Persoalan tentang Dicky menjadi semakin serius ketika hari Senin, dia juga belum menampakkan hidungnya di kelas. Dan ponselnya masih tidak aktif. Begitu kelas hari ini berakhir, Vika, Reno, Tyra dan beberapa temanku yang lain berkumpul di belakang kelas untuk membahas Dicky.
"Coba samperin aja ke kosnya!" saran Lira.
"Apartemen kali! Katanya dia jadi simpenan tante-tante ya? Mungkin Tantenya lagi ngambek, makanya dia butuh waktu lebih lama buat ngebujukin, biar nggak diusir dari apartemen!" sambung Vika sambil terkekeh.
Teman-temanku ikut tertawa, kecuali Tyra. Kini dia tampak sibuk dengan ponselnya, entah melakukan apa.
"Lo pernah main ke apartemennya, No?" tanya Alesia pada Reno.
Reno mengangkat kepalanya dengan gelengan mantap. "Nggak pernah."
"Bohong banget! Kalian kan sering nongkrong-nongkrong gitu!" sanggah Lira.
"Suer! Kita kalo nongkrong tuh lebih sering di rumahnya Bang Adam!" Reno sampai mengacungkan kedua jarinya agar semakin meyakinkan. Lalu tatapannya berpindah padaku. "Nih, tanya Karen! Waktu itu lo sempet bilang kalau pernah main ke kos Dicky kan?"
Buru-buru aku menggeleng. "Itu bercandaan doang, anjir! Ngapain juga gue ke kos Dicky? Jangankan ke kos Dicky, main ke kos Tyra aja gue nggak pernah!"
"Masa dari semua anak kelas nggak ada yang tahu di mana kos Dicky sih?" gerutu Vika.
"Sebenernya dia tuh tinggal di apartemen atau kos sih?" aku nggak bisa menahan diri lagi.
Vika menggeleng. "Gue juga nggak tau. Biasanya kalau ngobrol, dia nggak pernah cerita detail gitu tinggal di mana. Bilangnya cuma, iya, ntar kalo gue udah pulang. Nah, pulang ke mananya itu nggak tau."
"Terus kenapa tadi lo bilang dia tinggal di apartemen sama tante-tante?" tanyaku lagi.
"Gue sering bercandaan sama dia, kalau gue tinggal di apartemen bareng sugar daddy, terus dia bales dengan bilang kalau dia juga tinggal sama tante-tante," terang Vika sambil terkekeh. "Habisnya dulu dia sempet cerita ke gue, kalau dia tuh pengen ngerasain pacaran sama Tante-tante. Soalnya dia udah pernah pacaran sama cewek yang lebih muda, terus pengen ngerasain pacaran sama cewek yang lebih tua, seenggaknya lima atau delapan tahun di atasnya. Ya biasa lah, dia kan kalo ngomong suka sembarangan!"
Reno ikut terbahak. "Tapi kayaknya dia bener-bener pengen pacaran sama tante-tante deh! Soalnya dia pernah cerita ke gue kalau habis mainin Michat, buat cari Tante-tante. Nggak tau deh, sekarang udah ketemu atau belum."
Tyra menengahi. "Dia nggak tinggal di apartemen kok. Seinget gue, dia pernah cerita pas kosannya mati listrik. Coba ya, ini gue chat Rangga. Siapa tau dia ngerti di mana kos Dicky!"
"Rangga mana ngerti? Di kelas ini, yang paling akrab sama Dicky tuh, ya Bang Adam. Dia aja sering nginep di kontrakan Bang Adam!" sahut Reno. "Mending lo coba tanya ke Bang Adam aja!"
"Ya kalau gitu lo aja yang chat Adam," Tyra langsung menaruh ponselnya kembali.
"Kenapa sih?"
"Gue nggak kenal Adam," jawab Tyra.
"Nggak kenal dari mananya? Kan lo satu SMA sama dia!" Reno menautkan kedua alisnya.
"Udah-udah, biar gue aja yang telpon Bang Adam sini!" sela Vika sembari mengambil ponselnya.
Selama menunggu Vika menghubungi Adam, aku membuka Instagram. Berniat mencari tahu apakah Dicky update sesuatu di sana atau tidak. Meski kemungkinannya kecil, karena kalau Dicky update sesuatu, pasti teman-temanku sudah membahasnya sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak Girl (COMPLETED)
RomanceSelama ini hidup Karen begitu datar. Dia hanya mengisi sebagian besar waktunya untuk belajar dan mengagumi kakak tingkat di kampusnya. Namun, entah karena angin dari mana, tiba-tiba saja Dicky mengganggu hidupnya. Sebagai cowok yang terkenal memili...