Alvin Arkadinata, berusia 25 tahun merupakan pengusaha muda yang sukses membangun bisnis sendiri selain mewarisi bisnis orang tuanya. Alvin memiliki wajah yang tampan, membuat siapapun tak ingin berpaling.
Alvin memiliki istri bernama Bella Anggara yang kini berusia 23 tahun. Bella memiliki wajah cantik juga terlihat anggun. Bella seorang dosen di sebuah universitas ternama juga seorang pengusaha pewaris bisnis orang tuanya.
Alvin dan bella menikah karena perjodohan yang di wasiatkan oleh almarhum kedua orang tua mereka.
"Dek, bantu mas dong." ucap alvin pada bella.
"Iya mas, mas mau di bantu apa?" tanya bella dengan lembut, jika tak lembut bisa-bisa suaminya itu nangis kejer lagi.
"Mas mau ambil buku itu dek." tunjuk alvin pada buku yang terletak di salah satu rak perpustakaan pribadi di rumah mereka yang lumayan tinggi.
"Oh, buku inikah mas?" tanya bella menunjukkan sebuah buku yang sudah di ambilnya dengan begitu mudah.
"Iya dek, mas mau baca itu." jawab alvin sambil mengulurkan tangan, mengambil buku tersebut dari bella.
Alvin yang sudah mendapatkan buku tersebut pun mulai fokus membacanya, sedangkan bella memilih duduk di sofa dan bermain ponsel menonton drakor kesukaannya.
Bella yang begitu fokus menonton drakor pun berteriak heboh saat melihat aktor tampan idolanya tengah dalam adegan romantis.
"Oh astaga, ganteng banget sih. Mau di cium juga."
"Astaga so sweet banget. Mau juga."
"Oppa, jadi suami ku yuk."
"Oppa, sarangheo."
Alvin yang mendengar perkataan bella saat menonton drakor pun menjadi geram. Bisa-bisanya dia memuji lelaki lain di depannya. Apa juga itu tadi? Ingin dia jadi suaminya? Aish, apa dia lupa kalo dia sudah menikah?
Alvin meletakkan buku yang di bacanya di atas meja dan kemudian mengayuh kursi rodanya ke dekat bella.
"Dek." panggil alvin pada bella.
"Hmm." jawab bella tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
"Dek." panggil alvin lagi
"Iya mas." bella tetap fokus pada ponsel.
Alvin yang melihat bella tak berniat mengalihkan perhatian dari film di ponselnya pun mulai terlintas ide licik.
Alvin menurunkan kedua kakinya yang telah mati rasa dari pijakan kaki kursi roda ke lantai. Perlahan, kedua tangannya memegang erat sandaran tangan kursi roda dan berusaha berdiri. Dengan banyak usaha, alvin akhirnya bisa sedikit mengangkat pantatnya dari kursi roda dan dengan sengaja menjatuhkan tubuhnya kelantai.
Brrukkk..
Suara tubuh alvin yang terjatuh di lantai pun terdengar keras. Bella yang mendengarnya pun langsung menoleh ke sumber suara. Terlihat alvin yang tengkurap di lantai dan kursi roda menindih tubuhnya."mas." ucap bella sedikit berteriak karena terkejut melihat alvin terjatuh.
"Hiks hisk maaf dek, aku gak sengaja jatuh. Hiks sakit banget dek." ucap alvin dengan terisak.
Bella pun bergegas menyingkirkan kursi roda yang jatuh menimpa alvin.
Belum sempat bella mengangkat alvin, bella mencium bau tak sedap yang ternyata alvin telah mengompol.
"Hiks hiks ma.." belum selesai berbicara, alvin pun tak sadarkan diri.
Melihat hal tersebut, bella pun menelepon dokter pribadi mereka agar datang memeriksa alvin.
Bella mengangkat tubuh alvin dan di baringkan di sofa bed yang ada di perpustakaan. Mengganti pakaian alvin yang basah kemudian membersikan lantai tempat alvin mengompol. Baru saja kegiatan bella selesai, dokter pun sudah datang.
Dengan teliti dan hati-hati dokter tersebut memeriksa alvin.
"Tuan alvin hanya pingsan seperti biasanya, tak perlu khawatir nyonya." ucap dokter dengan sopan.
"Tapi dia baru jatuh dan tertimpa kursi roda, sebelum pingsan dia bilang kalo merasa sakit."
"Mungkin yang di maksud tuan, sakit pada tubuhnya yang masih berasa nyonya, bagaimana pun dia baru saja terjatuh, pasti benturan tersebut menyakitkan."
"Baiklah dokter, terima kasih."
"Sama-sama nyonya. Ini resep obat nyeri dan vitamin untuk tuan."
"Oh, makasi dok." bella mengambil resep dari dokter tersebut. Kemudian dokter bergegas pulang di antar asisten rumah tangga keluar rumah.
Beberapa saat kemudian, alvin pun mulai membuka matanya.
"Dek?"
"Mas sudah sadar?"
"Maaf dek, mas ngerepotin kamu."
"Gak repot kok mas. Ada yang sakit mas?"
"Nggak kok dek, aku baik-baik saja. Mas mau pindah ke kamar boleh?"
"Boleh dong, emang kamu mau tinggal di perpustakaan terus eh?"
"Nggak lah, enak tempat tidur di kamar daripada sofa bed ini."
"Hhahaha. Oke mas, aku bantu pindah ke kamar ya?"
"Iya dek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie On Love
Humorkehaluan semata.. sekedar hiburan pribadi.. di luar nalar logika..