Happy weekend!!
Selamat membaca💕
🌻🌻
Nathan dan Refan menunggu diluar,Olivia juga berdiri dengan bersandar didinding sembari bersedekap dada memperhatikan kedua lelaki yang terlihat sama-sama cemas.
"Kalo aku yang ada diposisi itu,apa kamu juga akan mencemaskanku?"
Refan yang mendengar gumaman dari wanita disebelahnya lantas menoleh menatapnya heran.
"Apa kamu bilang?"
Olivia hanya menoleh sebentar.
Refan duduk bersandar matanya melirik pada sosok lelaki disebelahnya yang terlihat sangat khawatir.
"Jika memang mencemaskannya..bisakah tinggalkan dia."
Nathan menoleh.Apa tadi?dia berbicara apa?"Maaf?"tanya Nathan seolah meragukan apa yang dia dengar.
"Bukan apa-apa."
"Mulutmu ini Refan."Refan membatin merutuki diri sendiri yang dengan bodohnya mengatakan itu.
Nathan kembali menunduk.Hingga deheman seseorang di sebelahnya menarik perhatiannya.
Sebuah amplop putih tersaji didepan matanya.Nathan mendongak menatap kearah Refan yang sedang berdiri dihadapannya kemudian beralih menatap amplop itu.Ia tidak mengerti maksud dari ini..
"Apa ini?""Mana saya tau tuan Nathan yang terhormat."ujar Refan seolah mengejek.
"Dan satu lagi..cuci muka sana,muka kusut banget.."
Nathan menunduk memindai penampilannya sendiri..benar terlihat sangat berantakan pandangannya kembali pada tangan kanannya yang sudah berbalut perban,memang benar tangannya terluka tapi ini tidak seberapa dibanding luka yang sudah ia torehkan pada batin istrinya.
...
Nathan menatap pantulan dirinya dari cermin.
Tangan kirinya memutar kran air,dibiarkannya air itu mengalir.Lelaki itu hanya terus melakukan hal yang sama memperhatikan dirinya sendiri dengan sesekali tersenyum tanpa arti.Tangannya bertumpu pada tepian wastafel,dengan tubuh sedikit membungkuk.
"Sepertinya saya benar-benar sudah gila...menangisi seorang wanita,"ujarnya lalu tersenyum.
"Dimulai dari pertemuan tidak sengaja lalu menjadi cinta..apa itu masuk akal?"
Lelaki itu memutar kenangan disaat bertemu dengan Dinda.
"Kamu memang merubah segalanya,saya tidak akan membiarkanmu pergi..."
Setelah mengatakan kalimat itu,tangannya beralih menengadah diatas aliran air lalu membasuh wajahnya membiarkan cairan dingin itu menyentuh pori-pori wajahnya.
"Astaga!"
Lelaki itu lupa perban ditangan kanannya seharusnya tidak boleh basah tapi sekarang..terkena air dan itu membuatnya terpaksa harus melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙩𝙖𝙮 𝙒𝙞𝙩𝙝 𝙈𝙚
Fiksi PenggemarMenikah dengan lelaki tampan dengan usia lebih tua darinya?. Apakah lelaki itu Duda?..hmm?.. Banyak tantangan yg menghadang dalam membina rumah tangga.. Apakah gadis itu sanggup menghadapi berbagai hal yang mungkin akan terjadi?..Ataukah harus menye...