LOL - 15

2.7K 65 2
                                    

"Hei, udah nunggu lama ya?" tanya bella pada sahabatnya yang bernama nindi. Bella dan nindi janjian bertemu di sebuah cafe yang cukup populer bagi kaum muda. Mereka melepas rindu karena nindi baru saja kembali dari luar negeri setelah setahun lebih di sana.

"Lama lah. Gila, jadi kentang gue bell."

"Sorry deh, macet loh."

"Heh monyet, lo kira-kiralah ya, semacet-macetnya sih gak bakal sampe 2 jam juga keless."

"Sorry tadi macet beneran deh."

"Huh, pesen dulu sana deh lo mau makan apaan?"

Bella memanggil pelayan dan memesan makanannya, nindi yang awalnya hanya memesan minuman dan snack pun iku memesan makanan berat.

"Gimana kabar lo bell?"

"Baik. Lo gimana?"

"Baik dong. Gue kangen sama lo deh bell."

"Lah, gue kan emang ngangenin nin. Lo gak nyadar?"

"Nyesel gue bilang kangen ke elo. Gimana lo sama mas alvin? Suami kesayangan, setelah sekian purnama memendam cinta eh bersatu karena perjodohan?"

"Lo ngeledek gue?"

"Tanya doang, mana ada ngeledeknya."

"Oh, baik sih."

"Gak lo ajak kesini?"

"Lagi sakit dianya."

"Oh, sakit apaan? Suami sakit itu do tungguin di rumah non, gak malah nongki di cafe."

"Lah lo yang ngajak gue nongki bego."

"Oh iya sih. Udah bisa jalan belum suami lo?"

"Belum lah. Dia habis kecelakaan lagi sih 2 bulan yang lalu lah kira-kira."

"What? Serius lo?"

"Yupz."

"Terus sekarang gimana keadaannya? Gue kira dia lagi sakit gak enak badan atau apa gitu yang ringan, batuk kek, demam kek."

"Ya lumpuh."

"Ck, dari sebelum lo nikah dia juga udah lumpuh kan? Dia lumpuh beberapa minggu sebelum lo nikah deh seinget gue."

"Oh, awalnya kan yang lumpuh pinggang ke bawah ya saat itu. Sekarang lumpuh total, leher sampe kaki. Bisa ngangkat kepalanya agak lama aja gue udah syukur banget. Awalnya sih gerakin kepala aja gak bisa."

"Heh, seriusan lo?"

"Yupz, buta juga."

"Astagaaaa. Lo gak bohongi gue kan?"

"Nggak lah. Ngapain gue bohong ke elo."

"Jadi, sekarang lo kayak punya bayi dong?"

"Huh, bayi gak bisa ngomong ya. Suami ku syukurnya masih bisa ngomong."

"Lo sekarang jadi istri rasa janda dong?"

"Hah? Maksud lo?"

"Kan status lo istri ya kan? Lo punya suami, tapi kesepian di ranjang dong? Rasa janda kan? Gak bisa indehoy gitu."

"Stress lo! Gue aja gak sampe kepikiran ke situ neng."

"Halah, ya kalik kan masih 2 bulan, coba deh kalo udah berbulan-bulan lo juga pastinya pengen di manjain suami lo lah, pengen mesra-mesraan, pengen di belai di atas ranjang."

"Lo di luar negeri lama makin error deh otak lo. Mikir lo aneh banget."

"Ya elah, ibarat suami lo kan hiasan tempat tidur ya, cuma baringan, gak bisa ngapa-ngapain. Jangankan meluk lo, tau lo sedang di posisi dimana aja gak tau kan? Ya oke isih kalo awal-awal lo bertingkah babysister pasti tahan, lama-lama gimana tuh nasib hasrat lo. Gak takut meronta-ronta?"

"Tau ah, lo kompor banget jadi orang. Bahas lain deh, lo niat banget bahas ranjang gue sama suami. Pengen? Nikah sono."

"Ogah, cinta satu malam lebih indah keles. Bosan, tinggal ganti. Gak ribet."

"Mau ngeluh gue, kok bisa sih tuhan ngasih gue temen kayak lo gini."

"Heh, gini-gini gue jadi sahabat sehati bertahun-tahunnya. Gak plastik gue orangnya."

"Hahahaha, ngegas banget neng? PMS yaa."

"Mana ada? Gue mah selow anti ngegas-ngegas club."

"Hahahaha sesuka hati lo deh."

"Huh."

Lie On LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang