Happy reading..
....Saat ini Nathan dan Dinda sudah berada di salah satu restoran dengan nuansa tradisional khas Bali.
"Mau makan apa?" Tanya Nathan setelah menduduki kursi di depan Dinda,hanya saja terhalang meja.
"Eummm..ini..ini..trus ini..euumm apalagi yah?" Pikir Dinda sambil membolak balikan buku menu.Manik matanya menatap fokus deretan nama menu yang tertulis dengan sesekali menunjuk nama makanan yang ia pesan.
Sedangkan Nathan tampak speechless menatap istrinya itu.
"Badan doang kecil makannya banyak." Nathan membatin
Sepertinya Nathan lupa.Calon anak yang dikandung Dinda juga butuh asupan nutrisi yang cukup,jadi seharusnya wajar saja jika Dinda mulai banyak makan.Tetapi Nathan sepertinya tidak menyadari itu.
"Ah,ini juga..udah itu aja."Ucap Dinda lalu tersenyum dan memberikan buku menu pada waitress yang sedang menunggunya sembari menuliskan pesanan.
"Kamu pesen sebanyak itu?" Tanya Nathan tak percaya.
Dinda mengangguk mantap.Nathan hanya menghela nafas lalu melirik kearah waitress yang sedari tadi menunggu."Kalo saya pesen kopi aja,tanpa gula."Ujar Nathan menutup buku menu dan mengarahkannya pada pelayan tadi,tapi manik matanya tetap tidak berpaling dari Dinda.
"Baik..ditunggu sebentar nona tuan."Ucap waitress itu lalu pergi.
Dinda menaikan kedua alisnya,menatap Nathan tanya.Apa yang salah?..kenapa lelaki dihadapannya menatap seperti itu?.
"Mas Nathan yakin cuma pesen kopi,ngga pake gula lagi..pait dong nanti."Celetuk Dinda tak habis pikir dengan kelakuan suaminya.
Apa enaknya kopi tanpa gula..manis ngga,pait iya.Suaminya ini memang unik tak ada tandingannya.
Dinda menopang dagu,menatap lekat mata indah itu dalam-dalam."Kan ada kamu..jadi manis."Batin Dinda menyahuti perkataannya sendiri berandai jika Nathan yang mengatakannya.
Ya jika Nathan romantis ye kan,kenyataannya tidak lelaki itu malah bilang..
"Ya suka-suka saya lah..mulut-mulut saya..kok kamu yang repot." Celetuk Nathan.
Nah itu yang membuat khayalan Dinda tentang hal romantis hilang seketika,dan sudah pasti mood yang sudah dibangun baik dipagi hari harus menurun drastis.
Huff menyebalkan!!!
Dinda Kembali dibuat kesal ketika tamu restoran yang duduk tidak jauh dari mejanya lebih tepatnya berada disampingnya menertawakan kejadian itu dengan santainya.Tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
Mata Dinda beralih menatap tajam Nathan.
"Apa?" Tanya Nathan ketika melihat ekspresi tidak bersahabat istrinya."Ngga ada."Elak Dinda lalu mengarahkan manik matanya kearah pemandangan luar.
......
"Huwah."
Manik mata Dinda berbinar ketika pramusaji meletakan berbagai menu pesanannya,mulai dari makanan berat sampai makanan penutup sudah tersedia di atas meja.
Semerbak aroma makanan menjadi sambutan awal yang membuat perut Dinda semakin bergejolak ingin segera menyantapnya."Selamat menikmati tuan nona."
Dinda mengangguk.Baru saja tangannya mau mengambil makanan tiba2..
Pluk
Dinda berdecak,"Yah!"
"Baca doa dulu."
"Oh ya lupa,hehehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙩𝙖𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙈𝙚
FanficMenikah dengan lelaki tampan dengan usia lebih tua darinya?. Apakah lelaki itu Duda?..hmm?.. Banyak tantangan yg menghadang dalam membina rumah tangga.. Apakah gadis itu sanggup menghadapi berbagai hal yang mungkin akan terjadi?..Ataukah harus menye...