Back to school

234 40 0
                                    

[Aruna pov]

Ku lirik jam tanganku dan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 9.15 selesainya jam shiftku juga masa kerja ku sebagai karyawan magang di supermarket ini. Hari ini tepat sebulan aku bekerja di sini, lumayan gajinya untuk membayar acara tahun baruan sekolah kemarin.


Setelah mendapat gaji, ku langsung melangkahkan kaki, pulang. Tidak lupa berpamitan dan mengucapkan terima kasih kepada rekan kerja serta atasan di sana. Apartemen Mamah tidak jauh lokasinya dari supermarket ini, maka dari itu aku selalu jalan baik pergi maupun pulang.

Jam segini adalah waktunya toko-toko selain toko makanan mulai tutup. Saat tengah berjalan pulang, mataku terfokus kepada dua orang wanita yang baru saja selesai mengunci pintu toko dan memasuki mobilnya kemudian berlalu dari sana. Selembar kertas yang ditempel pada pintu toko tersebut menarik pandanganku. Ternyata itu sebuah lowongan kerja untuk penjaga toko tersebut. Aku segera memotretnya, agar besok aku bisa melamar pekerjaan di toko tersebut.

Tidak ada hal yang lebih indah selain menemukan lowongan pekerjaan saat masa kritis sepertiku saat ini.
Sepertinya aku akan tidur nyenyak malam ini.

"vin besok ke apart yaa."

"hah ngapain?"

"biasaaa"

"biasa apaan? lu kebanyakan biasa sama gue."

"hahahaha, uang yang buat ikut acara akhir tahun kemarin, mau gue langsung ganti sebelum diri ini lupa."

"yaelaaah Na!!!! santai kali kapan-kapan juga sanss."

"gak boleh nolak rezeki."

"oh iyaaaa, oke besok pagi gue ke apart."

"buset gak pagi juga!"

"nyokap gue bikin kue nih, biar sekalian sarapan lu."

"WAHHH SERIUS LU?! gedor aja pintu gue kalo ga langsung gue bukain."

"gila! tidur gih sana lu."

"iya ini emang udah mau tidur."

"yauda byee kalo gitu."

"byeee."

Begitu sambungan telepon terputus, aku langsung merebankan diri dan mencoba tidur agar tidak kelewatan kesempatan sarapan dengan kue buatan si tante.

"lu ngapain si Rei ke sini juga?" kesal sekali rasanya bayanganku menghabiskan kue si tante sendirian eh ternyata hancur karena kehadiran si tamu tidak terduga, Rei.

"baca grup, si Melvin yang nyuruh, yaa gue gak nolak laaah."

"giliran makanan aja lu bela-belain ke sini."

"deket ini mah dari rumah gue, kecuali ke rumah lu, kaga bakal gue dateng."

"Vin, Vin macem gini masih lu bagi? kalo kata gue sih mending blacklist aja." kataku.

"yeeee ngajarin yang gak bener." Rei mendorong bahuku pelan.

"udah ah lu berdua bacot banget, gue mau merem dulu bentar, numpang Na." Melvin langsung meluruskan badannya di sofa. Dia memang terlihat sangat ngantuk, bagaimana tidak? dia sudah otw sejak jam 7. Hari libur bangun pagi sangat disayangkan.

Tapi kalo kata Melvin lebih sayang kalo misal aku melewatkan sarapan. Dia terlalu sweet, namun banyak ngeselinnya.

"oiya!" aku baru ingat kalau harus mengirim surat lamaran kerja ke toko yang semalam aku lewati. Segara mengambil laptop dan mengganti beberapa poin dalam surat lamaran kerja.

Rei menghampiri, padahal sejak tadi dia sibuk dengan handphone. "lu ngelamar di mana lagi?" nada bicaranya datar. Pasti jika Melvin tidak tidur, akan berbicara dengan nada yang sama.

"deket ini, toko baju gitu, gak susah pekerjaannya." jawabku, namun Rei tidak merespon apa-apa, tatapannya begitu tajam. Entah mengapa seperti ada dua orang dalam tubuh Rei saat dia bawel dan menatap tajam seperti saat ini. Begitu pula dengan Melvin, namun Melvin sudah lebih bisa mengontrol dirinya.

"sampe kapan?"

"belum tau, belum ada keterangan kontraknya."

Rei kembali sibuk denhan handphone, seperti cowok pada umumnya, Rei sangat kecanduan games. Tapi games yang dimainkan beragam termasuk Candy Crush.

"masih belum keliatan hilalnya?"

"belum, malah kerasanya makin jauh dari hilal." jika membahas hal itu, sudah bukan sedih lagi yang kurasa, melainkan  rasa lelah yang sangat lelah.

[Author pov]

Hari pertama masuk sekolah semester dua banyak murid yang nampak kurang bersemangat datang ke sekolah. Begitupun dengan Runa dkk yang nampak tengah menelungkupkan wajahnya di meja, biasanya saat tidak ada guru seperti ini mereka bertiga akan ada saja tingkah tidak terduganya. Kini, mereka sangat anteng di bangku masing-masing.

Saking heningnya mereka hingga suara notifikasi handphone Runa yang lupa diubah ke mode silent terdengar seantero kelas. Kontan Runa langsung mengeceknya dan mengubah ke mode silent. Ternyata itu notifikasi dari toko tempat ia melamar dan isi chat tersebut adalah 'Selamat anda diterima...'  Runa sampai membaca ulang sebanyak tiga kali.

"HUAAAAAA.....thank god!!!" teriak Runa tanpa sadar membuat satu kelas terkejut bukan main.

"RUNA!!" teman sekelasnya menyahut serentak yang ditanggapi cengiran oleh Runa dan jari tanda 'peace'.

"Runa kalo mau teriak-teriak di lapangan aja, biar satu sekolah sekalian denger." ketus Ezra.

"orang teriak cuma sekali," sahut Runa pelan namun tetap terdengar sekelas.

"gue denger Runa,"

"i-iya maaf, maaf semuanya."  Runa menampilkan ekspresi bersalahnya. Dengan ekspresi seperti itu satu kelas otomatis memaafkannya.

≈≈≈

≈≈≈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Eccedentesiast | Jay EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang