Part 2

6.8K 813 65
                                    

"Kau sudah berumur. Mau sampai kapan lagi kau menghindar?”

Seorang wanita paruh baya terlihat sedang menceramahi putra semata wayangnya. Ia sudah menunggunya sejak sore tadi diapartmennya.

“Ma, kenapa membahas masalah ini lagi?”

Mew Suppasit, putra semata wayang dari kelurga Jongcheveevat baru saja masuk ke apartmentnya dan mendapati Mamanya sedang duduk manis menunggu kepulangannya.

Masalah kali ini adalah alasan kenapa Mew memilih untuk pindah dari rumahnya dan tinggal sendiri di apartment. Ia tidak suka mendengar Mamanya yang setiap hari berusaha menjodohkannya karena berpikir bahwa umurnya sudah cukup untuk menikah.

“Cobalah untuk menemui mereka. Mungkin kau akan menyukai salah satunya”

“Menikah bukanlah seperti membeli barang, Ma”

“Lihatlah ini. Anak teman Mama” Mama Mew hendak menunjukan selembar foto namun ditepis oleh Mew dengan lembut.

“Ma, aku bisa menemukan pasangan ku sendiri, naa..”

“Kau tau kan keluarga Traipipattanapong? Dulu kecil kalian sering main bersama”

Mew tidak begitu mengingat masa kecilnya. Lagipula ia tidak akan menjalankan pernikahan hanya karena perjodohan. Ia ingin menemukan cintanya sendiri tanpa campur tangan siapapun.

Saat ini Mew sedang fokus dengan perusahaan yang baru saja ia bangun. Tidak ada waktu baginya untuk mengurusi masalah percintaan.

Dan akhirnya Mama Mew menyerah setelah hampir dua jam lamanya ia membujuk rayu anaknya yang tidak membuahkan hasil.

“Mama harap kau segera menemukan pasangan mu” Ucap Mama Mew sebelum pintu dihadapannya ditutup.

☀️🌻

“Apa kau sungguh harus melakukannya?” Mild melihat Gulf mondar mandir tak jelas.

Gulf Kanawut, seorang pria baik namun menjadi bodoh dalam urusan percintaan. Meski sudah berkali-kali disakiti, ia tetap dengan bodohnya memberikan maaf kepada Bright. Seperti saat ini contohnya, ia sedang menyiapkan pesta kejutan dihari ulang tahun Bright yang jatuh pada hari ini.

Terlihat sebuah kostum boneka beruang cokelat dipojok ruangan. Entah apa yang akan dilakukannya dengan itu. Mild hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Mulutnya sudah terlalu lelah untuk menyadarkan Gulf akan kebodohannya.

Tepat sore ini, Gulf sudah menyewa sebuah taman kecil disalah satu pusat perbelanjaan ditengah kota untuk menjalankan kejutannya. Ia bahkan menyulap taman itu menjadi taman yang sangat indah yang akan digunakan sebagai tempat mereka makan malam nantinya. Membayangkannya saja sudah membuat Gulf bahagia karena ia yakin Bright pasti akan menyukainya.

“Saat kau ulang tahun saja, pria brengsek itu tidak melakukan apapun. Ia malah membuat mu menunggu karena wanita lain”

Gulf tidak memperdulikan Mild yang sedang mengoceh kepadanya.

“Aku yakin Bright pasti akan menyukainya” Gulf tersenyum saat teringat rencana yang sudah ia susun sejak beberapa minggu lalu.

Setelah selesai membereskan semua, Gulf memasukan kostum beruangnya ke dalam mobil dan segera melaju menuju pusat perbelanjaan. Sepanjang perjalanannya ia tampak seperti bocah lugu yang tak henti-hentinya tersenyum membayangkan betapa bahagianya mereka nanti.

☀️🌻

“Apa yang sedang mereka lakukan?”

“Seseorang menyewa taman untuk merayakan hari ulang tahun kekasihnya”

“Bukankan tidak mudah untuk menyewanya? Bagaimana ia bisa menyela antrian yang sudah ada?”

“Kau tau keluarga Traipipattanapong? Putranya lah yang menyewa taman itu hari ini. Tentu saja dengan koneksi orangtua-nya”

Mew bersama dengan Dareen sedang mengelilingi pusat perbelanjaan dan perhatiannya tertuju kepada taman yang sedang dipersiapkan untuk suatu acara. Dan ternyata acara itu diadakan oleh putra dari keluarga Traipipattanapong. Mew masih mengingat jelas jika nama itu pernah disebutkan oleh Mamanya untuk dijodohkan dengannya.

Bagaimana Mama bisa menjodohkan ia dengannya? Jelas-jelas ia sudah memiliki kekasih. Atau mungkin kekasihnya ini tidak disetujui oleh keluarganya? Entah bagaimana, tiba-tiba Mew menjadi penasaran akan sosok putra dari keluarga Traipipattanapong itu.

“Kapan acaranya akan dimulai?” Tanya Mew.

“Pukul tiga sore nanti”

Mew hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya.

Pusat perbelajaan itu berada dibawah naungan Mew. Ia mengatur semuanya mulai dari design gedung, anggaran dan juga promosi akan gedung barunya. Memberikan penawaran yang menarik hingga gedung itu akhirnya diminati pada penyewa bahkan sebelum pusat perbelanjaan itu berdiri. Dan sekarang pusat perbelanjaan itu menjadi tempat ter-ramai yang didatangi dikotanya.

Kembali ke ruangannya, Mew berusaha mengalihkan pikirannya dari acara kejutan yang sebentar lagi akan berlangsung. Ia ingin tau bagaimana wajah putra dari Traipipattanapong dan siapa kekasihnya yang beruntung mendapatkan kejutan yang romantis seperti itu.

Tapi disisi lain, Mew tau jika itu tidak ada hubungan sama sekali dengannya. Bukankah justru lebih bagus karena orang yang akan dijodohkan dengannya sudah memiliki kekasih? Itu artinya ia tidak perlu bersusah payah untuk menolak Mamanya lagi.

Gelisah sambil memainkan cincin yang melingkar di ibu jarinya, Mew akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Seakan dengan sendirinya, kedua kaki Mew membawanya melangkah menuju ke taman dan membuatnya melihat seorang pria sedang mencoba mengenakan kostum boneka beruang.

Tanpa Mew sadari, Ia tersenyum.

Pria yang berdiri tak jauh dihadapannya itu terlihat sangat menggemaskan. Tampak dari wajahnya, ia adalah pria baik. Dan yang paling Mew sukai adalah senyumannya.

Pria itu tersenyum dan membuatnya terlihat sangat manis dan cantik? Mew rasa ia pasti sudah gila karena mengganggap pria itu cantik. Bukankah seorang pria itu seharusnya tampan?

Mew menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menyadarkan dirinya. Mungkin ia harus segera pergi dari sana sebelum kembali terlena akan pria lucu itu.

“Aku akan segera ke taman. Kenapa kau begitu menyebalkan?” Seorang pria melintas dihadapan Mew.

Taman?” Mew menghentikan langkahnya.

Kenapa nada bicaranya harus seperti itu? Mew mengernyitkan dahinya mendengar nada kasar yang baru saja keluar dari mulut pria yang melintas dihadapannya. Tidak mungkin jika ia adalah kekasihnya bukan?

“Phi Bright...” Seorang wanita terlihat menyusulnya.

“Fei.. Kenapa lama sekali?” Jika dengan Fei, nada suara Bright berubah menjadi lembut.

"Jalanan sangat macet sekali tadi. Tapi selamat ulang tahun, naaa.." Fei mengecup lembut pipi Bright dengan malu-malu.

“Dan terimalah ini. Kau bisa membeli apapun yang kau mau untuk kado ulang tahun mu” Fei menyerahkan kartu kreditnya kepada Bright.

Dengan senyuman manisnya Bright menerima kartu yang disodorkan Fei kepadanya. Sebagai ucapan terima kasih, Bright mencium singkat bibir Fei yang seketika membuatnya merona saat mendapatkan perlakuan yang begitu manis.

"Terima kasih. Kau memang yang terbaik"

“Kapan kau akan memutuskan hubungan mu dengan Gulf? Aku lelah harus menjadi yang ke-2”

“Ku harap kau bersabar sedikit lagi”

“Lalu kenapa ia meminta mu ke taman hari ini?”

“Entahlah. Dia meminta ku untuk mengambil sesuatu disana”

Diantara mereka, masih ada Mew yang berdiri terpaku melihat bagaimana memuakannya tingkah pria yang dipanggil dengan nama Bright itu.

"Pria ini tidak dapat dimaafkan"

To be continue..

OH! MY SUN ☀️🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang