LOL - 21

2.5K 77 21
                                    

Sampai di tempat kondangan, alvin harus menyabarkan hatinya karena banyak orang yang menggunjing dia persis di belakang punggungnya. Tentu saja, topik utama bahan gibah itu keadaannya yang harus duduk di kursi roda, sangat di sayangkan bahwa wajah tampan itu tak bisa berjalan bahkan memiliki bentuk tangan yang aneh. Banyak wanita terlihat jijik melihatnya, banyak lelaki menatap iba pada istri cantik yang tengah mendorong kursi rodanya itu. Sebel banget kan perasaan alvin? Huh, harga dirinya beneran jatuh dan hancur. Untung sang istri fine-fine aja. Tapi, masih adalah beberapa yang terlihat welcome padahal aslinya sih alvin tau mereka cuma gak mau aja nyinggung perasaan bella.

Kalo kondisinya gini kan nanti alvin bisa ngedrama lagi kan, biar makin di manja sama sang istri tercinta. Menjual kerapuhan di depan istri gak salah dong, fix, itu yang sekarang jadi motto dalam hidup alvin.

Setelah menemui sang mempelai dan mencicipi sedikit hidangan yang tersedia, alvin mengajak bella untuk pergi. Alasannya, tentu dia merasa tak nyaman dan semudah itu pula dong bella menyetujui permintaannya itu.

Keluar dari tempat kondangan, mereka berdua naik lift ke lantai paling atas tempat yang di sediakan khusus untuk sang pemilik hotel.

Karena tangan kiri alvin sudah dapat bergerak dengan kuat, sampai di kamar alvin langsung membuka selimut yang menutupi kedua kakinya itu.

"Aku benci kedua kaki kecil ini, aku benci tangan jelek ini." teriak alvin sambil memukul kedua kaki dan tangan kanannya bergantian menggunakan tangan kirinya itu.

Memdengar teriak alvin, bella hanya bisa pasrah. Oke dia salah, dia kira alvin sudah lebih menerima keadaanya ternyata belum sepenuhnya. Bener juga kata dimas, kaki alvin bakal mengecil dan perubahan itu terjadi begitu cepatnya. Huh, tak tau aja sih ya si bella jika pengecilan kaki alvin pun atas inisiatif alvin sendiri yang ingin menghilangkan fungsi kakinya selamanya, alvin udah bayar mahal loh buat penelitian obat juga penawar dari kelumpuhannya itu. Fix, selama alvin mau semakin parah atau membaik, itu mah tergantung keinginan alvin aja yaa. Semoga Tuhan gak cepet murka punya umat modelan alvin gini.

Melihat kelakuan alvin yang terus memukul itu pun membuat bella menjadi sedih, sepertinya alvin menjadi semakin rapuh hatinya itu. Oh, ayolah, lihat kaki yang mengecil dan terlihat lumayan mengerikan itu, bagaimana pula dengan tangannya yang terlipat di depan dengan jari yang sedikit menggenggam itu, jika di lihat seperti orang stroke hampir persis sayap ayam sih ya? Kaku dan tak bisa di luruskan. Pantaskan jika suaminya itu merasa sedih. Harga diri mana yang menerima keadaan seperti itu?

"Sayang, jangan di pukul terus ya." ucap bella sambil menggenggam tangan kiri alvin berusaha menghentikan kegiatan itu.

"Hiks hiks aku benci mereka. Tapi, aku lebih benci diriku yang cacat ini." ucap alvin sambil menangis.

Bella menggulung celana panjang alvin dan memperlihatkan keadaan kaki kecil alvin, dia juga menggulung lengan kemeja panjang alvin.

"Kamu gak boleh benci dong, aku aja suka kok lihat tangan kamu maupun kedua kaki kamu." ucap bella sambil berjongkok di depan kursi roda alvin. "Bagiku, mereka tetep indah kok. Bagus banget. Kamu kan milik ku, tangan ini juga milik ku, kaki itu juga milik ku, aku suka semuanya." ucap bella, kemudian mencium tangan dan kedua paha alvin.

"Hiks, sayang, kenapa kamu mencium hal menjijikan itu?" tanya alvin merasa terharu dengan tindakan bella, gila banget kan istrinya itu, demi membuktikan padanya, dia rela loh memcium paha kecil yang hanya tulang berbalut kulit yang layu itu. Oh, lihat dia juga mencium tangannya yang bengkok, jelek yang mirip si sayap ayam yang bakal patah jika di paksa lurus itu.

"Hahaha, mana ada sih yang menjijikkan, mereka sama indahnya seperti wajah mu yang ganteng ini loh." ucap bella menghapus air mata alvin. "Ayo, sekarang aku gendong ke tempat tidur ya? Ganti pampers dulu, nanti kita tinggal di sini semaleman seperti rencana. Anggep aja honeymoon."

"Huh, honeymoon apa? Aku bahkan impoten. Dengan kaki kecil, tangan jelek, udah gitu impoten, apa yang bisa di lakukan di hotel gini coba?" ucap alvin dengan sinis. "Kita mah cuma pindah tidur aja."

"Hahaha. Gak papa suasana baru kan ya? Menikmati hotel sendiri gak salah juga kok." jawab bella terkekeh. "Itu mau aku remes gak si adek? Kali aja mau bangun dikit?"

"Kamu gak jijik?"

"Nggak. Kita buang pampernya, aku bersihin terus nantu aku remasin deh." bujuk bella.

"Oke. Padahal aku juga tau, itu pasti gak bakal bereaksi papa." gerutu alvin.

Bella pun melakukan apa yang tadi dia tawarkan pada alvin, sudah sejam dia meremas, jangankan bangun, sedikit reaksi pun tidak. Bella pun masih asyik meremas si adek alvin dengan bibir yang sibuk mencumbu wajah dan dada alvin, bahkan sesekali dia mencumbu adek alvin itu. Hingga, bukannya si adek berdiri tegak terbangun, malah dia mengeluarkan air kencing. Bella yang melihat itu pun menggulum senyum.

"Ah, sepertinya remasan ku tak senikmat itu, bukannya mau berdiri malah kencing deh." ujar bella dengan tertawa. Alvin yang mendengar itu pun langsung melihat ke arah si adek yang terkulai di dalam genggaman tangan bella yang tengah basah tak lupa, kasur di bawahnya juga basah. "Bodoh banget sih. Cuma bisa ngompol aja." ucap alvin sedih. "Lepasin dek, jijik, itu ompol ku."

Bella yang mendengar alvin pun malah semakin terpingkal-pingkal. Mungkin ini pengalaman paling lucu dalam sejarah bercinta.




Nb : ini bagian terhalu, sangat jauh dari logika juga fakta. Tolong, jika tak suka cukup tak usah meneruskan membaca yaa.. Gak bakal nyambung sama medis maupun penemuan apapun, apalagi obat yang di pake alvin. Fix, semua cuma imajinasi kehaluan pribadi saya aja.. Jangan di hujat habis-habisan di pesan pribadi ku yaa.. Aku beneran gak sesiap itu mentalnya buat di hujat habis-habisan gara-gara tulisan yang ku anggap sebagai kesenangan semata menulisnya pun sekedar menghilanglan jenuh saja.

Lie On LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang