙚𝙠𝙡𝙮 𝙎𝙚𝙧𝙞𝙚𝙨 | 𝙅𝙖𝙮 𝙛𝙩 𝙅𝙖𝙚𝙝𝙚𝙚 "maaf yaa.." ujar Runa. "maaf kenapa?" dahi Brian menyerngit. "maaf waktu acara di rumah aku pada ngeledekin, pasti ga nyaman banget kan." "kata siapa?" "eh, nggak kata siap...