Saat ini, alvin tengah berada di ugd, sedangkan bella menunggu di kursi yang terdapat di depan ugd.
Di tengah waktu bella menunggu alvin selesai di tanggani tim dokter, ponsel bella pun berbunyi, terlihat ada telpon dari seorang anak buah kepercayaannya.
"Hallo."
"Hallo bos, yang ingin bos selidiki telah kita selesaikan." ucap sang bawahan melapor.
"Kirim filenya ke email ku. Oh gimana kesimpulannya?" tanya bella dengan tenang.
"Pil-pil yang ingin anda selidiki di buat oleh sebuah laboratorium yang sangat misterius. Sebenarnya setiap pil berjumlah 10, tapi hanya beberapa yang berada di tangan sang pemegang saham utama yang misterius itu, lainnya masih berada di laboratorium itu. Fungsinya untuk melumpuhkan sistem saraf bagian tertentu, setiap pil beda sistem saraf yang di lumpuhkan."
"Ada penawarnya?" tanya bella lagi.
"Menurut info setiap pil sudah tersedia penawarnya. Tapi bos berita terbaru, mereka berhasil membuat satu jenis pil lagi yang bisa membuat semua syaraf lumpuh dan memanipulasi gangguan di berbagai organ dalam. Yang meminumnya di klam akan menjadi seperti mayat hidup dan 1 pil bisa bertahan setidaknya 10 tahun, sebelum pemakai meminumnya tubuhnya akan di pasang sebuah chip untuk mendeteksi jika ada kerusakan organ sungguhan selama tubuhnya di buat lumpuh oleh pil itu. Pil itu sengaja di buat sesuai permintaan sang pemegang saham utama yang juga memiliki hak veto."
"Kamu dapat info, kenapa pemegang saham utama mereka melakukan hal ini?"
"Ya, menurut info yang kami dapat, bos besar itu ingin membuat dirinya sendiri lumpuh dalam jangka waktu lama agar istrinya tidak pergi meninggalkan dia. Bos besar itu menderita panaroid yang sangat serius."
"Baiklah, aku mengerti. Aku bakal memeriksa lebih jelas melalui file itu."
"Baik bos."
Bella pun menutup telpon dari sang bawahan. Dari telepon itu. Sudah jelas jika kecurigaannya pada alvin benar adanya. Bos besar pemegang saham utama yang di sebut itu tak lain suaminya sendiri, dan alasan dia melakukan semua itu juga dirinya sendiri. Semua informasi sangat selaras dengan informasi tentang alvin sebelum pernikahan mereka dan perubahan keadaaan alvin selama ini. Bagi penderita panaroid yang trauma suatu hal, tentu saja hal yang di lakukan alvin juga tak mampu dia salahkan. Toh, alvin melakukan semua itu demi menarik perhatiannya agar di prioritaskan. Biarkan sajalah dia melakukan semua keinginannya, bella bakal ikut sesuai keinginan dia. Selama alvin tak berkhianat, bella gak keberatan memberi semua perhatian pada sang suami yang rela membuat dirinya sendiri cacat juga penyakitan itu. Bahkan jika suatu hari alvin beneran cacat karena efek obat, bella pun tetap tak akan merasa keberatan.
Setelah menunggu beberapa lama, dokter yang menanggani alvin pun keluar dan memberitahu bahwa keadaan alvin sudah stabil, tapi jika bella tak salah menebak, sekarang adalah waktu untuk pemasangan chip yang di bicarakan sang bawahannya itu. Tapi karena sang suami ingin seperti itu, biarlah, bella cuma bakal mendukungnya saja. Bella juga bukan istri yang tak pernah berbohong padanya selama ini kan? Dia tak sebaik dan sebersih perkiraan sang suami itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie On Love
Humorkehaluan semata.. sekedar hiburan pribadi.. di luar nalar logika..