Part 41

5.4K 706 50
                                    

“Tidak ada masalah bukan?” Mew tidak sedetik pun mengalihkan pandangannya pada layar monitor USG yang terdapat didepannya.

Setelah memberesi permasalahan Marco, Mew segera membawa Gulf menemui Krist. Ia tidak ingin terjadi hal-hal buruk pada kandungan Gulf karena sempat terjatuh sebelumnya.

Krist mengangguk-anggukan kepalanya, “Tidak ada masalah. Tapi tetap saja kau harus hati-hati, Gulf”

“Dengarkan itu..” Mew mengelus lembut pucuk kepala Gulf sembari menatapnya dengan penuh kasih.

“Emm.. Aku tau”

Gulf menyandarkan tubuhnya pada sofa dan menyadari jika tali sepatunya belum tersimpul. Baru saja ia akan membenarkan simpul sepatunya, Mew sudah terlebih dahulu berjongkok dihadapannya dan membantunya. Benar-benar calon suami idaman yang sigap mengurusi keperluan istrinya.

“Apa kau menghabiskan vitamin yang ku resepkan sebelumnya?” Krist mulai mengambil lembaran kertas dan mencoretkan beberapa resep obat diatasnya.

Gulf mengangguk, “Bisakah kau tidak meresepkan vitamin lagi? Aku tidak suka”

“Gulf, itu untuk kebaikan mu dan bayi mu juga” Protes Mew.

“Pil itu terlalu besar dan sulit ditelan” Gerutu Gulf.

“Sepertinya kau akan memiliki dua bayi yang harus kau urus nantinya” Goda Krist kepada Mew.

Setelah setengah jam pertemuan mereka, Mew mengikuti langkah Gulf untuk keluar dari rumah sakit menuju tempat mobil mereka terparkir. Namun sebelum tiba disana, Gulf tiba-tiba mengeluarkan ide gilanya.

“Aku mau pulang naik bus” Ujarnya.

“Kita bawa mobil. Kenapa harus bus?”

“Entahlah. Tapi aku mau pulang naik bus”

“Gulf, kau tau kawasan apartment ku sangat jauh dari tempat pemberhentian bus. Kita harus berjalan cukup jauh nantinya”

“Aku tidak peduli. Jika kau tidak mau, kau bisa pulang naik mobil mu sendiri. Aku akan tetap naik bus”

Gulf sungguh-sungguh dengan kemauannya. Ia melangkahkan kakinya keluar dari area parkir menuju halte bus dengan girang. Mew sendiri tidak mungkin meninggalkan Gulf sendirian. Ia tidak segila itu. Akhirnya ia menuruti keinginan Gulf.

Setelah sepuluh menit menunggu, masih belum ada tanda-tanda bus itu akan datang. Bahkan penuhnya halte bus itu membuat Gulf tidak mendapatkan bangku untuk duduk.

Mew dengan gelisah melirik kearah bangku yang sudah diduduki. Haruskah ia ke sana dan mengatakan jika Gulf-nya sedang hamil? Mungkin saja mereka akan memberikan kursinya kepada Gulf.

Baru saja hendak melaksanakan niatnya, “Phi.. Busnya datang” Seru Gulf.

Beberapa orang disana segera berdiri dan mengambil ancang-ancang untuk menaiki bus.

“Ini terlalu ramai, Gulf. Sebaiknya kita menunggu bus yang lain”

“Itu akan memakan waktu lama, Phi. Ayo naik”

Ini pertama kalinya Mew naik transportasi umum. Berdesak-desakan dan bahkan berebutan untuk mendapatkan kursi kosong. Untungnya, Mew berhasil mendapatkan satu kursi kosong untuk Gulf. Meskipun gara-gara itu ia harus diteriaki oleh salah satu penumpang lainnya yang juga mengincar kursi yang sama.

Gulf menoleh kearah Mew yang berdiri tepat disampingnya, “Terima kasih” Sembari melingkarkan kedua tangannya kepinggang Mew dan menyenderkan kepalanya tepat diperut Mew.

OH! MY SUN ☀️🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang