Part 22

5.9K 682 73
                                    

Phi Mew...”


Phii...”

Sayup Mew mendengar suara Gulf memanggilnya dalam tidur. Tadinya ia mengira itu hanya mimpi, tapi tidak pada kenyataannya. Pria disampingnya ini tampak memanggil namanya lirih dan tubuhnya tampak menggigil.

“Gulf! Kau kenapa?”

“Mi-num..”

Mew mengambilkan sebotol air minum yang Gulf minta. Membantunya bangun dan Mew dapat merasakan jika suhu tubuh Gulf terasa lebih hangat dari biasanya.

“Kau demam. Aku akan membawa mu ke rumah sakit”

Gulf menggeleng lemah, “Aku tidak mau”

“Tapi kau perlu diobati" 

"Tolong ambilkan tas ku” Gulf menunjuk kearah tas kecil yang biasa ia bawa kemana-mana.

Gulf mencari sesuatu dari dalam tasnya dan menemukan obat turun panas yang sudah ia siapkan sebelumnya sesuai dengan yang pernah New katakan padanya. Dimana ia mungkin akan mengalami deman akibat menahan sakit pada area bawahnya. Dan yang New takutkan nyatanya benar terjadi.

“Gulf, tidak cukup hanya dengan itu”

“Aku tidak apa-apa, Phi”

TING TONG!

Suara bel di kamar mereka berbunyi dan Mew tidak berniat untuk melihat siapa yang mencarinya. Ia lebih memilih untuk mengusap lembut wajah Gulf yang terlihat lesu dan sedikit pucat.

TING TONG!

“Mungkin itu penting, Phi”

TING TONG!

“Wooii.. Sangat mengganggu sekali!” Dengan kesal Mew bangun dan melihat siapa yang membunyikan bel pintu itu berkali-kali.

Dan saat pintu itu terbuka,

“Mew.. Kau--”

“Ada apa?” Nada suara Mew terdengar cukup ketus saat memotong pembicaraan Kei yang saat ini berdiri tepat dihadapannya.

“Kau lupa? Kita harus pergi untuk menandatangani kontrak siang ini” Kei berusaha menampilkan senyum pada wajahnya.

“Kau saja yang mewakili ku. Aku tidak bisa”

“Tidak mungkin bisa diwakilkan. Kau adalah pemiliknya”

“Gulf sakit. Aku tidak mau meninggalkannya sendirian”

“Tapi Mew..”

“SUDAH KU BILANG, AKU TIDAK BISA!” Sekarang nada suara semakin tinggi.

Senyuman yang Kei pertahankan seketika menghilang dari wajahnya.

“Jika kau tidak bisa menggantikan ku, katakan kepada mereka untuk mengundur waktunya”

“Pabrik itu sangat penting Mew”

“Gulf jauh lebih penting! Jika mereka tidak mau, batalkan semuanya”

Gulf merasa tidak enak saat namanya disangkut pautkan dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Ia juga tidak ingin jika urusan pekerjaan Mew terganggu hanya karenanya. Akhirnya dengan sedikit bersusah payah, Gulf mencoba bangun dan menghampiri Mew yang sedang bersitegang dengan Kei.

“Phi..”

“Gulf, kenapa bangun?” Mew mengkhawatirkan Gulf dan segera menopang tubuhnya yang masih lemas.

“Kau harus menghadiri meeting kalian hari ini”

“Aku tidak mau meninggalkan mu sendirian”

OH! MY SUN ☀️🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang