Part 47

4.7K 625 48
                                    

“Kondisi bayi mu sangat baik. Ia bahkan sudah mencapai berat badan idealnya”

Hari ini Mew dan Gulf mendatangi Krist untuk jadwal pengecekan kandungan. Saat ini usia kandungan Gulf sudah masuk ke bulan ke-8 dan dalam hitungan minggu lagi bayi mungil mereka akan segera hadir ke dunia.

Untuk jenis kelamin bayi itu sendiri, Gulf dengan sengaja meminta Krist untuk merahasiakannya. Ia ingin itu menjadi kejutan bagi mereka nantinya.

“Tunggu disini. Aku akan mengambil vitamin yang sudah diresepkan oleh Krist tadi” Mew membawa Gulf untuk duduk di salah satu sofa yang tersedia diruang tunggu.

Menunggu tanpa suara, Gulf mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Mungkin saat ini ada beberapa pasang mata yang memberikan pandangan aneh terhadapnya. Karena memang sangat sangat jarang terjadi, dimana ada seorang pria yang bisa mengandung. Namun Gulf tak peduli, saat ini yang terpenting adalah ia dan bayinya baik-baik saja.

Menyingkir... beri jalan..”

Sebuah brankar rumah sakit didorong oleh beberapa petugas diikuti oleh beberapa perawat dibelakangnya. Seketika suasana rumah sakit yang tadinya sunyi menjadi ramai.

Gulf dapat melihat ada seorang wanita yang terbaring diatas brankar dengan kondisi tak sadarkan diri. Entah hal naas apa yang baru saja dialaminya.

“Apa yang terjadi?” Tanya Mew yang baru saja kembali.

Gulf mengangkat kedua bahunya, “Sepertinya baru saja terjadi kecelakaan” Mew ikut melihat kepanikan yang terjadi diruang gawat darurat itu.

“Malang sekali pria itu, Dad. Ia terlihat begitu terpuruk” Mata mereka terpaku pada sesosok pria yang sedang terduduk lunglai dilantai dan sedang menangis histeris.

“Apa kau juga akan menangis sepertinya jika sampai terjadi apa-apa terhadap ku?” Gulf melontarkan pertanyaan bodoh yang membuat Mew sedikit meninggikan suaranya.

“Jangan berbicara seperti itu! Tidak akan ada apapun yang terjadi pada mu. Akan ku pastikan kau baik-baik saja”

“Aku hanya bercanda, dad” Gulf malah terkekeh.

“Jika sampai sesuatu terjadi kepada mu, aku pun tidak akan pernah bisa melanjutkan hidup ku lagi” Mew serius dengan ucapannya. Tanpa Gulf, ia mungkin tidak akan bisa bertahan hidup.

“Aku tau kau memang sangat mencintai ku” Gulf merengkuh Mew yang sedang cemberut itu kedalam pelukannya.

Detik itu juga, Gulf melihat ada sosok lain hadir bersama pria tadi.

“Wanita itu..” Tunjuk Gulf. Tapi bukan kearah brankar, melainkan ke arah pria seorang pria yang sedang menangis tersedu-sedu.

“Wanita?” Mew bingung karena tidak ada wanita disana.

“Ia sudah meninggal”

Kali ini Mew paham akan wanita yang Gulf maksud, “Mungkin itu memang sudah takdirnya, Gulf. Ayo kita pulang”

Sudah lama sekali sejak Gulf hamil, ia hampir tidak pernah lagi melihat sosok makhluk halus disekitarnya. Tapi kali ini terjadi lagi dan Mew tidak ingin ada hal aneh lagi menimpanya juga Gulf. Karena setiap kali itu terjadi, Gulf selalu berakhir dalam bahaya. Membawanya segera pergi dari sana adalah keputusan yang tepat.

Baru saja hendak beranjak dari sana, ponsel disaku celana Mew bergetar.

“Aku akan mengangkat panggilan ini. Tunggu aku sebentar saja” Mew mulai berbicara dengan Dareen yang menghubunginya. Sepertinya ada sedikit masalah dikantor.

Gulf saat ini tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wanita itu. Ia berdiri tepat disamping pria yang sedang menangis tapi ekspresi pada wajahnya tidak bisa diprediksi. Semacam ekspresi marah juga sedih terlihat disana.

Kau bisa melihat ku, bukan?”

“Hoiii...” Gulf terpekik dan sedikit memundurkan badannya. Ia tidak menyadari sejak kapan wanita itu sudah berada didepannya.

Bantu aku.. Ku mohon”

“Tidak ada yang bisa ku bantu. Kau sudah meninggal”

Aku tau. Tapi bantu aku. Ada beberapa hal yang harus ku sampaikan pada suami ku” Ternyata pria yang menangis itu adalah suaminya. Pantas saja ia terlihat begitu terpuruk dan menangis tanpa henti sejak tadi. Ia pasti sangat mencintai istrinya ini.

Ku mohon..”

Gulf tau Mew akan memarahinya jika ia kembali berurusan dengan hantu. Tapi bisa jadi wanita ini memang memiliki pesan terakhir yang harus ia sampaikan. Bukankah tidak ada salahnya saling membantu? Hanya menyampaikan pesan saja seharusnya tidak akan membutuhkan waktu lama.

Gulf menoleh kearah Mew yang masih sibuk dengan ponselnya, “Baiklah. Aku akan membantu mu kali ini” Ia kemudian bergerak menghampiri pria itu.

“Permisi, Tuan..” Panggil Gulf.

Pria itu mengadahkan wajahnya menatap kearah Gulf dengan matanya yang bengkak akibat menangis.

“Aku tau ini mungkin terkenal tidak masuk akal. Tapi ada pesan terakhir istri mu yang harus ku sampaikan”

“Pesan terakhir? Dari istri ku?”

“Iya. Dan ia berada disebelah ku saat ini”

“Kau tau, aku saat ini sedang berduka dan tidak ada waktu untuk bermain-main”

“Amore. Itu nama panggilannya bukan?” Gulf mengikuti arahan wanita itu dengan menyebutkan nama panggilan yang biasa suaminya gunakan.

Mata pria itu melebar saat Gulf menyebutkan nama panggilan yang hanya ia dan wanita itu tau. “Bagaimana kau bisa tau?” Tangisan pria itu seketika berhenti dan bangkit dari duduknya.

“Aku bisa melihatnya dan sekarang ia sedang berdiri disebelah mu”

“Jangan main-main!” Pria itu meninggikan suaranya dan terlihat sangat frustasi.

“Terserah kau mau percaya atau tidak. Tapi wanita ini meminta ku untuk menyampaikan pesan terakhirnya”

“Aku tidak ingin mendengar apapun omong kosong mu!”

“Berlian itu ada dilemari pakaian dikamar tamu” Gulf hanya meng-copy kalimat yang wanita itu lontarkan. Tapi, berlian? Gulf seakan terperangkap akan situasi yang salah.

“Berlian itu..”

“Berlian yang kau cari..” Kata demi kata terus menerus Gulf copy.

“Ikut aku. Kita tidak bisa membicarakannya disini”Pria itu menarik Gulf begitu kencang agar mengikutinya. Tindakan pria itu begitu spontan membuat Gulf tidak sempat memberitahukan Mew jika ia akan pergi sejenak.

“Katakan apalagi yang kau tau?” Mimik wajah pria ini berubah drastis. Tidak ada lagi kesedihan disana membuat Gulf tertegun beberapa saat.

“Apa yang ingin kau sampaikan? Cepatlah.. Mew nanti akan kebingungan mencari ku” Gulf mencoba berbicara kepada wanita yang sedari tadi hanya diam.

Pria jahanam..

“Pria ja—ha.. Apa?!” Gulf menoleh kearah wanita yang baru saja mengumpat itu. Sepertinya drama diantara pasangan suami istri ini berubah menjadi ketegangan.

Pria brengsek ini hanya mengincar uang ku..”

“Kau meminta ku untuk menyampaikan pesan terakhir mu, bukan agar aku terlibat dengan pertengkaran kalian!”

“Apa yang sedang kalian bicarakan? Katakan dimana berlian itu” Pria itu semakin tidak sabaran.

Berlian itu lah yang membuat ia nekat membunuh ku”

“Membu—nu—h.. Membunuh?!”

Lagi-lagi Gulf berurusan dengan orang yang salah.

To be continue..

OH! MY SUN ☀️🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang