Pagi harinya, Renata terbangun sambil mengucek matanya. Ia menoleh ke samping dan melihat suaminya yang masih tertidur karena kelelahan, ia pun mengusap rambut suaminya agar tidurnya lebih nyenyak. Namun, bukannya tidur lebih nyenyak, malah sang suami terbangun olehnya.
"Sudah bangun?," tanya Ardelio dengan suara seraknya.
"Udah, mas hari ini ke kantor?" tanya Renata dan di angguki oleh Ardelio.
"Istirahat, dulu aja ya mas. Kasian badan mas, di paksa kerja terus." ucap Renata sambil memijat pelat bahu suaminya.
"Ga bisa Ren, mas ada meeting sama client." ucap Ardelio.
"Kan ada yang lain. Emang harus banget, kamu yang dateng?" tanya Renata.
"Mas, harus bisa profesional Ren. Kasian Ezra terus yang ngegantiin mas, seminggu kemarin." ucap Ardelio mencoba meyakinkan Renata.
"Ya deh, terserah mas aja. Asal pulangnya jangan malam-malam." ucap Renata.
"Tapi Ren, mas kan juga ada kerjaan lain, selain meeting. Mas harus ngurus sama ngecek beberapa dokumen. Jadi mas ga bisa, buat nepatin janji ga pulang malam." ucap Ardelio agar Renata bisa mengerti.
"Ck, terserah. Udah sana mandi, Rena mau nyiapin sarapan." ucap Renata. Dan langsung keluar kamar, meninggalkan Ardelio yang ingin melanjutkan omongannya.
"Sabar Lio, kamu harus inget. Istrimu masih labil, jadi harus tetap sabar." gumam Ardelio sambil mengelus dadanya. Ia memutuskan, untuk langsung mandi dan memakai pakaian kantornya. Setelah selesai, Ardelio berjalan menuju meja makan. Terlihat sang istri, sedang menata sarapan untuk mereka berdua.
"Pagi, Ren." sapa Ardelio dan duduk di kursi.
"Pagi, mas." sapa Renata seadanya. Mereka pun memakan sarapan dengan hening, karena tidak ada yang membuka pembicaraan.
"Mas nanti pulangnya agak malaman ya. Jadi, kamu ga usah nungguin mas." ucap Ardelio memecahkan keheningan.
"Iya." ucap Renata.
"Masih marah?" tanya Ardelio.
"Ga." ucap Renata seadanya.
"Ayolah, kamu jangan childish gini. Cuman gara-gara mas ga bisa libur kerja." ucap Ardelio yang masih mencoba sabar.
"Oh aku childish. Ya udah, aku ga bakal peduli mau kamu pulang malam, pagi, subuh atau ga pulang sekali pun. Itu terserah kamu." ucap Renata dengan nada santainya.
"Gak gitu juga Ren. Maksud mas.. " ucap Ardelio terputus karena Renata memotong pembicaraannya.
"Udah habiskan?, berangkat gih takut nanti telat." ucap Renata sambil mengambil piring kotor bekas makan mereka berdua.
"Mas berangkat dulu, Assalamualaikum." pamit Ardelio. Karena malas untuk berantem karena hal yang menurut ia sepele.
"Wa'alaikumsalam." jawab Renata seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDENATA [𝑂𝑁 𝐺𝑂𝐼𝑁𝐺]
Humor[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] *Slow update gimana jadi nya seorang 𝗔𝗿𝗱𝗲𝗹𝗶𝗼 𝗘𝗱𝗴𝗮𝗿 𝗔𝗿𝗯𝗶𝘆𝗮𝗻 yang seorang CEO dan juga guru tampan yang banyak di sukai oleh siswi" namun memiliki sifat cuek dan dingin, ia harus selalu sabar mel...