45. Sunset in Merbaby

7.3K 963 21
                                    

Setelah heboh dengan berbagai persiapan seminggu terakhir, akhirnya hari ini datang juga. Di mana kami akan mendaki Gunung Merbabu lagi. Bagi aku dan Dicky, ini adalah kali kedua. Begitu juga dengan Tyra dan Adam. Namun, bagi Vika, Lala, Rangga, Gita, Reno dan Alesia, ini akan menjadi kali ketiga mereka.

Pukul lima pagi, teman-temanku sudah ribut di grup, meminta mereka semua untuk segera berkumpul di rumah Bang Adam. Sementara yang punya rumah, tidak muncul di grup sama sekali, yang membuat teman-temanku curiga kalau Bang Adam belum bangun. Aku duduk di ruang tamu, dengan pintu terbuka lebar, menantikan jemputan Dicky—yang katanya sebentar lagi sampai, sambil menyimak ocehan mereka di grup.

Vika: emang cowok-cowok gak ada yang tidur di kontrakan Bang Adam?

Alesia: lah iya, biasanya kalian kan kalau mau muncak gini, suka nginep di kontrakan Bang Adam

Reno: kagak, tapi ini gue udah otw

Rangga: sama gue jg udah deket nih

Rangga: @Vika @Alesia daripada banyak bacot, mending buruan OTW

Rangga: @Dicky @Karen gimana?

Dicky: aman

Vika: bentar gue lagi di Indomaret cari masker

Lala: nitip vik

Gita: gue juga nitip

Vika: siapa lagi yang mau nitip? mumpung gue sama Ales masih di Indomaret

Reno: gue udah sampe kontrakan Bang Adam

Reno: pagernya masih dikunci anjir

Reno: tolong di sini lagi ada yg telpon Bang Adam gak?

Reno: matiin dulu dong! ini anaknya gue telpon, malah berada di panggilan lain mulu bngst

Reno: atau nggak, bilangin, suruh cepet bukain pager!

Vika: ini sih, udah jelas siapa pelakunya

Vika: @Tyrandra

Alesia: @Tyrandra

Rangga: daripada lo telponan mulu ngabisin kuota, mending buruan OTW dah, Tir

Rangga: kan lebih enak ngobrol langsung

Reno: tau nih, anjrit lama bgt, pagernya woy!

Reno: @Adam @Tyrandra

Tyrandra: iyaa udah gue bilangin, sabar ya teman-temanku sayang🥰

Aku hanya terkekeh saat menyimak obrolan mereka. Tak lama kemudian, mobil Dicky berhenti di depan rumahku. Tidak ingin membuatnya menunggu, aku langsung membawa carrierr yang sudah kusiapkan sejak semalam, dan berteriak memanggil Mbak Agnes.

"Mbak, aku udah dijemput!" seruku di dekat tangga, agar suaraku terdengar sampai lantai dua.

Gara-gara aku mau mendaki Gunung Merbaby yang diperkirakan menghabiskan waktu tiga hari dua malam, Mbak Agnes dan Mas Alby memutuskan membawa Kenzi untuk menginap di rumah ini. Katanya, ingin mencari suasana baru, juga agar rumah ini tidak kosong lama-lama.

Dari atas, Mbak Agnes balas terteriak, "Iya, ati-ati!"

Setelahnya aku menutup pintu dan bergegas keluar. Dicky sudah keluar dari mobil, dan langsung sigap mengambil alih carrier dari punggungku. Ia memasukkannya ke bagasi, sementara aku lebih dulu menempati kursi di samping kemudi. Dalam perjalanan menuju kontrakan Bang Adam, aku lebih banyak diam karena sejujurnya nyawaku belum sepenuhnya terkumpul. Jadi aku perlu berpikir lima kali lebih keras untuk menanggapi pertanyaan Dicky.

Dua puluh menit kemudian, kami sudah sampai di depan kontrakan Bang Adam. Rupanya teman-temanku sudah berkumpul di sana. Rangga yang membukakan pagar, dan memberikan isyarat agar mobil Dicky masuk ke halaman rumahnya. Aku turun lebih dulu dan langsung bergabung dengan cewek-cewek di ruang tamu.

Heartbreak Girl (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang