Part 4 🌺Curiga?🌺

811 63 0
                                    

Part-nya agak panjang..

Happy reading...
.......

Suami istri itu hanya mampu bersyukur karena sudah diberi titipan dari sang pencipta,yang tentunya harus dijaga baik-baik sampai dengan kelahirannya nanti.

"Rasanya saya ingin sekali bisa bertemu dengan Nathan junior,secepatnya,"ucapnya antusias masih mendekap Dinda sesekali ia mencium puncak kepala gadisnya.

"Dinda junior mas,"sanggahnya

"Nathan junior dong sayang,"sahut Nathan.

"Dinda junior!"ucap Dinda yang mulai kesal melonggarkan pelukannya menatap tajam Nathan.

"Nathan junior!"seru Nathan tak mau kalah.

Dinda mendengus kesal,ia beralih memunggungi Nathan dengan tangan bersedekap dada.

Nathan tak mau mengalah sedikitpun,Nathan juga sudah cukup sabar terus menerus mengalah pada gadisnya.

"Apa salahnya hanya bilang anak yang aku kandung adalah Dinda junior"batin Dinda kesal.

"Iya sayang iya Dinda junior,"pasrahnya mengalah.

Benarkan?berdebat dengan seorang wanita memang sangat susah,lebih baik Nathan mengalah daripada situasinya menjadi semakin rumit.

Dinda berbalik badan menghadap kearah Nathan dan berangsur memeluk Nathan kembali.Nathan membalas pelukan gadisnya,ia tahu Dinda sekarang moodnya sedang sensitif,jadi ia harus lebih berhati-hati berbicara dengan gadisnya itu.

Lebih bagusnya lagi lebih baik diam jika harus diajak berdebat lagi.

"Saya tanya sekali lagi ada yang sakit ngga?"tanya Nathan memastikan kembali keadaan Dinda.Dinda menggelengkan kepalanya pelan,semakin menenggelamkan wajahnya kedalam dada bidang milik Nathan dan semakin mempererat pelukannya.

Dinda hanya sedang mencari kenyamanan dalam diri Nathan.Benar saja pelukan Nathan adalah yang paling nyaman bagi Dinda.

Bukan hanya Nathan,ada satu lagi seseorang yang mampu membuat Dinda nyaman..laki-laki itu..

"Kepala kamu gimana ngga nyeri apa?"tanya Nathan lagi sambil mengusap lembut kening Dinda.Yang ditanya hanya diam.

"Din?"panggil Nathan

"Tidur?"tanya Nathan lagi memastikan.

"Lagi mikirin apa sih?"

"Hah?..engh..ngga"

"Saya tanya tadi kamu denger?"

"Hah?..eumh ..emang mas Nathan tanya apa?"sahut Dinda bingung,sedikit mendongak menatap Nathan dengan tatapan polosnya.

"Kepalamu sakit ngga?"Nathan mengulangi pertanyaannya,sembari tangannya beralih mencubit pipi Dinda gemas.

"Euhhh!"kesal Dinda memicingkan matanya.

"Jawab..bukannya malah gitu Dinda."
Dinda menggelengkan kepalanya lagi.

"Selagi Mas Nathan terus ngusap-usap Dinda kaya gini pasti sakitnya ilang,"ucapnya mengambil alih tangan Nathan diatas kepalanya.Menggerakan jemari lelaki itu naik turun.

"Itu mah mau kamu."

"Emang hehe."

Nathan memutar bola matanya malas,tingkah Dinda tidak berubah.

Pandangan Nathan ke bawah,kaki kiri Dina yang di balut gips.

"Terus kaki kamu gim-"

"Sssttt..mas Nathan cerewet banget sih!"gumamnya meletakan jari telunjuknya diatas bibir Nathan.

𝙎𝙩𝙖𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙈𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang