5

2.1K 171 57
                                    

"𝘩𝘢𝘪 𝘱𝘢𝘬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝘩𝘢𝘪 𝘱𝘢𝘬." sapa Renata pada guru 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.

Ardelio, yang disapa pun sedikit terkejut. Karena, tiba-tiba disapa oleh muridnya.

"Hai." sapa Ardelio singkat.

"Itu siapa pak? Istrinya, ya?" ucap Renata dengan senyum terpaksa dan melirik kearah samping Ardelio.

"Bukan, ini teman saya." ucap Ardelio sambil melirik Rara.

"Oh, temannya bapak. Hai kamu." ucap Renata sambil menyapa orang yang ada disamping Ardelio.

"Hai juga. Kamu muridnya Ardelio, ya?" tanya Rara pada Renata.

"Hehe iya, bu." ucap Renata.

"Jangan manggil ibu. Panggil, kak Rara aja." ucap Rara sambil tersenyum.

"I-iya kak," ucap Renata.

"Kita, duluan ya. Mau beli make up." ucap Rara dan menggandeng tangan Ardelio. Sedangkan Ardelio hanya mengikutinya saja.
  
Renata hanya menatap kepergian Rara dan Ardelio. Renata bingung, ia harus maju atau mundur saja. Karena yang ia lihat, sepertinya Rara juga memiliki perasaan pada guru nya itu.

"Ren." ucap Indri namun tak didengar oleh Renata.

"Udah yuk. Kita cari, tempat makan aja." ajak Nana. Karena ia tau, kalo Renata sedang dalam mood yang buruk.

Mereka pun akhirnya mencari tempat makan. Untuk mengisi perut mereka yang sudah kelaparan. Namun, sepertinya ini adalah ide yang buruk. Karena, mereka melihat guru nya, sedang menyuapi perempuan tadi dengan senyum di wajahnya.

"Mending, gw pulang duluan." ucap Renata lesu. Dan langsung pergi, meninggalkan para sahabatnya.

Mereka, pun mengikuti Renata yang sudah berada di luar mall menuju parkiran.

"Ren." ucap Rere.

"Apa?" ucap Renata sambil melanjutkan jalannya menuju parkiran.

"Lu jangan berpikir negatif dulu. Siapa tau, yang tadi itu emang temen deketnya. Makanya sampe dia mau, nyuapin temennya itu." ucap Nana dan diangguki yang lain.

"Iya, gw gak mikir negatif kok. Gw liat tuh cewe, juga suka sama Pak Ardelio." ucap Renata sebelum naik ke motornya.

"Terus, lu sekarang mau nya gimana?" tanya Rere.

"Gak tau, gw juga bingung. Harus tetap maju atau mundur aja. Apalagi, tuh cewe bisa sampe sedeket itu sama Pak Lio." ucap Renata sambil mengingat kejadian tadi.

"Lu harus tetep maju. Masa seorang Renata, nyerah sih buat dapetin yang ia mau." ucap Indri menyemangati Renata.

"He'em, tapi sekarang gue lagi capek berjuang buat dapetin Pak Lio. Lu pada liat sendiri kan, sikapnya bukan makin luluh. Malah makin dingin, mungkin dia ngerasa kalo gue pengganggu." ucap Renata sambil tersenyum paksa.

Para sahabatnya yang tak tega liat Renata, pun memeluknya.

"Gue jamin, tuh Pak Lio bakal nyesel. Karena udah nyia-nyiain, orang yang berjuang dan tulus sama dia." ucap Rere.

"Mulai besok. Lo disekolah gk usah, nyapa dan peduliin dia lagi. Biarin aja para cewe-cewe itu ngedeketin dia. Lagian lu cantik, pasti banyak cowo yang suka sama lo." ucap Nana.

"Nah. Iya tuh bener kata Nana," ucap Indri dan diangguki oleh yang lain.

"Hhaha iya, makasih ya. Kalian selalu ada saat gw lagi sedih." ucap Renata dan memeluka para sahabatnya.

"Iya. Ya udah yuk kita pulang aja, sekalian beli es krim, mau gk?" ajak Gea.

"MAU!!" ucap mereka bersamaan. Mereka melajukan motornya ke kedai es krim. Sesampainya disana, mereka memarkirkan motor mereka. Di parkiran yang sudah tersedia.

"Mang, beli ice creamnya 5. Samain aja rasa vanilla choco chip ya." ucap Nana pada sang penjual ice cream.

"Siap neng." ucap penjual ice cream tersebut. Lalu mengambilkan 5 cup ice cream rasa vanilla choco chip ber ukuran sedang.

Setelah itu, Nana mengambil dan membayar 5 ice cream tersebut. Lalu memberikannya, pada para sahabatnya.

"Nih." ucap Nana sambil membagikan es krimnya.

"Makasi, Nana cantik." ucap Indri pada Nana. Yang hanya, dibalas anggukkan oleh Nana.

Mereka semua duduk, di kursi taman yang berada dekat dengan toko ice cream dan memakan dengan nikmat ice cream tersebut. Setelah menghabiskan satu cup ice cream, mereka pun berjalan kearah parkiran untuk mengambil motor.

"Es krim nya enak. Jadi, pengen ngeborong gue." ucap Gea mendudukkan diri nya di jok motor.
 
"Gk sekalian. Lu beli pabriknya, biar bisa makan sepuas lu." ucap Renata.

"Ide bagus. Tapi gue gk punya duit," ucap Gea.

"Makanya, lu ngepet dulu. " ucap Renata.

"Lu yang jadi ibab nya, ya bep." ucap Gea.

"Ogah, mending lu aja." ucap Renata sambil tersenyum pepsoden*t.

"Mbung gue juga. Udah yok, kita balik." ucap Gea. Dan melajukan motornya, di ikuti oleh yang lain. Karena, sudah hampir malam, mereka pun akhirnya pulang kerumah masing masing.

Renata mampir terlebih dahulu ke supermarket. Untuk menyetok cemilan, untuk menemani saat ia nugas. Setelah membeli banyak cemilan, Renata pun pulang ke rumah nya.

"Assalamualaikum." ucap Renata setelah memasuki rumahnya.

"Wa'alaikumsalam, nak." ucap sang ayah. Renata pun tak lupa menyalim tangan sang ayah.

"Rena ke kamar dulu ya, yah." ucap Renata lalu memasuki kamarnya. Setelah memasuki kamarnya, ia langsung mengeluarkan cemilan nya di kasur.

 Setelah memasuki kamarnya, ia langsung mengeluarkan cemilan nya di kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah gini,  jadi kan gue gak kelaperan. Pas nanti ngerjain tugas." ucap Renata dan mengambil satu cemilan lalu memakannya.

"Gimana. Kalo gw mundur aja, daripada nanti Pak Lio makin ilfeel sama gw." ucap nya sambil memakan cemilan.

"Gak!! Gak boleh. Gw harus bisa dapetin yang gw mau. Sorry ya Pak, gw orang nya egois. Jadi lo gk boleh ada yang miliki selain gw." ucap nya sambil tersenyum.

Karena, rasa kantuk yang sudah mulai menyerang dan cemilan yang tadi ia makan sudah habis. Renata pun akhirnya membereskan cemilan yang ia beli tadi. Dan membersih kan kamar nya, lalu ia menidurkan diri dikasur.

"Semoga, besok gw bisa ngejauhin pak lio. Sesuai, nasehat para sahabat gw." batin Renata sebelum memejamkan mata dan tertidur .


𝑇𝐵𝐶

  17112021

ARDENATA [𝑂𝑁 𝐺𝑂𝐼𝑁𝐺]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang