00 - AWAL DARI SEGALANYA

991 23 0
                                    

PENYAKIT SAYA KUMAT, GATEL BANGET BUAT UP WKWK

HAPPY READING!

🌠🌠🌠

Rora berjalan cepat, ia tidak ingin Arga kembali memohon hal yang sama setiap Rora memiliki waktu kosong. Rora menoleh kebelakang, ternyata Arga tidak menyerah untuk mengejarnya, Rora berlari. Tapi sialnya Rora malah menabrak dinding.

"Awwh." Ringisnya, mengelus overhead kesayangannya. Rora berbalik saat tangannya di tarik oleh seseorang, dan tentu orang itu adalah Arga, cowok aneh plus gajelas. Rora melepaskan tangan Arga yang menggenggam tangannya. "Apa lagi sih?!" Ngegas Rora.

"Please, bantuin gue. Lo mau ya jadi pacar gue?"

Rora berdecak, ia melihat kekanan dan kiri, takut-takut ada siswa/i lain ada di sekitar sini. "Kan gue udah bilang, gue gak mau. Ngerti gak sih?"

Arga tampak menghembuskan napasnya gusar, "demi papa gue... Please." Arga menggenggam kedua tangan Rora, tapi Rora kembali melepasnya. "Ra, please...." Melas Arga dengan mata berkaca-kaca.

Rora menarik napas dalam, "gue gak mau!" Setelah menolak mentah-mentah Arga, Rora hendak pergi, namun tangan Arga kembali menahannya. Rora menghempaskan tangan Arga, "lo gak ngerti bahasa manusia, ya? Apa perlu gue kasih bahasa binatang?!" Marah Rora tersulut emosi. Arga menitikkan air matanya, lalu cepat-cepat menghapusnya. Rora sedikit kaget, walaupun ini bukan yang pertama kalinya. "Cengeng!" Cibir Rora, ia sedikit tidak enak hati, tapi Arga jika tidak dikasarkan akan sulit pergi.

"Iya, gue cengeng, gue butuh lo... Papa juga...."

"Ck, udahlah, lo cari cewek lain!" Rora hendak kembali melangkah, tapi Arga kembali mencegatnya. "Arga!"

"Please, demi papa gue deh, bukan demi cinta gue ke lo. Papa gue mau liat gue bawa pacar, please Ra...." Mohon Arga sambil berlutut.

Rora melangkah mundur, ia tidak enak hati. "Cari cewek lain!"

Arga menggeleng, "gue cinta lo! Lo cewek yang bisa gue percayai...."

Rora menghembuskan napasnya, ia mengangkat Arga agar berdiri kembali, ia menatap Arga yang masih menampilkan mimik wajah memohon. "Lo tau 'kan perbedaan kita?" Tanya Rora, agar Arga mengerti, padahal Rora hanya ingin mengelak saja, siapa juga yang mau bersanding dengan cowok sinting macam Arga.

Arga mengangguk lesu, "tau."

"Trus?"

"Jalanin dulu...." Balas Arga.

Rora melototkan matanya, jawaban Arga tidak sesuai ekspetasinya. "What?" Kaget Rora. "Gue gak cinta lo, asal lo tau!"

"Iya tau Ra, tapi bisa aja cinta itu tumbuh dengan sendirinya, biar waktu yang berbicara...."

"Ah, gak usah puter-puter, gue mau jadi pacar boongan lo, bukan asli. Ini demi papa lo!" Final Rora yang merasa lelah dengan tingkah Arga selama 4 bulan belakangan ini, setelah Rora menginjakkan kakinya di sekolah ini.

Arga berbinar, "serius?!"

"Menurut lo?"

"Gue pelu--"

"Minggir, gue mau ketemu crush gue...." Rora mendorong Arga ke samping dengan keras, tidak peduli jika Arga terbentur atau mati, karena pot bunga yang terbuat dari semen dan berukuran besar, belum lagi ujungnya yang sangat tajam.

"Ra, setidanya lo perlakuin gue seperti pacar lo...." Ucap Arga. Ternyata Arga masih bernapas.

Rora menghentikan langkahnya, ia tidak berbalik. "Ngelunjak ya lo!" Bentaknya.

"Iya Ra, karena gue cinta mati sama lo, dan itu sungguh-sungguh."

Rora mengepalkan tangannya, "gue gak cinta sama lo, ARGA!"

"Liat aja, sekarang lo nyandang status pacar boongan, gak tau dikemudian hari, mybe lo jadi teman hidup gue...." Rora sedikit mendengar kekehan menyedihkan Arga karena terlalu berharap.

"Jangan harap itu terjadi, gue dan lo beda...."

"Kadang perbedaan itu yang buat orang bersatu Arora Berin...."

Rora berbalik, jaraknya dengan Arga tidak jauh, Rora menatap tajam Arga. Ia menunjuk Arga dengan jari tengahnya. "Terang dan gelap gak akan bisa bersatu, sekalipun lo memaksa. Gak ada yang bisa mersatuin ikatan apapun kalau gak ada izin dari mahakuasa!"

Arga terlihat mengepalkan kedua tangannya, "ada yang bisa bikin bersatu, adat kita Ra...."

"Jangan berharap gue mau! Cukup ya Ga, masih untung gue mau nerima permohonan lo, jangan ngelunjak jadi manusia!" Rora berbalik, hendak melangkah tapi kembali berhenti.

"Lo terangnya kan Ra? Gue gelapnya?"

Diam

"Gue bakal ubah gelap jadi terang...."

"NO!" Teriak Rora kembali menghadap Arga. "Tahu batasan Arga! Cinta lo itu cuma obsesi!"

"Gak, gue gak terobsesi, gue cuma berjuang dapetin lo. Sekarang udah dapet, kenapa gak sekalian gue dapet lo seutuhnya, melawan pencipta gue sekalipun!"

"ARGA!"

"Gue dapet 'gelap' karena keluarga bukan keinginan, lagian menentukan jalan itu masing-masing, bukan karena keluarga. It's okay gue mau ke 'terang'."

"Please, jangan bahas yang gak akan terjadi!"

"Akan terjadi, karena gue yang jadi sutradara di kisah cinta kita, sekalipun lo masih jadi pemeran utama dan pendaping lo belum jelas, tapi gue bakal buat alur baru, bahwa penonton akan mengetahui jika pendamping tokoh utama adalah sutradaranya."

"ARGA!"

"Apa?"

"ARGHH, Nyesel gue ngabulin permohonan lo!" Kesal Rora frustasi.

"Seharusnya lo beruntung dapetin gue...."

"Terserah lo anjing!"

🌠🌠🌠

SEMOGA SUKA....
SELAMAT TINGGAL👋

TBC!

AROGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang