Part 44

5.6K 683 45
                                    

Ini adalah hari kita..”

Dua setelan jas putih tergantung dengan rapi disebuah kamar yang sudah di dekor dengan begitu mewahnya. Kamar itu begitu luas, didominasi dengan warna putih dan emas yang semakin menambah kesan mewah didalamnya. Dan kamar itulah yang akan ditempati oleh Mew dan Gulf setelah resepsi pernikahan mereka selesai.

Sudah lebih dari dua jam, Gulf duduk dengan manis sementara wajahnya sedang di make-up. Dengan wajah tampan Gulf, sebenarnya tidak butuh waktu lama untuk merias wajahnya. Tapi ia sedikit mengerjai make-up artist-nya, sebentar-sebentar Gulf minta berhenti untuk sekedar makan ataupun minum. Mulutnya tidak bisa diajak berhenti mengunyah sebentar saja.

Menatap jam dinding, sebentar lagi acara mereka akan segera dimulai. Gulf harus bersiap turun dan mulai mengenakan jasnya.

“Perut ku terlihat semakin membuncit” Gulf terkekeh.

“Itu membuat mu semakin menggemaskan” Mew kembali ke kamar setelah selesai membereskan beberapa hal.

“Semua sudah beres?” Gulf mengalungkan lengannya dileher Mew. Belakangan ini ia seperti kecanduan dengan bau tubuh Mew dan membuatnya selalu ingin menempel.

“Emm.. Mama sudah menelpon pihak dekor dan meminta mereka merubah dibeberapa titik” Memang ada beberapa dekorasi yang tidak sesuai dengan yang Mew inginkan.

Acara pernikahan mereka diadakan disalah satu hotel berbintang milik keluarga Jongcheveevat. Semua urusan pernikahan mereka diatur oleh Mama Mew, mulai dari pakaian, dekorasi, makanan hingga hal-hal terkecil sekalipun.

Mew dan Gulf hanya mengikuti jadwal yang sudah disusun seperti jadwal untuk fitting baju dan juga beberapa pemotretan pre-wedding mereka. Itu pun jika saja Gulf sedang tidak mengandung, Mama berencana untuk melakukan pengambilan foto pre-wedding di Paris, salah satu negara yang paling Mama sukai dan paling sering ia kunjungi. Sayangnya, Krist tidak memperbolehkannya.

“Apa aku mengganggu kalian?” Grace berdiri diambang pintu melihat kemesraan adiknya dengan calon suaminya.

Grace berjalan masuk dengan anggun, ia tampak sangat cantik hari ini. Sangat jarang sekali menemukan moment dimana Grace menggunakan make up pada wajahnya.

Biasanya Grace hanya akan tampil dengan riasan seadanya dan juga mengenakan pakaian santai. Tapi dihari spesial adiknya kali ini, Grace mengenakan dress yang begitu indah dan tampak cocok dengan dirinya.

“Kau sangat cantik, Phi. Gaun itu cocok untuk mu”

“Kau akan kaget jika tau harganya. Mama Mew yang membelikannya untuk ku”

Meski terlahir dikeluarga kaya, Grace dan Gulf sejak dulu tidak pernah memfoya-foyakan uang kedua orangtuanya. Bahkan tidak untuk membelanjakan barang-barang mewah seperti yang teman sepantaran mereka lakukan. Mereka sudah diajarkan mandiri sejak kecil dan mereka lebih suka menyembunyikan tentang siapa jati diri mereka sesungguhnya ketimbang membanggakannya.

“Karena kau menikah terlebih dulu, Mae jadi semakin gencar mencarikan ku pasangan” Gerutu Grace.

“Apa kau tidak mau menikah?”

“Aku ingin mene—mu...”

“menemukan jodoh ku sendiri..” Gulf melanjutkan kalimat yang sudah sangat sering ia dengar.

“Kau tau itu bukan?”

Gulf mengangguk, “Aku sudah mendengarnya ratusan kali. Lalu apa kau sudah menemukannya?”

Grace menggeleng, “Belum untuk saat ini. Tapi jangan bahas itu. Aku kesini untuk menyelamati kalian”

“Terima kasih, na..” Gulf maju untuk memeluk Grace. Diikuti juga oleh Mew bergantian.

OH! MY SUN ☀️🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang