Tepat sehari sebelum acara HUT Sekolah diadakan yaitu pada tanggal 14 Februari, SMA Sangkasa mengadakan rapat terakhir untuk memastikan bahwa acara besok telah siap tanpa kekurangan satu hal pun. Anak-anak Osis, panitia dan yang tampil acara semua ikut serta dalam rapat ini. Rapat berlangsung selama 2 jam lebih, setelahnya panitia lanjut bekerja sesuai job desknya.
Runa yang belum menjalankan tugas tengah mengobrol dengan beberapa teman sekelasnya yang akan berpartisipasi tampil besok, selain itu ia juga memperhatikan divisi yang tengah mendekor panggung. Jika kalian penasaran bagaimana dengan part time Runa, ia sudah meminta izin untuk tidak masuk selama 2 hari dan gantinya pada Hari Minggu ia akan masuk full time. Demi nilai bagus Runa rela seperti ini.
Semakin ramai para peserta yang akan tampil ikut nimbrung bersama Runa dan teman-temannya, entah sekedar melihat dekor panggung atau ikut ngobrol. Salah satu dari mereka ada Brian, Runa sudah gelisah saat tahu Brian mendekat. Runa sudah antisipasi menjauh dengan perlahan mundur dan duduk di selasar UKS. Namun usahanya sia-sia karena Brian juga memilih duduk di sana, meskipun fokus pada handphonenya Runa tetap merasa was-was. Di seberang sana ada sepasang mata menatap benci pada Runa, bisa dirasakan dari tatapan mata itu betapa sakit hatinya pemilik tatapan mata.
"Eh sini ayo brief dulu buat penampilan besok." Runa dan Brian termasuk orang yang berhubungan dengan penampilan besok maka dari itu mereka harus ikut brief, hanya brief ringan maka dari itu membahasnya bisa sambil berdiri membuat lingkaran. Selama Brief Runa fokus tidak fokus karena Brian berdiri tepat di samping kirinya.
Setelah Brief selesai lingkaran pun bubar, menyisakan beberapa orang di dekat Runa. Tiba-tiba saja Brian menoleh pada Runa dan....
"jangan sampe salah kostum lagi." bisik Brian pada Runa. Runa yang terkejut tidak dapat menolehkan kepalanya, hanya matanya yang melirik ke kiri sesaat. Tapi datang keterkejutan lainnya, yaitu di seberang sana ia dapat melihat Killa menatapnya dengan penuh benci. Seketika Runa lupa dengan hal barusan yang membuat dirinya kikuk dan berubah menjadi gelisah, dadanya berdetak tidak karuan membuat napasnya terasa berat. Ia mencoba mengalihkan pandangan ke arah lain.
Brian yang bingung dengan perubahan Runa pun menengok ke depan, Brian dapat melihat apa yang di lihat Runa. Ia sedikit terkejut. Sedetik kemudian di seberang sana Killa dipanggil oleh anak Osis lainnya, dia berhenti menatap Runa dan pergi dari tempatnya. Brian seperti mendapat kepingan puzzle lain tentang Runa. Namun, ia tidak mau terlalu gegabah menyimpulkan.
...
Para guru, panitia dan peserta yang tampil untuk acara HUT Sekolah sudah hadir sejak jam 7 lalu, kini mereka semua tengah sibuk dengan jobdesk masing-masing. Melvin yang bukan panitia mau tidak mau ikut datang pagi karena harus mengantar Runa. Runa tidak memaksa, tapi Melvin tahu Runa imannya sangat lemah bisa saja anak itu justru kabur dan tidak melakukan tanggung jawabnya. Acara ini sangat penting bagi Runa, bagi nilai-nilainya dia dan citra dia di mata guru-guru menurut guru-guru.
Runa tengah merapikan ruang kelas yang disulap menjadi ruang tunggu bintang tamu yang menjadi tanggung jawab Runa nanti. Sudah rapi sejak kemarin, tapi Runa mencari kesibukan saja seperti menata air mineral. Mengotak-atik suhu AC mencari yang kira-kira pas. Pas sekali ruang kelas yang digunakan untuk ruang tunggu bintang tamu tepat berada di belakang panggung jadi Runa merasa tidak harus sering-sering menyapa orang lain.
"lu bisa diem ga si Na, gue pengen merem bentar nih!"
"bisa, bisa dah sana lu tidur." Runa duduk di dekat pintu karena memang tempat singgah sananya di sana selama menemani bintang tamu nanti.
"Bri rambut lu mending di spray aja ga sih?"
"emang kenapa?"
"bagus-bagus aja sih menurut gue Thal," Sheila menimbrung.
"takut nutupin nanti pas lu nunduk main gitar." ujar Thalia sembari mencoba menata rambut Brian. Posisi mereka saat ini sedang lewat di koridor kelas belakang panggung alias tepat di koridor kelas di mana Runa berada. Runa yang melihat kejadian itu hanya bisa menahan napas, terkejut kalau Thalia dan Brian ternyata sedekat itu. Mereka tidak canggung satu sama lain. Meskipun menyesakkan tapi Runa tidak bisa mengalihkan pandangannya hingga membuatnya tersadar ia tidak ada apa-apanya dibanding dengan Thalia, maksudnya hal-hal yang dilakukan Brian pada Runa tidak ada apa-apanya dibanding dengan perlakuan Thalia ke Brian atau sebaliknya. Runa merasa bodoh.
Sebenarnya koridor tepat belakang panggung ini tidak diperbolehkan untuk dilewati selain panitia yang bertanggung jawab, namun karena saat ini masih jam 8 pagi dan acara di mulai jam 9 nanti jadi masih ada beberapa panitia lain maupun peserta yang akan tampil nanti berlalu lalang lewat. Melvin dibalik tidur ayam-ayamannya dapat memahami suasana Runa saat ini, tidak ingin membuat perempuan itu berpura-pura baik saja jadi Melvin melanjutkan tidur ayam-ayamannya.
Sebelum acara benar-benar dimulai seluruh panitia beserta guru dan peserta yang tampil berkumpul di bawah panggung untuk berdoa bersama. Brian menatap Runa dengan tatapan mengagumi karena Runa saat ini berpenampilan sangat imut dan manis menurut Brian, rambutnya dibuat wavy dan di jepit di bagian atas sisi kiri dan kanan. Saat Runa sadar ditatap Brian ia buru-buru mengalihkan pandangannya membuat Brian tersenyum miring.
HUT Sekolah berjalan dengan lancar dari mulai pembukaan hingga kini penampilan-penampilan dari siswa-siswi SMA Sangkasa. Runa masih bisa santai karena band yang menjadi tanggung jawabnya belum tiba. Masih ditemani oleh Melvin Runa sesekali membantu para panitia yang meminta bantuan.
"gue gak lama lhoo Na."
"iyaa Vin lu udah bilang itu puluhan kali."
"lu jangan kabur pas gak ada gue."
"kaga elah!"
"yang bener,"
"benerrrrr!!"
"selesai ini gue langsung balik, jam 1 udah otw."
"iyaaaaaaa Vin," Runa tidak habis pikir setidak percaya itu Melvin padanya.
≈≈≈
Runa pas jadi panitia
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast | Jay Enhypen
Fanfiction𝙀𝙣𝙝𝙮𝙥𝙚𝙣 & 𝙒𝙚𝙚𝙚𝙠𝙡𝙮 𝙎𝙚𝙧𝙞𝙚𝙨 | 𝙅𝙖𝙮 𝙛𝙩 𝙅𝙖𝙚𝙝𝙚𝙚 "maaf yaa.." ujar Runa. "maaf kenapa?" dahi Brian menyerngit. "maaf waktu acara di rumah aku pada ngeledekin, pasti ga nyaman banget kan." "kata siapa?" "eh, nggak kata siap...