Part 25

4.9K 668 81
                                    

Kondisi Gulf masih lemah. Ia masih terpuruk akan keadaannya memikirkan Mew yang tidak pernah sekalipun hilang dari pikirannya. Apakah ini saatnya Gulf harus merelakannya? Harus mulai membiasakan diri dengan segala hal tanpa Mew dalam hidupnya.

Lelah menatap layar ponselnya untuk menunggu kabar dari Mew, Gulf akhirnya memilih untuk mematikannya. Meletakannya jauh dari jangkauan tangan dan pandangan matanya.

“Boss!” Seru Cherry dan Hero.

Gulf tersenyum. “Kalian datang?”

“Aku membawakan cake kesukaan mu, naaa..” Cherry menyerahkan sekotak penuh cake kesukaan Gulf.

“Dan ini” Hero pun datang tidak dengan tangan kosong. Ia menyerahkan segelas susu cokelat yang sengaja ia buatkan untuk bos kesayangannya itu.

Bagi aku, naaa..” Seru Mild yang sedari tadi ada disana menemani Gulf.

Gulf meletakan minuman dan cake dimeja kecil dihadapannya. Mendoakannya, agar Mild juga bisa menikmatinya. Hal yang Gulf lakukan bukanlah hal aneh lagi dimata Hero dan Cherry, mereka sudah terbiasa dengan hal diluar nalar yang selalu Gulf lakukan. Mereka menghormati itu.

“Apa cafe ramai?”

“Kau tidak perlu mengkhawatirkannya. Kami sudah mengurusnya semua dengan baik” Jelas Hero.

Cherry menimpali, “Cepatlah sembuh. Kami merindukan mu”

Gulf bersyukur ia dikelilingi oleh orang-orang baik disekitarnya. Satu per satu temannya datang mengunjunginya sejak kemarin. Ia juga diberkahi oleh orang tua dan saudara yang selalu mendampinginya dalam segala keadaan. Mungkin Gulf terlalu bodoh karena kembali menyakiti hatinya dengan orang yang salah.

Sedang asyik berbincang, pintu ruangan Gulf terbuka dan sosok yang Gulf tunggu-tunggu akhirnya muncul disana.

“Phi Mew..”

Pada detik pertama, Gulf tampak tersenyum bahagia melihat kedatangan Mew. Tapi pada detik berikutnya, senyuman itu menghilang saat melihat siapa sosok yang datang bersama dengan Mew.

“Kau tampak baik-baik saja” Kei menyerahkan bouquet bunga yang dibawanya kepada Gulf.

“Apa kau berharap jika ia tidak baik-baik saja?” Celetuk Cherry.

Hero menepuk lembut pundak Cherry untuk menenangkannya. Mereka yang disana bisa tau hanya dalam satu kali lihat jika Kei adalah penyebab semua kesusahan yang harus Gulf alami sekarang ini. Dan tentu saja mereka geram karena Mew berani membawanya saat menjenguk Gulf.

“Aku kesini karena Mama meminta ku menjenguk mu. Ku harap kau cepat sembuh” Ucap Mew datar. Tapi pandangan matanya tidak bisa dibohongi. Terbesit sebuah kerinduan disana, namun dadanya tiba-tiba bergemuruh dan terasa sakit karenanya. Membuatnya merasa tidak nyaman dan ingin segera pergi dari sana.

“Apa hubungan kita sungguh sudah berakhir?”

Mew tak mampu menjawab.

“Aku sungguh merindukan mu beberapa hari belakangan ini”

“Aku merindukan mu sampai hati ku sakit dan aku merasa begitu hancur, tapi kau tak pernah menjawab panggilan ku ataupun membalas pesan ku” Gulf yang tadinya tegar, kembali menangis.

“Aku memohon untuk bertemu dengan mu, kau tetap tidak pernah muncul”

“Kini kau tiba-tiba datang dengan membawanya bersama mu. Kau tau bagaimana perasaan ku?!!” Gulf sedikit meninggikan suaranya akibat emosi yang tidak tertahan.

Hati Cherry terenyuh melihat betapa sakit hati yang Gulf rasakan, “Hentikan, Gulf. Jangan sia-siakan air mata mu untuk pria brengsek sepertinya”

“Jika kau memutuskan semuanya secara sepihak, lalu bagaimana dengan ku?”

“Jika aku harus kehilangan mu, bagaimana aku bisa hidup?”

“JAWAB!! Teriak Gulf melampiaskan emosinya.

“Setidaknya beritahu aku!! Apa yang harus ku lakukan untuk melupakan mu?”

Mild tau yang sesungguhnya terjadi, tapi ia sudah berjanji kepada Earth untuk merahasiakannya sementara dari Gulf. Karena mereka yakin, jika Gulf tau maka ia akan turun tangan sendiri untuk menyelesaikannya. Mild tidak ingin itu terjadi, mengingat kondisi Gulf yang sedang tidak baik.

Tapi itu ternyata sangat sulit dilakukan, terlebih saat melihat Gulf yang begitu tersakiti. Kalimat yang berusaha ia jaga hampir saja terucap.

Geram dengan ulah Mew, Hero mendorongnya pergi, “Enyah dari sini”

Langkah Mew terpaku. Ia tidak beranjak sedikit pun saat Hero mendorongnya pergi, ditambah dengan Kei yang juga menariknya untuk beranjak dari sana.

"Mew, kita pulang" Ajak Kei, namun Mew masih tetap tak bergeming.

“MEW!” Kei meneriaki Mew agar menatap kearahnya.

“Kita pergi dari sini” Seperti tersihir, Mew menjadi penurut dan mengikuti langkah kaki Kei keluar dari ruangan Gulf dirawat.

Tangis Gulf pecah saat melihat sosok Mew menghilang dari pandangan matanya. Bagi Gulf, hubungan mereka sungguh sudah berakhir kali ini saat Mew memilih untuk melangkah pergi bersama dengan Kei.

Hubungan singkat namun sangat berkesan bagi Gulf. Hubungan singkat yang membuatnya merasa begitu dicintai dan tiba-tiba ia ditinggalkan begitu saja. Dihempas saat ia masih sangat mencintainya.

"Gulf.." Grace menyadari sesuatu yang buruk terjadi saat berpapasan dengan Mew didepan pintu ruangan Gulf. Ia segera berlari masuk memastikan jika Gulf baik-baik saja. Walau kenyataannya, tidak.

Gulf mendongak kearah Grace yang baru saja kembali, “Aku harus bagaimana, Phi? Dia meninggalkan ku”

Air mata Grace pun tak terbendung lagi, “Kau akan baik-baik saja, Gulf”

Gulf menggelengkan kepalanya didalam pelukan Gace. Ia tidak sedang baik-baik saja. Tubuhnya gemetar akibat tangis yang tidak bisa ia hentikan. Dan semua yang ada diruangan itu hanya bisa terdiam mendengar jeritan pilu yang keluar dari mulut Gulf.

Kilatan benci tampak dimata semua orang ada yang diruangan itu. Mereka membenci Mew yang sudah merenggut kebahagian dari Gulf. Mereka membenci Mew yang sudah mengacaukan hidup Gulf dan membuatnya menderita seperti ini.

Aku harus bertindak secepatnya” Ujar Mild.

Mild berjanji akan segera mengembalikan senyuman diwajah Gulf. Ia juga berjanji akan membawa Mew kembali ke sisi Gulf secepatnya.

Gulf pantas bahagia.

☀️🌻

“Kenapa?”

“Kau tau jika aku datang?” Mild tadinya berniat untuk mengagetkan Earth.

Tentu saja Earth tau. Tanpa menoleh pun, Earth bisa merasakan keberadaan Mild. Keahlian itu menurun dari neneknya yang merupakan seorang paranormal. Ia sudah terbiasa melihat hal-hal mistis sejak ia masih kecil dan itulah yang membuatnya dijauhi oleh banyak orang disekitar.

Beberapa temannya dulu bahkan menganggap ia aneh karena sering berbicara sendiri. Seiringnya waktu, Earth mulai terbiasa dan mulai menikmati kesendiriannya.

“Kita harus segera bertindak” Jelas Mild sembari menceritakan apa yang sudah terjadi hari ini.

Sebenarnya mau diundur sampai kapanpun, mereka tetap harus menolong Mew dengan konsekuensi Kei mungkin harus menerima resiko atas perbuatannya. Tapi disisi lain, Earth sedikit kasian dan berharap ada cara lain untuk menolong Kei juga.

“Wanita itu berhak menerima segala resikonya setelah apa yang sudah ia lakukan” Mild tau jika Earth mulai sedikit tidak tega.

“Kapan kau ingin melakukannya?”

“Sesegera mungkin. Jika memungkinkan, malam ini juga aku akan melakukannya”

Earth dan Mild memang sudah memiliki rencana untuk mendapatkan apa yang sebenarnya tergantung pada leher Kei. Sesuatu yang sungguh-sungguh ia jaga dan tidak pernah melepaskannya barang sekalipun. Mereka tau akan itu karena Mild sempat mengikuti Kei seharian penuh sebelumnya.

“Baiklah. Kita akan menyelamatkan Mew malam ini”

To be continue..

OH! MY SUN ☀️🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang