"Mas lepas dong. Aku mau bangun ih." ucap bella jengah melihat alvin menikmati rebahan sambil dari tadi memeluknya.
"Bentar dong dek. Masih mau peluk kamu."
"Aku mau mandi mas. Udah siang harus berangkat ke kantor nih." ucap bella.
"Gak usah kerja yaa, libur aja hari ini." pinta alvin.
"Nggak bisa mas, aku mau rapat di kantor terus rapat di kampus juga." bella memberi alasan untuk menolak permintaan alvin. "Besok udah akhir pekan, kan besok libur jadinya."
Mendengar bella menolak permintaannya, alvin pun langsung melepaskan pelukannya dan menangis.
"Hiks hiks adek gak mau sama mas karena mas ngerepotin adek kan? Hiks.. Maaf." ucap alvin sambil terisak. "Hiks pasti hiks gara-gara hiks mas hiks cacat kakinya." tangan alvin sambil memukul-mukul kedua kakinya.
"Mas sayang, aku beneran harus rapat bukannya gak mau habisin waktu bareng mas. Jangan pukul kakinya dong." bella menahan tangan alvin yang terus saja memukul kedua kakinya.
"Lepasin tangan ku hiks biar ku pukul kaki cacat ini, mungkin hiks mereka akan bisa kerasa lagi." alvin berusaha melepaskan kedua tangannya yang di genggam bella. "Hiks gara-gara hiks hiks kaki sialan ini, kamu gak hiks suka sama aku."
"Mas alvin, kamu ngomong apa sih?" ucap bella meninggi.
"Hiks hiks hiks adek bentak mas? Hiks kamu jahat." ucap alvin sambil nangis kejer.
Bella yang mendengar tangisan alvin pun malah pergi ke kamar mandi dan meninggalkan alvin di atas tempat tidur.
Melihat bella pergi, alvin yang di tinggalkan bella pun semakin menjadi menangisnya sambil berusaha turun dari tempat tidur guna menyusul bella.
Setelah beberapa waktu berusaha alvin pun sudah terduduk di dinginnya lantai. Kemudian alvin menuju kamar mandi dengan cara beringsut, melupakan keberadaan kursi rodanya tak lupa air mata yang terus menetes.
Sampai di depan pintu kamar mandi, alvin pun memanggil-manggil bella.
"Hiks dek."
"Hiks buka pintunya."
"Hiks hiks"
"Hiks mas minta maaf hiks hiks"
"Hiks mas gak bakal hiks minta adek hiks gak masuk kerja hiks."
"Jangan hiks marah hiks sama mas."
Bella yang sudah selesai acara mandinya pun membuka pintu kamar mandi, terlihat sang suami tengah terduduk di lantai depan pintu kamar mandi dengan acak-acakan.
"Kamu gak pake kursi roda?" tanya bella pada alvan karena kursi roda sang suami masih tetap berada di posisi seperti kemarin malam sedangkan suaminya sudah duduk di lantai dengan acak-acakan.
"Hiks lupa hiks di mana kursinya."
Mendengar jawaban alvin, bella hanya bisa menghela nafas berat.
"Nanti kamu bisa masuk angin kalo duduk di lantai gini."
"Mas cuma mau minta maaf sama adek. Hiks adek marah sama mas."
"Adek gak marah kok. Aku bantu ke tempat tidur ya biar gak masuk angin."
Alvin pun mengangguk menyetujui bella membantunya ke tempat tidur. Bella pun menggendong tubuh alvin.
Sampai di tempat tidur, bella membantu alvin berbaring. "Jangan gitu lagi mas, nanti mas bisa masuk angin dan sakit. Jangan ngomong aneh-aneh juga, adek gak suka dengarnya. Jangankan suka sama mas, adek aja udah sayang dan cinta ke mas alvin yang tampan ini."
"Sungguh?"
"Iya dong."
"Gak bakal ninggalin mas kan dek?"
"Gak bakal dong."
"Meski selamanya mas cuma duduk di kursi roda?"
"Bahkan jika mas cuma bisa berbaring di tempat tidur pun, adek bakal selalu sama mas alvin, gak bakal ninggalin mas alvin."
"Peluk dek, mas pengen kamu peluk."
Bella pun bergegas memeluk dan memberi beberapa ciuman di wajah tampan sang suami. Gawat kan kalo nangis kejer lagi. Masih pagi loh ini, suaminya itu sudah nangis dan berdrama saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie On Love
Humorkehaluan semata.. sekedar hiburan pribadi.. di luar nalar logika..